LAPORAN
BEST PRACTICE
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN
2019 / 2020
Implementasi Permainan Tepuk Melalui Model Discovery
Learning Bidang Pengembangan Bahasa Anak
Kelompok B1 TK Negeri Pembina Kawedanan Magetan Tahun Ajaran 2019/2020
LK – 9 LAPORAN BEST PRACTICE
|
NAMA PESERTA : Dra. SURATININGSIH
NUPTK : 8148744646300073
UNIT KERJA : TK NEGERI PEMBINA KAWEDANAN
KABUPATEN/KOTA : MAGETAN
PROVINSI : JAWA TIMUR
DINAS
PENDIDIKAN , KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
MAGETAN JAWA TIMUR
TAHUN
2019
HALAMAN
PENGESAHAN
Pengembangan dalam
bentuk Best Practice berjudul Implementasi Permainan Tepuk Melalui Model
Discoveri Learning Bidang Pengembangan Bahasa Anak Klp B1 di TK Negeri Pembina
Kawedanan Magetan tahun Ajaran 2019 / 2020
Nama :
Dra. Suratiningsih
Asal Sekolah :
TK Negeri Pembina Kawedanan
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari :
Sabtu
Tanggal :
9 Nopember 2019
Kepala TK Negeri
Pembina Kawedanan
SUMINI, M.MPd
NIP 19710309 199103 2 007
BIODATA
PENULIS
1
|
Nama
|
Dra. Suratiningsih
|
2
|
NIP
|
19660816 200801 2 007
|
3
|
NUPTK
|
8148744646300073
|
4
|
Jabatan
|
Guru
|
5
|
Pangkat / Gol.Ruang
|
III B
|
6
|
Tempat / Tanggal Lahir
|
Surabaya , 16-08-1966
|
7
|
Jenis Kelamin
|
Perempuan
|
8
|
Agama
|
islam
|
9
|
Pendidikan Terakhir
|
S-1
|
10
|
Unit Kerja
|
TK Negeri Pembina Kawedanan
|
11
|
Alamat
|
Jln. Kauman RT 11 RW 02 Kec.
Kawedanan Kab. Magetan
|
12
|
No Phone
|
(0351) 438 250
|
13
|
Email
|
|
14
|
Alamat
rumah
|
Ds.Kuwonharjo RT 10 RW 02 Kec. Takeran
Kab. Magetan
|
15
|
Email
|
Kawedanan, 09 -11 -2019
Penulis
Dra.
Suratiningsih
NIP : 19660816 200801 2 007
KATA PENGANTAR
Assalammualaiku
m. Wr.Wb
Puji syukur
penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas LK 9 Laporan Best Practice tepat pada tanggal 9 nopember 2019
Dalam penyusunan
Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.
1. Kepala
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Magetan
2. Kepala
TK Negeri Pembina Kawedanan yang telah
memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan
penelitian ini seluas – luasnya
3. Semua
rekan guru di TK N Pembina Kawedanan yang telah memberi bantuan selama proses
penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
4. Suami
dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan
kekuatan dalam setiap langkah.
5. Semua
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.
Penulis
menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.
Waalaikumsalam
Wr.Wb
Kawedanan , 09- Nopember
- 2019
Penulis
Dra. Suratiningsih
NIP : 19660816 200801 2 007
DAFTAR
ISI
JUDUL..................................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................ii
BIODATA PENULIS..........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah.............................................................................................6
B. Jenis
kegiatan............................................................................................................8
C. Manfaat
kegiatan.......................................................................................................9
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan
dan sasaran..................................................................................................10
B. Bahan/materi
kegiatan.............................................................................................11
C. Metode/
cara melaksanakan kegiatan.....................................................................14
D. Alat/instrumen.........................................................................................................14
E. Waktu
dan tempat kegiatan.....................................................................................14
BAB III HASIL KEGIATAN............................................................................................15
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN...........................................................................................................16
B. Rekomndasi.............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
LAMPIRAN.......................................................................................................................19
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia
Dini menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik dipandang sesuai
dengan pola kerja otak karena membahas satu tema dari berbagai konsep dan aspek
perkembangan. Masa usia Taman Kanak – Kanak atau masa usia dini merupakan masa
perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering
disebut masa keemasan (golden age) dalam perkembangan kehidupan anak.
Ini artinya masa / periode ini merupakan periode kondusif untuk
menumbuhkembangkan berbagai kecerdasan , kemampuan fisiologis, kognitif, bahasa
, sosio emosional dan spiritual. Untuk
itu perlu dukungan belajar yang kondusif
bagi perkembangan potensi anak dan berbagai permainan yang dirancang secara sengaja
(intentionally) dengan maksud agar anak
meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajar. Guru dan orang tua harus mengetahui
perkembangan anak untuk mengidentifikasi ketepatan cara dan metode ,
aktivitas dan materi – materi yang
diperlukan untuk merancang strategi dan
lingkungan pembelajaran yang sesuai
supaya pengetahuan yang disampaikan dapat mendorong anak sampai pada tujuan yang diharapkan.
