PEDOMAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Menilai
pembelajaran bukanlah suatu tugas yang berat bagi guru, jika dilakukan dengan
cinta. Justru pekerjaan itu akan menjadikan seorang guru menjadi guru yang lebih baik.(Yulianti
Siantajani)
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan kurikulum terdapat
beberapa komptensi – kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum TK , yang
merupakan kemampuan – kemampuan yang harus dicapai oleh anak didik selama
mengikuti pendidikan di TK (PAUD) . Penilaian dilakukan untuk mengetahui
ketercapaian kemampuan anak didik.
1. Pengertian
Penilaian
Apa itu Penilaian? Penilaian merupakan proses
pengukuran terhadap hasil dari kegiatan belajar anak. Penilaian kegiatan
belajar di PAUD menggunakan pendekatan penilaian autentik. Penilaian autentik
merupakan penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis,
terukur, berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.
Mengapa perlu dilakukan penilaian? Dalam keseharian
guru bekerja bersama anak. Selain guru memfasilitasi anak, guru juga melakukan
pengamatan. Guru mengamati hal-hal apa saja yang anak tahu, apa saja yang anak
bisa, dan apa saja yang menjadi kebiasaan anak.
Harapannya, bahwa setelah guru mengetahui tiga hal
tersebut, guru dapat merancang program pengembangan pembelajaran sesuai dengan
minat, kekuatan, dan kebutuhan anak. Program pengembangan pembelajaran yang
disusun dan direncanakan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan anak akan
menstimulasi potensi anak menjadi anak yang kompeten. Anak yang semakin tahu,
semakin bisa, dan semakin memiliki kebiasaan yang baik.
Berbagai informasi tentang kemajuan anak ini
merupakan hasil belajar yang perlu disampaikan pada orang tua. Dengan
diperolehnya berbagai informasi tentang anak, orang tua dan guru memperoleh
gambaran capaian hasil belajar anak. Capaian ini diukur berdasarkan standar
PAUD yang telah ditetapkan secara nasional, yang tertulis di dalam Permendikbud
No. 137 tahun 2014 tentang Standar PAUD dan 146 tahun 2014 tentang Kurikulum
PAUD.
Wahai para guru…., Kenalilah apa yang menjadi minat,
kekuatan dan kebutuhan anak! “ “
Wahai para guru, pikirkanlah salah satu murid baru
anda! Apakah anda ingin mengetahui: • “Apa yang dia tahu?” • “Apa yang dia
bisa?” • “Apa kebiasaannya?” “ “
2. PEDOMAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Harapannya, guru dan orang tua dapat bekerja sama
dalam meningkatkan kemampuan-kemampuan yang belum dicapai anak sehingga tumbuh
kembang anak berlangsung secara optimal. Apa yang dinilai? Lingkup penilaian
mencakup pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan
meliputi ukuran fi sik yang diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya
berat tubuh, tinggi badan/panjang badan, dan lingkar kepala. Sementara itu,
penilaian perkembangan mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan
bertambahnya fungsi psikis anak, yaitu nilai
moral dan agama, perkembangan fi sik
motorik (gerakan motorik kasar dan halus, serta kesehatan fi sik), sosial
emosional, komunikasi (berbicara dan bahasa), kognitif (pengetahuan), dan seni
(kreativitas).
Enam program pengembangan yang menjadi area penilaian
mengarah pada tercapainya Kompetensi Inti yang menjadi Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak. spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan.
Kapan
melakukan penilaian terhadap anak? Penilaian pada anak dilakukan pada saat anak
melakukan kegiatan. Penilaian dapat dilakukan dalam berbagai aktivitas anak,
sejak anak datang, berbaris, mengikuti
proses belajar, mencuci tangan, makan
bekal, bermain bebas, sampai pulang kembali. Penilaian itu dilakukan secara
alami, baik berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku anak selama
proses berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut. Itulah yang disebut
penilaian autentik
Siapa yang melakukan penilaian terhadap anak?
