BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Anak merupakan salah satu aset bangsa di
masa depan, untuk itu diperlukan anak – anak yang tidak hanya memiliki
intelektualitas yang tinggi, namun memiliki kreativitas yang tinggi pula. Untuk
mencapai tujuan tersebut , dibutuhkan peranan guru dalam menyediakan sarana dan
metode yang dapat menunjang kegiatan anak. Setiap guru pasti menginginkan
siswanya tumbuh menjadi anak yang cerdas, sehat dan kreativ. Tidak terkecuali dalam kreativitas seni, oleh
karenanya menggambar sebagai bagian dari sarana pendidikan seni harus dapat
memberikan kebebasan dalam pelaksanaannya, berproses kreatif, imajinatif dan
mampu mengekspresikan kemampuan anak. .
Kegiatan
menggambar adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara mencoret, menggores,
menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna sehingga menimbulkan gambar (Hajar Pamadhi
dan Evan Sukardi,S..2008) Sedangkan kreatifitas itu sendiri akan muncul apabila
diberi stimulus yang sesuai dengan kebutuhan Oleh karena itu dalam pembelajaran
di Taman Kanak – Kanak kegiatan menggambar sudah dikenalkan .Ditjen Dikdasmen (2006), tentang standar
kompetensi kelompok B menyatakan bahwa anak mampu mengekspresikan diri dan
berkreasi dengan berbagai gagasan, imajinasi dan menggunakan berbagai media/
bahan untuk menjadi karya seni. Kemudian dalam hasil belajar anak
diharapkan agar dapat menggambar
sederhana dengan berbagai media seperti : arang, kapur, crayon, pensil warna,
pastel dan lain-lain.
Khusus dalam pembelajaran / kegiatan menggambar
di TK Negeri Pembina Kawedanan Magetan masih kurang kreatif, ini bisa dilihat
dari hasil karya anak. Coretan yang dihasilkan anak masih terkesan umum dan
menampilkan gambar yang sama, pewarnaan yang sama, jumlah gambar yang sama,
selain itu setiap kegiatan menggambar anak terkesan ramai sendiri, jalan –
jalan membuat keonaran dan tidak serius dalam menggambar. Ini dikarenakan guru taman kanak – kanak kurang memperhatikan
hasil karya anak, guru sering menggunakan kegiatan menggambar sebagai kegiatan
relaksasi tanpa memperhatikan hasil karya anak sehingga sering didapati hasil karya anak dalam kegiatan
menggambar terkesan tanpa arahan (asal – asalan).
Melihat
fenomena yang terjadi di lapangan,
ternyata semua berpangkal dari guru Taman Kanak – Kanak yang masih menggunakan metode yang kurang mendukung
munculnya kreativitas. Dalam kegiatan menggambar guru senantiasa memberikan contoh di papan tulis, sehingga
hasil gambar anak cenderung sama persis dan tidak ada yang berani jauh
berbeda dengan gambar guru, ironisnya
guru memandang gambar yang sama persis dengan contoh guru adalah karya
yang terbaik dari siswa. Cara guru tersebut tidak dapat mengembangkan
kreativitas anak karena hanya memaksakan kehendak guru. Atau cara guru memberi tugas menggambar pada anak
begitu saja tanpa dimulai dengan stimulus , sehingga kreativitas yang
dituangkan pada gambar anak kurang
optimal. Karena dengan memberikan kebebasan pada anak untuk menggambar, bukan
mengembangkan kreativitas yang didapat melainkan kekacauan karena anak tidak memiliki tujuan dalam
menggambar.
Maka untuk meningkatkan kreatifitas anak
dalam kegiatan menggambar peneliti akan
memberikan kegiatan menggambar dengan pendekatan behavioristik, karena anak
dalam kegiatan menggambar membutuhkan
stimulasi sebagai motivasi dan bimbingan
dalam proses pengembangan kreativitas . Dalam pembelajaran menggambar anak
perlu dimotivasi dengan pengalamanan – pengalamanan untuk berkarya seni. Pengalaman – pengalaman
itu dapat diperoleh dari kehidupan sehari – hari baik yang didapat dari
sekolah, rumah maupun masyarakat. Disini Guru TK bertugas sebagai pembimbing dengan
membantu anak untuk mengingatkan kembali
dengan memberikan perangsang daya cipta sebagai stimulasi.
Berdasarkam permasalahan yang telah disampaikan diatas , maka fokus
dalam penelitian ini adalah upaya untuk
meningkatkan kreativitas seni rupa (menggambar) pada anak TK melalui konseling
kelompok dengan pendekatan behavioristik, khususnya pada anak TK Negeri Pembina
Kawedanan Magetan pada tahun ajaran 2011
– 2012.