PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
“PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Menilai pembelajaran bukanlah suatu tugas yang berat
bagi guru, jika dilakukan dengan cinta. Justru pekerjaan itu akan menjadikan
seorang guru menjadi guru yang lebih
baik. “ (Yulianti Siantajani)
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan kurikulum terdapat
beberapa komptensi – kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum TK , yang
merupakan kemampuan – kemampuan yang harus dicapai oleh anak didik selama mengikuti
pendidikan di TK (PAUD) Penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian
kemampuan anak didik.
1. Pengertian Penilaian
Apa itu Penilaian? Penilaian merupakan proses pengukuran
terhadap hasil dari kegiatan belajar anak. Penilaian kegiatan belajar di PAUD
menggunakan pendekatan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan
penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan fakta
yang sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur,
berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan yang
telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.
Mengapa perlu dilakukan penilaian? Dalam keseharian
guru bekerja bersama anak. Selain guru memfasilitasi anak, guru juga melakukan
pengamatan. Guru mengamati hal-hal apa saja yang anak tahu, apa saja yang anak
bisa, dan apa saja yang menjadi kebiasaan anak.
Harapannya, bahwa setelah guru mengetahui tiga hal
tersebut, guru dapat merancang program pengembangan pembelajaran sesuai dengan
minat, kekuatan, dan kebutuhan anak. Program pengembangan pembelajaran yang
disusun dan direncanakan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan anak akan
menstimulasi potensi anak menjadi anak yang kompeten. Anak yang semakin tahu,
semakin bisa, dan semakin memiliki kebiasaan yang baik.
Berbagai informasi tentang kemajuan anak ini merupakan
hasil belajar yang perlu disampaikan pada orang tua. Dengan diperolehnya
berbagai informasi tentang anak, orang tua dan guru memperoleh gambaran capaian
hasil belajar anak. Capaian ini diukur berdasarkan standar PAUD yang telah
ditetapkan secara nasional, yang tertulis di dalam Permendikbud No. 137 tahun
2014 tentang Standar PAUD dan 146 tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD.
“
2. PEDOMAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Harapannya, guru dan orang tua dapat bekerja sama
dalam meningkatkan kemampuan-kemampuan yang belum dicapai anak sehingga tumbuh
kembang anak berlangsung secara optimal.
Apa yang dinilai? Lingkup penilaian mencakup
pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi
ukuran fi sik yang diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh,
tinggi badan/panjang badan, dan lingkar kepala. Sementara itu, penilaian
perkembangan mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan bertambahnya
fungsi psikis anak, yaitu nilai moral
dan agama, perkembangan fi sik motorik
(gerakan motorik kasar dan halus, serta kesehatan fi sik), sosial emosional,
komunikasi (berbicara dan bahasa), kognitif (pengetahuan), dan seni
(kreativitas).
Enam program pengembangan yang menjadi area penilaian
mengarah pada tercapainya Kompetensi Inti yang menjadi Standar Tingkat Pencapaian
Perkembangan Anak. spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
Kapan melakukan
penilaian terhadap anak? Penilaian pada anak dilakukan pada saat anak melakukan
kegiatan. Penilaian dapat dilakukan dalam berbagai aktivitas anak, sejak anak
datang, berbaris, mengikuti proses
belajar, mencuci tangan, makan bekal,
bermain bebas, sampai pulang kembali. Penilaian itu dilakukan secara alami,
baik berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku anak selama proses
berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut. Itulah yang disebut penilaian
autentik
Siapa yang melakukan penilaian terhadap anak?
Penilaian dilakukan oleh guru karena guru memiliki fungsi sebagai penilai
(assessor) selain juga berfungsi sebagai fasilitator dan fungsi- fungsi lainnya.Guru
di sini bukan hanya satu guru, tetapi dapat melibatkan guru lain yang biasa
bersama anak dalam keseharian anak belajar. Guru juga dapat menggali informasi
kepada orang tua agar dapat mengenali perilaku anak selama berada di rumah.
Informasi ini penting dalam menambah pengetahuan guru tentang siapa anak itu,
dan dapat memberikan informasi yang berharga dalam memaknai perkembangan dan
belajar anak. Tidak kalah pentingnya guru melibatkan anak dalam menilai dirinya
sendiri. Percakapan guru dengan anak dapat menggali tentang pemahaman anak
terhadap dirinya sendiri.