Penilaian dilakukan oleh guru karena guru memiliki fungsi sebagai penilai
(assessor) selain juga berfungsi sebagai fasilitator dan fungsi- fungsi
lainnya.Guru di sini bukan hanya satu guru, tetapi dapat melibatkan guru lain
yang biasa bersama anak dalam keseharian anak belajar. Guru juga dapat menggali
informasi kepada orang tua agar dapat mengenali perilaku anak selama berada di
rumah. Informasi ini penting dalam menambah pengetahuan guru tentang siapa anak
itu, dan dapat memberikan informasi yang berharga dalam memaknai perkembangan
dan belajar anak. Tidak kalah pentingnya guru melibatkan anak dalam menilai
dirinya sendiri. Percakapan guru dengan anak dapat menggali tentang pemahaman
anak terhadap dirinya sendiri.
3. PEDOMAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Bagaimana melakukan proses penilaian? Perhatikan
prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian.
1. Mendidik Proses dan hasil penilaian dapat
dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh
dan berkembang secara optimal.
2. Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara
terencana, bertahap, dan terus-menerus untuk mendapatkan gambaran tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Objektif Penilaian didasarkan pada prosedur dan
kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai sehingga
menggambarkan data atau informasi yang sesungguhnya.
4. Akuntabel Penilaian dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan.
5. Transparan Penilaian dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan hasil penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku
kepentingan yang relevan.
6. Sistematis Penilaian dilakukan secara teratur dan
terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan
berbagai instrumen.
7. Menyeluruh Penilaian mencakup semua aspek
pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
Penilaian mengakomodasi seluruh keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi,
termasuk anak yang berkebutuhan khusus.
8. Bermakna Hasil penilaian memberikan informasi
yang bermanfaat bagi anak, orang tua, guru, dan pihak lain yang relevan.
Lakukan proses pengamatan terhadap anak. Saat anak
melakukan berbagai kegiatan, guru dapat mengamati segala hal yang dilakukan
anak ataupun diucapkan anak, termasuk ekspresi wajah, gerakan, dan karya anak.
Dalam melakukan pengamatan, guru perlu melakukan
pencatatan sebagai bukti sekaligus pengingat terhadap segala hal yang
diamatinya.
Teknik yang digunakan dalam melakukan pencatatan,
berupa :
Ceklis Menentukan status perkembangan anak pada
akhir periode penilaian.
Ada empat skala, yaitu :
a. BB artinya Belum Berkembang: bila anak
melakukannya harus dengan
bimbingan atau dicontohkan oleh guru;
b. MB
artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus diingatkan atau
dibantu oleh guru;
c. BSH
artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat melakukannya secara
mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru;
d. BSB
artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat melakukannya secara
mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai
dengan indikator yang diharapkan.
4. PEDOMAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Contoh
Menetapkan indikator penilaian Sebelum melaksanakan
pembelajaran, guru membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan tema yang
telah ditetapkan. * Pada RPPH tersebut telah ditentukan pula rancangan
penilaian yang akan dilakukan? Nah, dalam RPPH tersebut memuat indikator
pencapaian perkembangan yang akan dijadikan instrumen penilaian dalam bentuk
ceklis.
1. Ceklis
dapat dibuat per anak dalam satu periode tertentu, atau dapat pula dibuat per
periode dengan mencatat nama semua anak.
Contoh ceklist perkelas
Format Skala Capaian Perkembangan Harian
Kelompok :.......... Tanggal.......................
