Kamis, 14 Juni 2012

PTK kreativitas menggambar anak TK


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Anak merupakan salah satu aset bangsa di masa depan, untuk itu diperlukan anak – anak yang tidak hanya memiliki intelektualitas yang tinggi, namun memiliki kreativitas yang tinggi pula. Untuk mencapai tujuan tersebut , dibutuhkan peranan guru dalam menyediakan sarana dan metode yang dapat menunjang kegiatan anak. Setiap guru pasti menginginkan siswanya tumbuh menjadi anak yang cerdas, sehat dan kreativ.  Tidak terkecuali dalam kreativitas seni, oleh karenanya menggambar sebagai bagian dari sarana pendidikan seni harus dapat memberikan kebebasan dalam pelaksanaannya, berproses kreatif, imajinatif dan mampu mengekspresikan kemampuan  anak. .
            Kegiatan menggambar adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara mencoret, menggores, menorehkan benda tajam ke benda lain dan memberi warna  sehingga menimbulkan gambar (Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi,S..2008) Sedangkan kreatifitas itu sendiri akan muncul apabila diberi stimulus yang sesuai dengan kebutuhan Oleh karena itu dalam pembelajaran di Taman Kanak – Kanak kegiatan menggambar sudah dikenalkan  .Ditjen Dikdasmen (2006), tentang standar kompetensi kelompok B menyatakan bahwa anak mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan, imajinasi dan menggunakan berbagai media/ bahan untuk menjadi karya seni. Kemudian dalam hasil belajar anak diharapkan  agar dapat menggambar sederhana dengan berbagai media seperti : arang, kapur, crayon, pensil warna, pastel dan lain-lain. 
Khusus dalam pembelajaran / kegiatan menggambar di TK Negeri Pembina Kawedanan Magetan masih kurang kreatif, ini bisa dilihat dari hasil karya anak. Coretan yang dihasilkan anak masih terkesan umum dan menampilkan gambar yang sama, pewarnaan yang sama, jumlah gambar yang sama, selain itu setiap kegiatan menggambar anak terkesan ramai sendiri, jalan – jalan membuat keonaran dan tidak serius dalam menggambar. Ini dikarenakan  guru taman kanak – kanak kurang memperhatikan hasil karya anak, guru sering menggunakan kegiatan menggambar sebagai kegiatan relaksasi tanpa memperhatikan hasil karya anak sehingga sering  didapati hasil karya anak dalam kegiatan menggambar terkesan tanpa arahan (asal – asalan).
            Melihat fenomena yang terjadi di lapangan,  ternyata semua berpangkal dari guru Taman Kanak – Kanak yang masih  menggunakan metode yang kurang mendukung munculnya kreativitas. Dalam kegiatan menggambar guru senantiasa  memberikan contoh di papan tulis, sehingga hasil gambar anak cenderung sama persis dan tidak ada yang  berani jauh  berbeda dengan gambar guru, ironisnya  guru memandang gambar yang sama persis dengan contoh guru adalah karya yang terbaik dari siswa. Cara guru tersebut tidak dapat mengembangkan kreativitas anak karena hanya memaksakan kehendak guru. Atau  cara guru memberi tugas menggambar pada anak begitu saja tanpa dimulai dengan stimulus , sehingga kreativitas yang dituangkan  pada gambar anak kurang optimal. Karena dengan memberikan kebebasan pada anak untuk menggambar, bukan mengembangkan kreativitas yang didapat melainkan kekacauan  karena anak tidak memiliki tujuan dalam menggambar.
Maka untuk meningkatkan kreatifitas anak dalam kegiatan menggambar peneliti akan  memberikan kegiatan menggambar dengan pendekatan behavioristik, karena anak dalam kegiatan menggambar  membutuhkan stimulasi sebagai motivasi  dan bimbingan dalam proses pengembangan kreativitas . Dalam pembelajaran menggambar anak perlu dimotivasi dengan pengalamanan – pengalamanan  untuk berkarya seni. Pengalaman – pengalaman itu dapat diperoleh dari kehidupan sehari – hari baik yang didapat dari sekolah, rumah maupun masyarakat. Disini  Guru TK bertugas sebagai pembimbing dengan membantu anak untuk mengingatkan kembali  dengan memberikan perangsang daya cipta sebagai stimulasi.
   Berdasarkam permasalahan yang telah disampaikan diatas , maka fokus dalam penelitian ini adalah  upaya untuk meningkatkan kreativitas seni rupa (menggambar) pada anak TK melalui konseling kelompok dengan pendekatan behavioristik, khususnya pada anak TK Negeri Pembina Kawedanan Magetan  pada tahun ajaran 2011 – 2012.