3. PEDOMAN PENILAIAN
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Bagaimana melakukan proses penilaian? Perhatikan
prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian.
1. Mendidik
Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi,
mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
2.
Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan
terus-menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak.
3. Objektif
Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai sehingga menggambarkan data atau informasi yang
sesungguhnya.
4. Akuntabel
Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta
dapat dipertanggungjawabkan.
5.
Transparan Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian
dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan.
6.
Sistematis Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan berbagai instrumen.
7.
Menyeluruh Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak
baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian mengakomodasi seluruh
keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi, termasuk anak yang berkebutuhan
khusus.
8. Bermakna
Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orang tua,
guru, dan pihak lain yang relevan.
Lakukan proses pengamatan terhadap anak. Saat anak
melakukan berbagai kegiatan, guru dapat mengamati segala hal yang dilakukan
anak ataupun diucapkan anak, termasuk ekspresi wajah, gerakan, dan karya anak.
Dalam
melakukan pengamatan, guru perlu melakukan pencatatan sebagai bukti sekaligus
pengingat terhadap segala hal yang diamatinya.
Teknik yang
digunakan dalam melakukan pencatatan, berupa :
Menetapkan indikator penilaian Sebelum melaksanakan
pembelajaran, guru membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan tema yang
telah ditetapkan. * Pada RPPH tersebut telah ditentukan pula rancangan
penilaian yang akan dilakukan? Nah, dalam RPPH tersebut memuat indikator
pencapaian perkembangan yang akan dijadikan instrumen penilaian dalam bentuk
ceklis.
. 1. Ceklis dapat dibuat per
anak dalam satu periode tertentu, atau dapat pula dibuat per periode dengan
mencatat nama semua anak.
Contoh
ceklist perkelas
Format Skala
Capaian Perkembangan Harian
Kelompok
:..........
Tanggal.......................
No
|
Indikator
penilaian
|
Arya
|
Beril
|
Clarisa
|
Danisa
|
Fatah
|
Galuh
|
dst
|
1
|
Terbiasa
mengucapkan salam
|
BSH
|
||||||
2
|
Terbiasa
mengucapkan rasa syukur terhadap Cipt. Tuhan
|
MB
|
||||||
3
|
Terbiasa
mencuci tangan sebelum makan
|
BSH
|
||||||
4
|
Terbiasa
berdoa sebelum dan sesudah makan
|
MB
|
||||||
5
|
Terbiasa
mengikuti aturan
|
BB
|
||||||
6
|
Terbiasa
bicara dengan suara ramah dan pelan/ sopan
|
BSB
|
||||||
7
|
dst
|
Keterangan:
- Indikator dalam format sesuai dengan tercantum dalam RPPH
- Setiap anak diukur ketercapaian perkembangannya sesuai dengan indikatornya.
- Kolom pencapaian perkembangan diisi dengan kategori 1 (BB), 2 (MB), 3 (BSH), dan 4 (BSB).
- 1 (BB) artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru;
- 2 (MB) artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru;
- 3 (BSH) artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru;
- 4 (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan.
2. Catatan anekdot
Catatan anekdot
digunakan untuk mencatat seluruh fakta, menceritakan situasi yang terjadi, apa
yang dilakukan dan dikatakan anak. Catatan anekdot sebagai jurnal kegiatan
harian mencatat kegiatan anak selama melakukan kegiatan setiap harinya. Catatan
anekdot memungkinkan untuk mengetahui perkembangan anak yang indikatornya baik
tercantum maupun tidak tercantum pada RPPH.
Hal-hal pokok yang dicatat dalam catatan anekdot
meliputi nama anak yang dicatat perkembangannya, kegiatan main atau pengalaman
belajar yang diikuti anak dan perilaku, termasuk ucapan yang disampaikan anak
selama berkegiatan.
Catatan anekdot dibuat dengan menuliskan apa yang
dilakukan atau dibicarakan anak secara objektif, akurat, lengkap dan bermakna
tanpa penafsiran subjektif dari guru. Akurat (tepat), objektif (apa adanya,
tanpa memberi label misalnya: cengeng, malas, nakal), spesifi k (khusus/
tertentu), sederhana (tidak bertele-tele), dan catatan guru terkait dengan
indikator yang muncul dari perilaku anak. Catatan berupa jurnal kegiatan akan
lebih baik bila disertai foto kegiatan anak.