Ada
beberapa aspek perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan pelaksanaan
program di TK , aspek – aspek tersebut yaitu perkembangan fisik motorik,
perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional,
perkembangan moral dan nilai agama dan perkembangan seni. Program pendidikan
anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan
menyeluruh sesuai dengan norma- norma dan nilai – nilai kehidupan yang dianut.
Melalui program pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan mampu mengembangkan
potensi yang dimilikinya baik dari segi fisik, motorik, bahasa ,
emosional dan agama.
Perkembangan
bahasa merupakan salah satu perkembangan anak yang sangat penting dan harus
diperhatikan sejak dini. Karena dengan
bahasa sebagai dasar kemampuan seorang anak akan dapat meningkatkan kemampuan – kemampuan
yang lain. Bahasa merupakan segala
bentuk atau setiap sarana komunikasi
dengan menyimbolkan pikiran dan
perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain, termasuk didalamnya
tulisan, bicara, bahasa simbol, ekspresi muka, isyarat, pantomim dan seni. Dalam
Permendikbud No 137 tahun 2014 pasal 10 (5) telah dijelaskan bahwa ‘ Bahasa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a. Memahami
bahasa reseptif , mencakup kemampuan memahami cerita, perintah, aturan,
menyenangi dan menghargai bacaan.
b. Mengeskpresikan
bahasa , mencakup kemampuan bertanya , menjawab pertanyaan, berkomunikasi
secara lesan, menceritakan kembali yang diketahui, belajar bahasa pragmatik,
mengekspresikan persaan, ide dan keinginan dalam bentuk coretan, dan
c. Keaksaraan
mencakup pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk
huruf, serta memahami kata dalam cerita.
Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan individu
dalam menguasai kosa kata , ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu sesuai dengan perkembangan umur. Sehingga dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak, , pendidik perlu menerapkan
ide – ide yang dimilikinya dengan
menggunakan berbagai strategi atau metode
dan penggunaaan media – media
yang beragam yang mendukung pembelajaran kemampuan berbahasa anak. Dalam Permendikbud no 146 tahun 2014
pasal 5 (5) ditegaskan bahwa program pengembangan bahasa sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 (d) mencakup
perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.
Berdasarkan
penjelasan diatas dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK Negeri
Pembina Kawedanan khusunya kelompok B 1,
ada beberapa permasalahan yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak yang masih
kurang. Dapat terlihat jelas diantaranya
ketika anak masih kurang mampu
menyambung pembicaraan karena keterbatasan kosa kata, atau masih banyak anak – anak yang masih malu
– malu ketika diajak berbicara karena susah untuk mengungkapkan pikiran dan
pendapatnya. Dan ada juga anak yang pandai bicara tapi kurang bermakna , anak bicara tapi tidak sesuai dengan isi
(content). Dari 17 siswa kelompok B 1 ada 2 anak yang susah untuk mengungkapkan
pendapatnya, 2 anak yang masih kurang perbendaharaan kata atau keterbatasan
kosa kata, 1 anak yang masih kurang bermakna ketika bercerita/ berkata.
Maka dalam
pengembangan kemampuan berbahasa anak
kelompok B1 TK Negeri Pembina Kawedanan penulis berusaha untuk menggunakan
metode bermain tepuk melalui Discovery
Learning , karena anak akan merasa
bersemangat dan gembira , dengan bermain
tepuk akan menambah wawasan dengan
mengenal hal – hal yang anak belum ketahui, dapat memperoleh kata – kata baru
sehingga dapat memperkaya perbendaharaan kata mereka . Melalui kegiatan bermain
tepuk kreativitas dan kemampuan berimajinasi berkembang dan akhirnya dapat
mengembangkan intelegensinya dengan
baik, karena anak dapat mengucapkan kata
demi kata .
Untuk menghadapi
era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills). Salah satu model pembelajaran yang
berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah
model pembelajaran Discovery learning.
Discovery learning menekankan
pentingnya pemahaman struktur atau ide – ide penting terhadap suatu disiplin
ilmu melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam Discovery
Learning siswa dituntut untuk aktif melakukan pencarian
pengalaman belajar menggunakan analisis dan pemecahan masalah yang dihadapinya
dengan menemukan dan menyelidiki sendiri.
Setelah
melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan model Discovery
Learning, penulis menemukan bahwa pengembangan
kemampuan berbahasa anak meningkat.
Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. ketika menerapkan model Discovery
Learning
.Praktik pembelajaran Discovery Learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai
sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model
Discovery
Learning.
B. JENIS
KEGIATAN
Implementasi Permainan Tepuk Melalui
Model Discovery Learning Bidang Pengembangan Bahasa Anak Klp B1 di TK Negeri
Pembina Kawedanan Magetan Tahun Ajaran 2019/ 2020
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan
praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran tematik di Kelompok B 1 untuk pasangan KD Bahasa Indonesia
(3.11/ 4.11 ) , KD Seni
(3.15/4.15) dan KD Kognitif (3.8/4.8)
C.
MANFAAT KEGIATAN
1.
Bagi Siswa
a.
Manfaat penulisan pratik baik (best Practice) ini adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran tematik integratif yang berorientasi HOTS.
b. Menciptakan
suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung.
c.
Siswa akan lebih bergairah dan kreatif
dalam mengikuti pembelajaran
2.
Bagi Guru
a. Memperluas
wawasan.
b. Meningkatkan
profesional kerja.
c. Meningkatkan
peran guru sebagai Fasilisator.
d. Memberikan
motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
e. Memperbaiki
kinerja guru dalarn proses pembelajaran
3. Bagi
Sekolah
a. Menerapkan
metode , model pembelajaran variatif yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang
lain.
b. Memanfaatkan
metode , model pembelajaran dengan semaksimal mungkin.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A.
TUJUAN DAN SASARAN
a.
Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk
1). Mendeskripsikan praktik baik penulis dalam
meerapkan pembelajara berorientasi higher order thiking skills (HOTS)
2). Menginspirasiguru untuk mengembangkan
materi dan melaksanakan pembelajaran
dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
b.
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa Kelompok B1 semester 1 di TK Negeri Pembina Kawedanan sebanyak
17 anak
B.
. BAHAN / MATERI KEGIATAN
Bahan / Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan
dalam praktik baik ( Best Practice ) dalam
pembelajaran ini adalah materi Kelompok B ( usia 5 – 6 tahun ) untuk Tema Hewan Sub Tema binatang air Sub. Sub tema Katak bidang pengembangan
bahasa dan seni
Bidang
Pengembangan Bahasa
|
|
3.11
|
Memahami Bahasa ekspresif
(mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
|
4.11
|
Menunjukan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
|
Bidang Pengembangan Seni
|
|
3.15
|
Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
|
4.15
|
Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan
berbagai media
|
Bidang Pengembangan Kognitif
|
|
3.8
|
Mengenal Lingkungan Alam (hewan, tanaman, cuaca,
tanah, air, batu-batuan, dll)
|
4.8
|
Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar,
bercerita, bernyanyi, gerak tubuh dll tentang lingkungan alam (hewan,
tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
|
C.METODE DAN CARA
MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Penggunaan
aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam proses
pembelajaran.
2. Pemetaan
KD
3. Perumusan
Indikator Pencapaian Kompetesi
- Pemilihan Model Pembelajaran adalah Discovery Learning (DL) .
5.
Merencanakan
kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran
Pengembangan desain
pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sesuai dengan sintak Discovery
Learning
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang
dikembangkan berdasarkan model Discovery Learning .
Sintak Model Pembelajaran
|
Guru
|
Siswa
|
Orientasi Masalah
|
1. Guru
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman peserta didik dengan
materi sebelumnya
2. Guru
membuka kegiatan dengan memperlihatkan vidio metamorfosis Katak
3. Guru
memperlihatkan gambar metamorfosis Katak
4. Guru membantu siswa menggali kosa kata yang
diperoleh saat menyaksikan vidio dan gambar
|
1) Menyimak penjelasan guru dan menjawab pertanyaan
guru.
2)
Peserta didik
mengamati vidio metamorfosis Katak
3)
Peserta didik
mengamati gambar proses metamorfosis Katak
4)
Peserta didik menyampaikan ide, pendapat dan memperhatikan sambil memeragakan
|
Mengorganisasi
|
1. Guru
membentuk kelompok sesuai minat anak
2. Guru
memberikan instruksi berkumpul dengan masing – masing kelompok
3. Guru
menginstruksikan peserta didik menyelesaikan tugas yang sudah dirancang guru
|
1)
Peseta didik masuk
kelompok belajar sesuai minat
2)
Peserta didik
berkumpul dalam kelompok dan menyimak instruksi dengan teliti.