No
|
Indikator
penilaian
|
Arya
|
Beril
|
Clarisa
|
Danisa
|
Fatah
|
Galuh
|
dst
|
1
|
Terbiasa
mengucapkan salam
|
BSH
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Terbiasa
mengucapkan rasa syukur terhadap Cipt. Tuhan
|
MB
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Terbiasa
mencuci tangan sebelum makan
|
BSH
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Terbiasa
berdoa sebelum dan sesudah makan
|
MB
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Terbiasa
mengikuti aturan
|
BB
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Terbiasa
bicara dengan suara ramah dan pelan/ sopan
|
BSB
|
|
|
|
|
|
|
7
|
dst
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
- Indikator dalam format sesuai dengan tercantum dalam RPPH
- Setiap anak diukur ketercapaian perkembangannya sesuai dengan indikatornya.
- Kolom pencapaian perkembangan diisi dengan kategori 1 (BB), 2 (MB), 3 (BSH), dan 4 (BSB).
- 1 (BB) artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru;
- 2 (MB) artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru;
- 3 (BSH) artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru;
- 4 (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan.
2.
Catatan
anekdot
Catatan anekdot
digunakan untuk mencatat seluruh fakta, menceritakan situasi yang terjadi, apa
yang dilakukan dan dikatakan anak. Catatan anekdot sebagai jurnal kegiatan
harian mencatat kegiatan anak selama melakukan kegiatan setiap harinya. Catatan
anekdot memungkinkan untuk mengetahui perkembangan anak yang indikatornya baik
tercantum maupun tidak tercantum pada RPPH.
Hal-hal pokok yang dicatat dalam catatan anekdot meliputi
nama anak yang dicatat perkembangannya, kegiatan main atau pengalaman belajar
yang diikuti anak dan perilaku, termasuk ucapan yang disampaikan anak selama
berkegiatan.
Catatan anekdot dibuat dengan menuliskan apa yang dilakukan
atau dibicarakan anak secara objektif, akurat, lengkap dan bermakna tanpa
penafsiran subjektif dari guru. Akurat (tepat), objektif (apa adanya, tanpa
memberi label misalnya: cengeng, malas, nakal), spesifi k (khusus/ tertentu),
sederhana (tidak bertele-tele), dan catatan guru terkait dengan indikator yang
muncul dari perilaku anak. Catatan berupa jurnal kegiatan akan lebih baik bila
disertai foto kegiatan anak.
Jika guru sedang sibuk memfasilitasi anak, dan pada saat
yang bersamaan guru sempat menangkap suatu aktivitas bermakna yang dilakukan
anak, guru dapat mencoret-coret dengan kode atau kata-kata singkatan sebagai
pengingat. Jika memiliki kamera akan lebih mudah untuk merekam berupa foto atau
video. Setelah anak pulang, barulah peristiwa tersebut ditulis lebih lengkap.
CATATAN ANEKDOT
Tanggal.....................
Usia/Kelompok :........./........ Nama
Guru : Bu Nining
No
|
Nama Anak
|
Tempat
|
Waktu
|
Peristiwa/perilaku
|
1
|
Risa
|
Halaman Sekolah
|
07.30
|
Risa turun dari boncengan motor ayahnya. Kakinya menghentak – hentak kelantai
sambil marah dan menangis
|
2
|
Beril
|
Taman Lalu lintas
|
09.00
|
Beril bermain bola sendiri, melambungkan bola dan memasukkan dalam
ring
|
3
|
Dita
|
Area persiapan
|
09.15
|
Dita menggunting kertas bergambar kepala, badan, dan kaki . Dita
menggunting diluar dengan menggunakan 3 jari
|
4
|
dst
|
|
|
|
Semua data/informasi tentang anak yang telah terkumpul di
dalam portofolio perlu diolah untuk dianalisis. Lakukan pengolahan secara
berkala.Pengolahan bulanan perlu dilakukan agar guru dapat melakukan penilaian
bulanan. Hasil pengolahan bulanan dijadikan acuan untuk melakukan penilaian
semester. Langkah-langkah dalam mengolah data. 1. Seluruh catatan skala capaian
perkembangan harian disatukan berdasarkan indikator dari KD yang sama. Walaupun
dalam format ceklis (V) harian indikatornya memuat tema dan materi, untuk
dimasukkan ke dalam penilaian bulanan cukup melihat indikator dari KD yang
tercantum dalam format penilaian perkembangan umum. Apabila dalam indikator
yang sama dalam satu KD terdapat perbedaan capaian, capaian perkembangan yang
tertinggi dijadikan capaian akhir. 2. Semua kemampuan anak dianalisis untuk
mengetahui capaian kemampuan anak, apakah anak tersebut berada pada kemampuan
BB, MB, BSH, atau BSB.