Jika guru sedang sibuk memfasilitasi anak, dan pada
saat yang bersamaan guru sempat menangkap suatu aktivitas bermakna yang
dilakukan anak, guru dapat mencoret-coret dengan kode atau kata-kata singkatan
sebagai pengingat. Jika memiliki kamera akan lebih mudah untuk merekam berupa
foto atau video. Setelah anak pulang, barulah peristiwa tersebut ditulis lebih lengkap.
CATATAN
ANEKDOT
Tanggal.....................
Usia/Kelompok
:..5-6 tahun......./....B1.... Nama
Guru : Bu Nining
No
|
Nama Anak
|
Tempat
|
Waktu
|
Peristiwa/perilaku
|
1
|
Risa
|
Halaman
Sekolah
|
07.30
|
Risa turun
dari boncengan motor ayahnya. Kakinya menghentak – hentak kelantai sambil
marah dan menangis
|
2
|
Beril
|
Taman Lalu
lintas
|
09.00
|
Beril
bermain bola sendiri, melambungkan bola dan memasukkan dalam ring
|
3
|
Intan
|
Area
persiapan
|
09.15
|
Dita
menggunting kertas bergambar kepala, badan, dan kaki . Dita menggunting
diluar dengan menggunakan 3 jari
|
4
|
dst
|
.
3. Contoh data
dari hasil karya.
Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak dengan
teliti. Semakin guru mampu melihat dengan rinci maka akan lebih banyak
informasi yang didapatkan guru dari hasil karya anak tersebut. Hubungkan dengan
indikator pada KD, dan tuliskan capaian perkembangan kemampuan anak terhadap
karya tersebut. Semua data/informasi tentang anak yang telah terkumpul di dalam
portofolio perlu diolah untuk dianalisis.
Lakukan
pengolahan secara berkala.Pengolahan bulanan perlu dilakukan agar guru dapat
melakukan penilaian bulanan. Hasil pengolahan bulanan dijadikan acuan untuk
melakukan penilaian semester.
Langkah-langkah dalam mengolah data. 1. Seluruh
catatan skala capaian perkembangan harian disatukan berdasarkan indikator dari
KD yang sama. Walaupun dalam format ceklis (V) harian indikatornya memuat tema
dan materi, untuk dimasukkan ke dalam penilaian bulanan cukup melihat indikator
dari KD yang tercantum dalam format penilaian perkembangan umum. Apabila dalam
indikator yang sama dalam satu KD terdapat perbedaan capaian, capaian
perkembangan yang tertinggi dijadikan capaian akhir. 2. Semua kemampuan anak
dianalisis untuk mengetahui capaian kemampuan anak, apakah anak tersebut berada
pada kemampuan BB, MB, BSH, atau BSB
4. Pelaporan
Mengisi Data ke dalam Penilaian Perkembangan Anak
Setelah semua data dianalisis langkah selanjutnya semua data dimasukkan ke
dalam format penilaian perkembangan
anak. Format perkembangan digunakan
untuk mencatat perkembangan bulanan, juga digunakan untuk mencatat perkembangan
anak selama satu semester.
Untuk mengisi kolom penilaian bulanan dan hasil akhir
semester, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1.Semua data
yang diolah dijadikan bahan analisis.
2. Apabila menggunakan guru sentra yang
berarti guru sebagai tim, penilaian ditetapkan secara bersama oleh semua guru
yang menangani anak, sedangkan pengisian laporan dilakukan oleh guru wali.
3. Data capaian perkembangan anak pasti cukup
banyak sehingga dalam satu indikator bisa muncul data berulang-ulang dengan
tingkat pencapaian yang berbeda.
Untuk menentukan
pengisian pada kolom capaian perkembangan,
digunakan capaian terbaik dengan pengertian kemampuan anak berkembang
tersebut. Contoh untuk kemampuan kemandirian anak :BB-MB-MB-BSH-BSH-BSB diambil
BSB (Berkembang Sangat Baik) artinya kemampuan anak berkembang ke arah sangat
baik.
Bagaimana
pelaporan perkembangan anak kepada orang tua? Pelaporan merupakan
kegiatan mengomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian tentang perkembangan
anak setelah mengikuti layanan/kegiatan pembelajaran di satuan PAUD.