3)
Peserta didik menyelesaikan
tugas yang sudah dirancang guru
|
Membimbing penyelidikan
|
1. Guru
menugaskan siswa mengidentifikasi proses metamorfosis katak
2. Guru menginstruksikan peserta didik menirukan
dan memeragakan .
|
1)
Peserta didik menyebutkan tahapan
tahapan yang dilihat sesuai vidio / gambar
2)
Peserta didik menirukan dan
memeragakan gerak katak
|
Mengembangkan dan menyajikan laporan hasil karya
|
1. Guru memberikan tugas untuk memeragakan Tepuk
Katak yang telah dibuat peserta berdasarkan kosa kata yang telah ditemukan
|
1). Peserta didik bermain tepuk katak sesuai dengan kosa kata yang telah
ditemukan sendiri
|
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
|
1)
Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja peserta
didik
2)
Memberi penguatan hasil belajar siswa.
3)
Membimbing siswa membuat simpulan hasil belajar hari itu,.
|
1)
Menyimak penjelasan guru.
2)
Mengajukan pertanyaan bila belum paham.
|
6. Penyusunan
Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan
hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi
RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan
literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.
D. MEDIA
DAN INSTRUMEN
Media
pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) Vidio
Metamorfosisi Katak , (b) Gambar
proses Metamorfosis Katak (c) lembar
kerja siswa (LKS) tematik.
Instrumen
yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk
mengamati proses pembelajaran berupa
lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan
menggunakan cheklist
E.
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Praktik
baik (Best Practice ) ini dilaksanakan
pada tanggal 7 Nopember
2019 bertempat di Kelompok B 1 TK Negeri
Pembina Kawedanan
BAB III
HASIL KEGIATAN
A.
HASIL
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik (best
practice ) ini diuraikan sebagai berikut:
1.
Proses pembelajaran tematik yang
dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berlangsung
aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk
mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang
dirancang sesuai sintak Discovery Learning mengharuskan siswa aktif selama
proses pembelajaran.
2.
Pembelajaran tematik yang dilakukan
dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan
siswa dalam melakukan transfer knowledge. Setelah siswa melihat Vidio metamorfosis
Katak dan dilanjutkan dengan melihat
gambar katak siswa akan jauh lebih
memahami proses metamorfosis katak Pemahaman ini membantu siswa dalam membuat
tepuk katak berdasarkan kosa kata yang ditemukan dalam metamorfosis katak
3.
Penerapan model pembelajaran Discovery
Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran
sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas
cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung
untuk berlomba bekerja dengan asal – asalan dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan
tugas yang disajikan; kurang peduli pada
proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini
selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang
materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa
cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang
diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan praktik baik (best practisce)
pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan menerapkan Discovery Learning
ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang proses metamorfosis
katak benar-benar dibangun oleh siswa
melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir
kritis.
4.
Penerapan model pembelajaran Discovery
Learning juga meningkatkan kemampuan
siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Discovery
Learning yang diterapkan dengan
menyajikan vidio dan gambar proses
metamorfosis katak berisi permasalahan
kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah. Sebelum menerapkan Discovery Learning, penulis
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun
permasalahan yang disajikan dalam buku penunjang dan majalah siswa kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan
sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis majalah dan buku penunjang siswa juga sifatnya monoton dan
tidak bervariasi . Dengan menerapkan Discovery Learning , siswa tak hanya
belajar dari buku , tetapi juga dari media lain alam langsung, vidio, benda
nyata dan lainnya serta diberi
kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.
B.
MASALAH YANG
DIHADAPI
Masalah
yang dihadapi terutama adalah siswa
belum
terbiasa siswa belajar dengan
model Discovery Learning . dan gurupun kadang kesulitan mencari materi atau
sumber belajar yang dapat secara nyata diamati siswa, sehingga kadang guru
mengambil materi dari bahan yang sudah tersedia yaitu majalah atau buku
penunjang siswa
C.
CARA MENGATASI
MASALAH
Agar
siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learning dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru
memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order
thinking skills/HOTS). Pemahaman
dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar
menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.
BAB IV
SIMPULAN
DAN REKOMENDASI
A.
SIMPULAN
Berdasarkan
uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
- Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning layak dijadikan praktik baik (best practice) pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
- Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.
B.
REKOMENDASI
Berdasarkan hasil praktik baik (best practice ) pembelajaran tematik dengan model
pembelajaran Discovery Learning (DL), berikut disampaikan rekomendasi
yang relevan.
- Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku penunjang dan majalah siswa serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
- Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
- Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik (best practice) ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Permendikbud RI No 137
Tahun 2014
2.
Permendikbud RI No 146 Tahun 2014
LAMPIRAN
A. Lampiran
1 : Foto-foto kegiatan
B. Lampiran
2 : RPP
C. Lampiran
3 : Bahan Ajar
D. Lampiran
4 : LKS
E. Lampiran
7 : Lembar observasi proses
pembelajaran
F. Lampiran
8 : Cheklist
G.