3.
Contoh data dari hasil karya.
Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak dengan teliti.
Semakin guru mampu melihat dengan rinci maka akan lebih banyak informasi yang
didapatkan guru dari hasil karya anak tersebut. Hubungkan dengan indikator pada
KD, dan tuliskan capaian perkembangan kemampuan anak terhadap karya tersebut.
4.
Pelaporan
Mengisi Data ke dalam Penilaian Perkembangan Anak Setelah
semua data dianalisis langkah selanjutnya semua data dimasukkan ke dalam format
penilaian perkembangan anak. Format perkembangan digunakan untuk mencatat
perkembangan bulanan, juga digunakan untuk mencatat perkembangan anak selama
satu semester.
Untuk mengisi kolom penilaian bulanan dan hasil akhir
semester, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Semua data yang
diolah dijadikan bahan analisis. 2. Apabila menggunakan guru sentra yang
berarti guru sebagai tim, penilaian ditetapkan secara bersama oleh semua guru
yang menangani anak, sedangkan pengisian laporan dilakukan oleh guru wali. 3.
Data capaian perkembangan anak pasti cukup banyak sehingga dalam satu indikator
bisa muncul data berulang-ulang dengan tingkat pencapaian yang berbeda. Untuk
menentukan pengisian pada kolom capaian perkembangan, digunakan capaian terbaik dengan pengertian
kemampuan anak berkembang tersebut. Contoh untuk kemampuan kemandirian anak
:BB-MB-MB-BSH-BSH-BSB diambil BSB (Berkembang Sangat Baik) artinya kemampuan
anak berkembang ke arah sangat baik. Bagaimana
pelaporan perkembangan anak kepada orang tua? Pelaporan merupakan
kegiatan mengomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian tentang perkembangan anak
setelah mengikuti layanan/kegiatan pembelajaran di satuan PAUD. Berikut ini hal
hal yang perlu diperhatikan guru saat akan menulis laporan perkembangan anak.
Etika Pelaporan Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan
hasil penilaian tentang tingkat pencapaian perkembangan. Pelaporan berupa
deskripsi pertumbuhan fi sik dan perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan anak.
Laporan perkembangan anak didik dibuat secara tertulis oleh
guru. Penyampaian laporan dilakukan secara tatap muka sehingga dimungkinkan
adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak lembaga dengan orang
tua. Dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya kerahasiaan data atau informasi
dijaga, artinya bahwa data atau informasi tentang anak didik hanya
diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua anak didik yang bersangkutan
atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan selanjutnya.
Para orang tua ingin tahu tentang kondisi perkembangan
anaknya tetapi juga memiliki keterbatasan waktu, oleh karena itu saat bertemu
lebih difokuskan pada hal-hal berikut:
1. Keadaan anak waktu belajar secara fi sik, sosial, dan
emosional. 2. Partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan di lembaga PAUD. 3.
Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum dikuasai anak. 4. Hal-hal yang harus
dilakukan orang tua untuk membantu dan mengembangkan anak lebih lanjut.
Jenis Pelaporan
Pelaporan hasil
perkembangan anak dapat dibedakan menjadi laporan insidental dan laporan
berkala.