Berikut ini hal
hal yang perlu diperhatikan guru saat akan menulis laporan perkembangan anak.
1.Etika
Pelaporan Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang
tingkat pencapaian perkembangan. Pelaporan berupa deskripsi pertumbuhan fi sik
dan perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.
2.Laporan
perkembangan anak didik dibuat secara tertulis oleh guru. Penyampaian laporan
dilakukan secara tatap muka sehingga dimungkinkan adanya hubungan dan informasi
timbal balik antara pihak lembaga dengan orang tua.
3.Dalam
pelaksanaan kegiatan ini hendaknya kerahasiaan data atau informasi dijaga,
artinya bahwa data atau informasi tentang anak didik hanya diinformasikan dan
dibicarakan dengan orang tua anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli
dalam rangka bimbingan selanjutnya.
Para orang tua ingin tahu tentang kondisi perkembangan
anaknya tetapi juga memiliki keterbatasan waktu, oleh karena itu saat bertemu
lebih difokuskan pada hal-hal berikut:
1. Keadaan
anak waktu belajar secara fi sik, sosial, dan emosional.
2. Partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan
di lembaga PAUD.
3. Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum
dikuasai anak.
4. Hal-hal
yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan mengembangkan anak lebih
lanjut.
Jenis
Pelaporan
Pelaporan hasil perkembangan anak dapat
dibedakan menjadi laporan insidental dan laporan berkala.
1. Pelaporan
berkala disesuaikan dengan jadwal kalender akademik yang ditetapkan satuan
PAUD.
2. Pelaporan secara insidental disampaikan
apabila ada hal-hal yang terkait dengan perkembangan anak yang dianggap penting
untuk segera dibicarakan bersama dengan orang tua. Laporan insidental dapat
disampaikan secara lisan atau dicatat dalam buku penghubung.
Waktu
Pelaporan
Pemberian laporan dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu seperti laporan triwulan atau enam bulan (satu semester).
Bentuk
Pelaporan Semester Laporan semester disampaikan dalam bentuk narasi, hasil rangkuman perkembangan anak didik sebagai
dampak dari proses belajar selama satu semester
.Dalam menyusun ulasan (deskripsi) ditulis dengan
kalimat yang efektif/ tidak terlalu rumit dan obyektif sehingga tidak menimbulkan persepsi yang
salah bagi orang tua atau bagi yang berkepentingan terhadap laporan perkembangan
anak didik.
Laporan yang
ditulis guru hendaklah dalam kalimat positif, jelas, mudah dipahami, serta
menggunakan tata bahasa dan ejaan yang benar.
Tata cara
dalam penulisan laporan :
1.
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dengan kalimat positif dan santun
2.
Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian dan perkembangan hasil belajar
anak secara nyata (bersumber pada data autentik, tidak mengada-ada)
3. Isi
laporan menggambarkan kemajuan perkembangan anak yang telah mencapai BSH dan
BSB di setiap indikator pada kompetensi dasar program pengembangan
4.
Memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan
kemampuan anak yang indikator perkembangannya masih dalam BB dan MB
5. Laporan
bersifat personal (individual) yang menggambarkan perilaku khusus anak di kela
Tips mudah
menuliskan narasi di laporan perkembangan anak.
1. Peganglah kompilasi data anak. Ini merupakan
input yang utama dalam menuliskan laporan.
Apabila simpulan akhir adalah BSH dan BSB,
masukkanlah indikator-indikatornya ke dalam teks laporan, dalam bahasa narasi
yang dapat dipahami orang tua. Ini merupakan
kekuatan dan kompetensi anak.
Apabila simpulan akhir adalah BB dan MB,
masukkanlah indikator-indikatornya ke dalam teks laporan, dalam bahasa narasi
yang dapat dipahami orang tua. Ini merupakan
rekomendasi bagi anak. Harapannya orang tua dan guru membantu
menstimulasi untuk waktu-waktu yang akan datang.
2. Berikan pengantar pada paragraf PENDAHULUAN.
Tuliskan hal-hal umum tentang anak, misalnya kehadiran, dan kepibadian anak).
3. Tuliskan 6 program pengembangan (nilai agama
& moral, fi sik motorik, sosial emosional, bahasa, kognitif dan seni). Dalam
tiap program pengembangan masukkan kompetensi dasar yang telah diberikan.