1. Pelaporan berkala disesuaikan dengan jadwal kalender
akademik yang ditetapkan satuan PAUD. 2. Pelaporan secara insidental disampaikan
apabila ada hal-hal yang terkait dengan perkembangan anak yang dianggap penting
untuk segera dibicarakan bersama dengan orang tua. Laporan insidental dapat
disampaikan secara lisan atau dicatat dalam buku penghubung.
Waktu Pelaporan
Pemberian laporan dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu seperti laporan triwulan atau enam bulan (satu semester).
Bentuk Pelaporan Semester Laporan semester disampaikan dalam
bentuk narasi, hasil rangkuman
perkembangan anak didik sebagai dampak dari proses belajar selama satu
semester.Dalam menyusun ulasan (deskripsi) ditulis dengan kalimat yang efektif/
tidak terlalu rumit dan obyektif
sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah bagi orang tua atau bagi
yang berkepentingan terhadap laporan perkembangan anak didik.
Laporan yang ditulis guru hendaklah dalam kalimat positif,
jelas, mudah dipahami, serta menggunakan tata bahasa dan ejaan yang benar.
Tata cara penulisan laporan
Tata cara dalam penulisan laporan
1. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dengan kalimat
positif dan santun
2. Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian dan
perkembangan hasil belajar anak secara nyata (bersumber pada data autentik,
tidak mengada-ada)
3. Isi laporan menggambarkan kemajuan perkembangan anak yang
telah mencapai BSH dan BSB di setiap indikator pada kompetensi dasar program
pengembangan
4. Memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan orang tua
untuk mengembangkan kemampuan anak yang indikator perkembangannya masih dalam
BB dan MB
5. Laporan bersifat personal (individual) yang
menggambarkan perilaku khusus anak di
kelas
Tips mudah menuliskan narasi pada laporan perkembangan anak.
Tips mudah menuliskan narasi di laporan perkembangan anak.
1. Peganglah
kompilasi data anak. Ini merupakan input yang utama dalam menuliskan laporan.
Apabila simpulan
akhir adalah BSH dan BSB, masukkanlah indikator-indikatornya ke dalam teks
laporan, dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini merupakan kekuatan dan kompetensi anak.
Apabila simpulan
akhir adalah BB dan MB, masukkanlah indikator-indikatornya ke dalam teks
laporan, dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini merupakan rekomendasi bagi anak. Harapannya orang tua
dan guru membantu menstimulasi untuk waktu-waktu yang akan datang.
2. Berikan pengantar
pada paragraf PENDAHULUAN. Tuliskan hal-hal umum tentang anak, misalnya
kehadiran, dan kepibadian anak).
3. Tuliskan 6 program
pengembangan (nilai agama & moral, fi sik motorik, sosial emosional, bahasa,
kognitif dan seni). Dalam tiap program pengembangan masukkan kompetensi dasar
yang telah diberikan. Jangan lupa tulis pula indikator-indikator yang muncul
dari kompetensi dasar tersebut. Apabila ada fakta-fakta dari catatan anekdot
atau hasil karya, masukkanlah untuk membuktikan kompetensi anak tersebut. Jika
memiliki foto, lampirkanlah…. !
Berikut adalah contoh laporan tertulis hasil evaluasi
perkembangan anak:
LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK TRIWULAN PERTAMA TAHUN AJARAN
2015/ 2016 “KB & TK BUKIT AKSARA SEMARANG”
Nama : Ratu Aisyah Arsy Tanggal lahir : 11 Juni 2011
Kelas : TK A Kelompok : Hiu
Pendahuluan
Mengikuti perkembangan ananda pada awal tahun ajaran baru
ini, sungguh merupakan pengalaman yang menyenangkan. Kemandirian ananda semakin tampak ketika tiba
di sekolah. Ananda telah terbiasa dengan
segala rutinitas yang ada di sekolah. Tingkat kehadiran ke sekolah sangat
tinggi, hanya 1 kali dalam tengah semester ini ananda tidak hadir ke sekolah.
Ia datang dengan ceria setiap pagi.
Perkembangan Nilai Agama & Moral
Perkembangan agama dan moral Ananda berkembang sesuai dengan
harapan. Beberapa perkembangan agama
yang dicapai antara lain mengenal dan mempercayai Tuhan melalui Ciptaan-Nya.
Hal ini tampak ketika ananda mampu menyebutkan fl ora dan fauna laut sebagai
ciptaan Tuhan yaitu ikan hiu, cumi-cumi, ubur-ubur, kuda laut, bintang laut,
lumba-lumba dan terumbu karang. Selain itu ananda juga mampu memimpin doa
sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, ketika mengikuti Holy Morning. Ananda
juga mampu melafalkan Surat Al- Fatihah, An-Naas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Alaq,
Al-Kausar, Al-Kafi run dan Al-Baqarah ayat 255 (ayat kursi).
Ananda juga mampu melakukan kegiatan beribadah sehari-hari
dengan tuntunan orang dewasa. Setiap pagi, ia telah menyiapkan diri bersama
teman- teman untuk mengikuti kegiatan pagi. Hal ini terlihat ketika Ananda
mengikuti
gerakan berdoa dan melafalkan ayat-ayat suci Alquran sesuai
petunjuk guru. Ananda adalah anak yang memiliki moral yang baik. Ia berperilaku
santun, sabar mendengarkan orang lain yang sedang berbicara dan terbiasa
mengucapkan terima kasih setelah dibantu atau diberi sesuatu oleh teman atau
guru.
Perkembangan Fisik Motorik
Perkembangan motorik berkembang sesuai dengan harapan. Ia
mampu menggunakan otot-otot besarnya pada tangan dan kaki secara terkontrol
dalam merangkak, meniti di atas papan titian dan berayun melewati halang
rintang.
Koordinasi otot-otot tangan dan mata berkembang sesuai usianya. Ananda mampu merobek kertas dan
menempelkannya di atas kertas HVS menjadi bentuk orang. Tangan mungil ananda
merobek kertas menjadi bagian kecil-kecil kemudian ditempel di kertas putih. Ia
mampu menggunakan kuas dan krayon untuk menggambar dan melukis. Tangan mungil
ananda juga tampak luwes ketika bermain meronce huruf. Ananda mampu memasukkan
benang ke dalam lubang balok huruf tanpa mengalami kesulitan.
Ananda juga mulai menunjukkan perkembangan yang berarti
dalam hal hidup sehat. Awalnya ananda tampak ragu untuk makan sayur, namun
karena dukungan teman dan guru, ananda akhirnya mau mencoba makan sayur sebagai
sumber makanan bergizi. Ananda juga mampu menolong diri sendiri untuk hidup
sehat. Hal ini tampak ketika ananda berinisiatif mencuci piring dan peralatan
memasak usai digunakan.
Karena itu, mohon
orang tua dapat bekerja sama dalam meningkatkan perilaku hidup sehat
Ananda dengan memotivasi agar gemar makan sayur di rumah. Membawakan bekal
berupa kreasi sayur dan makanan sehat lainnya dapat menjadi rekomendasi untuk
meningkatkan perkembangan fi sik Ananda.
Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan sosial emosional ananda berkembang sesuai
dengan harapan. Beberapa perkembangan yang tercapai antara lain ananda memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan. Ananda mampu
mentaati aturan yang telah disepakati bersama ketika bermain seperti saling
berbagi mainan, menggunakan tangan dan kaki dengan baik dan membereskan mainan
setelah selesai digunakan. Ananda juga memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap sabar untuk melatih kedisiplinan. Hal ini tampak ketika ananda mau
menunggu giliran dengan berbaris rapi ketika hendak melakukan suatu kegiatan.
Ananda juga memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab, peduli
kepada teman dan bekerja sama dalam bermain atau membereskan alat-alat main
setelah selesai menggunakannya.
Perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri ananda tampak
mulai berkembang. Dengan demikian, diharapkan orang tua semakin memberi
kesempatan dan memotivasi ananda untuk lebih berani tampil di depan umum dan
lingkungan sosialnya. Dapat juga dengan memberikan kepercayaan dan tanggung
jawab pada tugas-tugas sederhana yang dapat ananda kerjakan sendiri.
Perkembangan Bahasa.
Perkembangan bahasa ananda berkembang sesuai dengan harapan.
Ananda mampu menyimak instruksi guru dengan memberikan respon yang tepat.
Kemampuan menyimak petunjuk yang diberikan guru juga tampak ketika ia membuat
karya dari kertas buram yang sudah diberi pola kemudian disobek menjadi
bagian-bagian kecil membentuk tubuh manusia lengkap. Ananda mampu mengerjakan
tugas tersebut dengan baik.
Ananda mampu bercerita kepada guru tentang apa yang
dibuatnya. Baik saat selesai membangun karya dari balok-balok atau karya dari
cat dan kertas. Hampir setiap ananda mendapatkan kesempatan untuk bercerita, ia
menceritakan karya tangan yang dibuatnya. “Aku buat nahkoda…” Saat bermain
peran di Sentra Drama, ananda membangun komunikasi secara wajar dengan
teman-teman mainnya.
Perkembangan bahasa lainnya yang tampak, antara lain ananda
mampu menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya. Ananda
mampu meronce huruf-huruf yang ada di kartu namanya, dan berusaha merangkainya
sesuai dengan urutan huruf dengan bantuan guru. Hal ini menunjukkan kemampuan
membaca dan menulis mulai berkembang.
Pada dasarnya perkembangan bahasa ananda berkembang baik,
baik bahasa reseptif ataupun bahasa ekspresif. Untuk pengenalan terhadap
keaksaraan, sesuai usianya, ananda boleh diajak mengenali bunyi huruf-huruf
yang ada di sekitarnya.
Perkembangan Kognitif
Pencapaian perkembangan kognitif ananda hingga akhir
triwulan ketiga ini berkembang sesuai harapan. Beberapa perkembangan yang tercapai
antara lain ananda mampu menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif. Suatu
saat, pada jam makan snack, ada teman yang tidak mendapatkan kursi. Ananda
langsung berinisiatif mengambil kardus dan mengatakan kepada teman tersebut
untuk uduk di kardus itu. Ananda juga mengenal lingkungan sosialnya, seperti
pekerjaan (profesi) yang menjadi pembahasan dalam tema triwulan pertama ini
tentang laut. Ananda menyebutkan jenis pekerjaan seperti nelayan, nahkoda,
polisi laut, dan penjual ikan.
Ananda mampu menyajikan berbagai hasil karya yang
berhubungan dengan lingkungan alam dalam bentuk gambar. Ananda mampu menggambar
pohon apel dan menyebutkan bagian- bagian pohon apel yaitu buah apel. Selain
itu ananda juga mampu menyebutkan gunung, sungai dan batu-batuan yang merupakan
bagian dari lingkungan alam. Ananda juga mengenal dan mampu menyebutkan
nama-nama binatang laut seperti: ikan hiu, lumba-lumba, penyu, paus, cumi-cumi
dan ikan buntal. Ananda mampu menyebutkan ciri-ciri ikan antara lain mata, ekor
dan sirip. Selain itu, ananda juga mengenali bagian tubuh cumi-cumi yang
disebut tentakel.
Perkembangan Seni
Perkembangan seni ananda berkembangan sesuai harapan. Ananda
mampu menunjukkan kreatifi tas dalam berbagai karya. Ananda mampu menciptakan
pola tersendiri dan unik ketika membuat orang-orangan dari kertas buram yang
sudah diberi pola sebelumnya. Setelah selesai, ananda menggunakan replika
orang-orangan yang dibuatnya untuk bermain drama tentang nahkoda di laut.