Jangan lupa tulis pula indikator-indikator yang muncul dari kompetensi dasar
tersebut. Apabila ada fakta-fakta dari catatan anekdot atau hasil karya,
masukkanlah untuk membuktikan kompetensi anak tersebut. Jika memiliki foto, lampirkanlah….
!
Berikut
adalah contoh laporan tertulis hasil evaluasi perkembangan anak:
LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK SEMESTER PERTAMA
TAHUN AJARAN 2015/ 2016 “KB & TK
TUNAS BANGSA MAGETAN”
Nama :
Clarissa /Risa Tanggal
lahir : 11 Juni 2011
Kelas : B1
Kelompok :Mawar
Pendahuluan
Mengikuti
perkembangan ananda pada awal tahun ajaran baru ini, sungguh merupakan
pengalaman yang menyenangkan.
Kemandirian ananda semakin tampak ketika tiba di sekolah. Ananda telah terbiasa dengan segala rutinitas
yang ada di sekolah. Tingkat kehadiran ke sekolah sangat tinggi, hanya 1 kali
dalam tengah semester ini ananda tidak hadir ke sekolah. Ia datang dengan ceria
setiap pagi.
Perkembangan Nilai Agama & Moral
Perkembangan
agama dan moral Ananda berkembang sesuai dengan harapan. Beberapa perkembangan agama yang dicapai antara lain
mengenal dan mempercayai Tuhan melalui Ciptaan-Nya. Hal ini tampak ketika
ananda mampu menyebutkan fl ora dan fauna laut sebagai ciptaan Tuhan yaitu ikan
hiu, cumi-cumi, ubur-ubur, kuda laut, bintang laut, lumba-lumba dan terumbu
karang. Selain itu ananda juga mampu memimpin doa sebagai ungkapan syukur
kepada Tuhan, ketika mengikuti Holy Morning. Ananda juga mampu melafalkan Surat
Al- Fatihah, An-Naas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Alaq, Al-Kausar, Al-Kafi run dan
Al-Baqarah ayat 255 (ayat kursi).
Ananda juga
mampu melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa.
Setiap pagi, ia telah menyiapkan diri bersama teman- teman untuk mengikuti
kegiatan pagi. Hal ini terlihat ketika Ananda mengikuti
gerakan
berdoa dan melafalkan ayat-ayat suci Alquran sesuai petunjuk guru. Ananda
adalah anak yang memiliki moral yang baik. Ia berperilaku santun, sabar
mendengarkan orang lain yang sedang berbicara dan terbiasa mengucapkan terima
kasih setelah dibantu atau diberi sesuatu oleh teman atau guru.
Perkembangan Fisik Motorik
Perkembangan
motorik berkembang sesuai dengan harapan. Ia mampu menggunakan otot-otot
besarnya pada tangan dan kaki secara terkontrol dalam merangkak, meniti di atas
papan titian dan berayun melewati halang rintang.
Koordinasi
otot-otot tangan dan mata berkembang sesuai usianya. Ananda mampu merobek kertas dan
menempelkannya di atas kertas HVS menjadi bentuk orang. Tangan mungil ananda
merobek kertas menjadi bagian kecil-kecil kemudian ditempel di kertas putih. Ia
mampu menggunakan kuas dan krayon untuk menggambar dan melukis. Tangan mungil
ananda juga tampak luwes ketika bermain meronce huruf. Ananda mampu memasukkan
benang ke dalam lubang balok huruf tanpa mengalami kesulitan.
Ananda juga
mulai menunjukkan perkembangan yang berarti dalam hal hidup sehat. Awalnya
ananda tampak ragu untuk makan sayur, namun karena dukungan teman dan guru,
ananda akhirnya mau mencoba makan sayur sebagai sumber makanan bergizi. Ananda
juga mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat. Hal ini tampak ketika
ananda berinisiatif mencuci piring dan peralatan memasak usai digunakan.
Karena itu,
mohon orang tua dapat bekerja sama dalam
meningkatkan perilaku hidup sehat Ananda dengan memotivasi agar gemar makan
sayur di rumah. Membawakan bekal berupa kreasi sayur dan makanan sehat lainnya
dapat menjadi rekomendasi untuk meningkatkan perkembangan fi sik Ananda.
Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan
sosial emosional ananda berkembang sesuai dengan harapan. Beberapa perkembangan
yang tercapai antara lain ananda
memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan
sehari-hari untuk melatih kedisiplinan. Ananda mampu mentaati aturan yang telah
disepakati bersama ketika bermain seperti saling berbagi mainan, menggunakan
tangan dan kaki dengan baik dan membereskan mainan setelah selesai digunakan.
Ananda juga memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar untuk melatih kedisiplinan.
Hal ini tampak ketika ananda mau menunggu giliran dengan berbaris rapi ketika
hendak melakukan suatu kegiatan. Ananda juga memiliki perilaku yang
mencerminkan sikap tanggung jawab, peduli kepada teman dan bekerja sama dalam
bermain atau membereskan alat-alat main setelah selesai menggunakannya.
Perilaku
yang mencerminkan sikap percaya diri ananda tampak mulai berkembang. Dengan
demikian, diharapkan orang tua semakin memberi kesempatan dan memotivasi ananda
untuk lebih berani tampil di depan umum dan lingkungan sosialnya. Dapat juga
dengan memberikan kepercayaan dan tanggung jawab pada tugas-tugas sederhana
yang dapat ananda kerjakan sendiri.
Perkembangan Bahasa.
Perkembangan
bahasa ananda berkembang sesuai dengan harapan. Ananda mampu menyimak instruksi
guru dengan memberikan respon yang tepat. Kemampuan menyimak petunjuk yang
diberikan guru juga tampak ketika ia membuat karya dari kertas buram yang sudah
diberi pola kemudian disobek menjadi bagian-bagian kecil membentuk tubuh
manusia lengkap. Ananda mampu mengerjakan tugas tersebut dengan baik.
Ananda mampu
bercerita kepada guru tentang apa yang dibuatnya. Baik saat selesai membangun
karya dari balok-balok atau karya dari cat dan kertas. Hampir setiap ananda
mendapatkan kesempatan untuk bercerita, ia menceritakan karya tangan yang
dibuatnya. “Aku buat nahkoda…” Saat bermain peran di Sentra Drama, ananda
membangun komunikasi secara wajar dengan teman-teman mainnya.
Perkembangan
bahasa lainnya yang tampak, antara lain ananda mampu menunjukkan kemampuan
keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya. Ananda mampu meronce huruf-huruf
yang ada di kartu namanya, dan berusaha merangkainya sesuai dengan urutan huruf
dengan bantuan guru. Hal ini menunjukkan kemampuan membaca dan menulis mulai
berkembang.
Pada
dasarnya perkembangan bahasa ananda berkembang baik, baik bahasa reseptif
ataupun bahasa ekspresif. Untuk pengenalan terhadap keaksaraan, sesuai usianya,
ananda boleh diajak mengenali bunyi huruf-huruf yang ada di sekitarnya.
Perkembangan Kognitif
Pencapaian
perkembangan kognitif ananda hingga akhir triwulan ketiga ini berkembang sesuai
harapan. Beberapa perkembangan yang tercapai antara lain ananda mampu
menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif. Suatu saat, pada jam makan
snack, ada teman yang tidak mendapatkan kursi. Ananda langsung berinisiatif
mengambil kardus dan mengatakan kepada teman tersebut untuk uduk di kardus itu.
Ananda juga mengenal lingkungan sosialnya, seperti pekerjaan (profesi) yang
menjadi pembahasan dalam tema triwulan pertama ini tentang laut. Ananda
menyebutkan jenis pekerjaan seperti nelayan, nahkoda, polisi laut, dan penjual
ikan.
Ananda mampu
menyajikan berbagai hasil karya yang berhubungan dengan lingkungan alam dalam
bentuk gambar. Ananda mampu menggambar pohon apel dan menyebutkan bagian-
bagian pohon apel yaitu buah apel. Selain itu ananda juga mampu menyebutkan
gunung, sungai dan batu-batuan yang merupakan bagian dari lingkungan alam.
Ananda juga mengenal dan mampu menyebutkan nama-nama binatang laut seperti:
ikan hiu, lumba-lumba, penyu, paus, cumi-cumi dan ikan buntal. Ananda mampu
menyebutkan ciri-ciri ikan antara lain mata, ekor dan sirip. Selain itu, ananda
juga mengenali bagian tubuh cumi-cumi yang disebut tentakel.