Ananda meletakkan replika orang tersebut di dalam kapal yang sudah dibuatnya
terlebih dahulu bersama kelompoknya dan memainkannya seolah-olah ada nelayan
dan nahkoda sedang naik kapal di lautan.
Apresiasi seni ananda juga tampak ketika ananda menggambar
pohon apel menggunakan krayon. Ananda
membuat bentuk unik sesuai dengan kreasinya sendiri yang mewakili pohon apel
dan buahnya yang ada di gunung dan sungai. Setelah selesai menggambar ananda
menempelkan kertas gambarnya pada sebuah frame yang sudah disediakan. Kemudian
ananda menempelkan hasil karyanya ke papan untuk memajang hasil karya. Ananda
tampak puas telah menyelesaikan gambarnya dan memajang hasil karyanya di tempat
umum supaya dinikmati oleh teman-teman.
Hal ini menunjukkan bahwa ananda mampu menunjukkan karya dan
aktivitas seni menggunakan berbagai media. Karya dan aktivitas seni ananda juga
tampak ketika ananda berperan seolah-olah sebagai seorang nelayan, ananda mampu
berinteraksi dengan meja yang dibalik yang ia gunakan untuk mewakili sebuah
perahu. Ananda juga membuat sendiri alat pancing dari kertas koran dan tali.
Sesekali ananda memperagakan gerakan seorang nelayan yang sedang melempar
pancing ke laut saat mencari ikan. Hal ini menunjukkan bahwa ananda adalah anak
yang kreatif.
Penutup Pada umumnya, pencapaian perkembangan ananda hingga
akhir triwulan pertama ini berkembang sesuai harapan. Kemandirian, tanggung
jawab dan kreativitas ananda berkembang sesuai usianya. Harapan kami pada
triwulan berikutnya, ananda semakin mampu mengembangkan ide-ide kreatifnya dan
kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah ada. Juga semakin menunjukkan perkembangan
kesehatan yang baik seiring dengan kesukaannya terhadap makanan yang berasal
dari sayur. Semoga guru dan orang tua dapat senantiasa bekerja sama dalam
memberikan stimulasi-stimulasi yang dapat memaksimalkan potensi, bakat, dan
kreativitasnya demi perkembangan yang optimal.
Semarang, 10 Oktober 2015
Kepala
Sekolah, Guru Wali,
Nina Ardita S. Psi
Dra. Nining Suratiningsih
Komentar Orang Tua
……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
Semarang, ………………
(Orang Tua/ Wali)
Penutup
Kemampuan belajar anak di lembaga pendidikan, khususnya di
lembaga PAUD perlu ketahui dengan seksama melalui penilaian yang
efektif.Penilaian yang efektif adalah penilaian yang berlangsung terus- menerus
dan dilakukan secara komprehensif.Hal ini sesuai dengan perkembangan anak yang
bersifat dinamis dan terus mengalami proses. Untuk selanjutnya hasil dari
penilaian menjadi rujukan dalam melakukan perencanaan pembelajaran
selanjutnya.Dengan demikian pembelajaran menjadi suatu siklus antara penilaian,
perencanaan, dan pelaksanaan yang berlangsung secara terus-menerus.
Guru yang memahami perkembangan anak menjadi syarat mutlak
agar pendidik dapat melakukan penilaian dengan baik. Kerjasama antar guru serta
orang tua akan memberikan gambaran yang utuh terhadap anak dalam pengumpulan
berbagai bukti tentang perkembangan anak.
Anak yang berkembang secara optimal akan menjadi anak yang
berpotensi untuk menjadi anak yang matang dalam setiap tahap dan aspek
perkembangannya. Dengan demikian diharapkan bahwa anak dapat memasuki tingkat
pendidikan selanjutnya sesuai dengan kematangan usia dan kemampuannya, menjadi
anak yang kompeten dan berkepribadian.
Daftar Pustaka
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014. 2015.