Perkembangan Seni
Perkembangan
seni ananda berkembangan sesuai harapan. Ananda mampu menunjukkan kreatifi tas
dalam berbagai karya. Ananda mampu menciptakan pola tersendiri dan unik ketika
membuat orang-orangan dari kertas buram yang sudah diberi pola sebelumnya.
Setelah selesai, ananda menggunakan replika orang-orangan yang dibuatnya untuk
bermain drama tentang nahkoda di laut. Ananda meletakkan replika orang tersebut
di dalam kapal yang sudah dibuatnya terlebih dahulu bersama kelompoknya dan
memainkannya seolah-olah ada nelayan dan nahkoda sedang naik kapal di lautan.
Apresiasi
seni ananda juga tampak ketika ananda menggambar pohon apel menggunakan krayon. Ananda membuat bentuk
unik sesuai dengan kreasinya sendiri yang mewakili pohon apel dan buahnya yang
ada di gunung dan sungai. Setelah selesai menggambar ananda menempelkan kertas
gambarnya pada sebuah frame yang sudah disediakan. Kemudian ananda menempelkan
hasil karyanya ke papan untuk memajang hasil karya. Ananda tampak puas telah
menyelesaikan gambarnya dan memajang hasil karyanya di tempat umum supaya
dinikmati oleh teman-teman.
Hal ini
menunjukkan bahwa ananda mampu menunjukkan karya dan aktivitas seni menggunakan
berbagai media. Karya dan aktivitas seni ananda juga tampak ketika ananda
berperan seolah-olah sebagai seorang nelayan, ananda mampu berinteraksi dengan
meja yang dibalik yang ia gunakan untuk mewakili sebuah perahu. Ananda juga
membuat sendiri alat pancing dari kertas koran dan tali. Sesekali ananda
memperagakan gerakan seorang nelayan yang sedang melempar pancing ke laut saat
mencari ikan. Hal ini menunjukkan bahwa ananda adalah anak yang kreatif.
Penutup Pada umumnya, pencapaian perkembangan ananda
hingga akhir semester pertama ini berkembang sesuai harapan. Kemandirian,
tanggung jawab dan kreativitas ananda berkembang sesuai usianya. Harapan kami
pada triwulan berikutnya, ananda semakin mampu mengembangkan ide-ide kreatifnya
dan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah ada. Juga semakin menunjukkan
perkembangan kesehatan yang baik seiring dengan kesukaannya terhadap makanan
yang berasal dari sayur. Semoga guru dan orang tua dapat senantiasa bekerja
sama dalam memberikan stimulasi-stimulasi yang dapat memaksimalkan potensi,
bakat, dan kreativitasnya demi perkembangan yang optimal.
Mengetahui : Magetan, 10 Oktober 2015
Kepala Sekolah, Guru Klp. B1
Sumini, M.MPd
Dra. Nining Suratiningsih
Komentar
Orang Tua
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
Magetan,, …10-10-3015……………
(Orang Tua/
Wali)
Penutup
Kemampuan belajar anak di lembaga pendidikan,
khususnya di lembaga PAUD perlu ketahui dengan seksama melalui penilaian yang
efektif.Penilaian yang efektif adalah penilaian yang berlangsung terus- menerus
dan dilakukan secara komprehensif.Hal ini sesuai dengan perkembangan anak yang
bersifat dinamis dan terus mengalami proses. Untuk selanjutnya hasil dari
penilaian menjadi rujukan dalam melakukan perencanaan pembelajaran
selanjutnya.Dengan demikian pembelajaran menjadi suatu siklus antara penilaian,
perencanaan, dan pelaksanaan yang berlangsung secara terus-menerus.
Guru yang memahami perkembangan anak menjadi syarat
mutlak agar pendidik dapat melakukan penilaian dengan baik. Kerjasama antar
guru serta orang tua akan memberikan gambaran yang utuh terhadap anak dalam
pengumpulan berbagai bukti tentang perkembangan anak.
Anak yang berkembang secara optimal akan menjadi anak
yang berpotensi untuk menjadi anak yang matang dalam setiap tahap dan aspek
perkembangannya. Dengan demikian diharapkan bahwa anak dapat memasuki tingkat pendidikan
selanjutnya sesuai dengan kematangan usia dan kemampuannya, menjadi anak yang
kompeten dan berkepribadian.
Daftar
Pustaka
Direktorat
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 146 Tahun 2014. 2015.