Senin, 11 November 2019

LK – 9 LAPORAN BEST PRACTICE



LAPORAN BEST PRACTICE
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN 2019 / 2020

Implementasi Permainan Tepuk Melalui Model Discovery Learning  Bidang Pengembangan Bahasa Anak Kelompok B1 TK Negeri Pembina Kawedanan Magetan Tahun Ajaran 2019/2020



 

LK – 9 LAPORAN BEST PRACTICE
 
NAMA PESERTA          : Dra. SURATININGSIH
NUPTK                            : 8148744646300073
UNIT KERJA                  : TK NEGERI PEMBINA KAWEDANAN
KABUPATEN/KOTA      : MAGETAN
PROVINSI                         : JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN , KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
 MAGETAN JAWA TIMUR
TAHUN 2019



HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Implementasi Permainan Tepuk Melalui Model Discoveri Learning Bidang Pengembangan Bahasa Anak Klp B1 di TK Negeri Pembina Kawedanan Magetan tahun Ajaran 2019 / 2020
Nama                           : Dra. Suratiningsih
Asal Sekolah               : TK Negeri Pembina Kawedanan
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari                             :  Sabtu
Tanggal                       :  9 Nopember 2019


Kepala TK Negeri Pembina Kawedanan


SUMINI, M.MPd
NIP 19710309 199103 2 007


BIODATA PENULIS

1
Nama
Dra. Suratiningsih
2
NIP
19660816 200801 2 007
3
NUPTK
8148744646300073
4
Jabatan
Guru
5
Pangkat / Gol.Ruang
III B
6
Tempat / Tanggal Lahir
Surabaya , 16-08-1966
7
Jenis Kelamin
Perempuan
8
Agama
islam
9
Pendidikan Terakhir
S-1
10
Unit Kerja
TK Negeri Pembina Kawedanan
11
Alamat
Jln. Kauman RT 11 RW 02 Kec. Kawedanan  Kab. Magetan
12
No  Phone
(0351) 438 250
13
Email
14
Alamat rumah
Ds.Kuwonharjo RT 10 RW 02 Kec. Takeran Kab. Magetan
15
Email


Kawedanan, 09 -11 -2019
Penulis

                                                                                        Dra. Suratiningsih
                                                                         NIP : 19660816 200801 2 007





KATA PENGANTAR

Assalammualaiku m. Wr.Wb

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas LK 9 Laporan Best Practice tepat  pada tanggal 9 nopember 2019

Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.

1.      Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga  Kabupaten Magetan
2.      Kepala TK Negeri Pembina Kawedanan  yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
3.      Semua rekan guru di TK N Pembina Kawedanan yang telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
4.      Suami dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah.
5.      Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Kawedanan , 09- Nopember - 2019

Penulis


 Dra. Suratiningsih
 NIP : 19660816 200801 2 007






DAFTAR ISI


JUDUL..................................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................ii
BIODATA PENULIS..........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah.............................................................................................6
B.     Jenis kegiatan............................................................................................................8
C.     Manfaat kegiatan.......................................................................................................9
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A.    Tujuan dan sasaran..................................................................................................10
B.     Bahan/materi kegiatan.............................................................................................11
C.     Metode/ cara melaksanakan kegiatan.....................................................................14
D.    Alat/instrumen.........................................................................................................14
E.     Waktu dan tempat kegiatan.....................................................................................14
BAB III HASIL KEGIATAN............................................................................................15
BAB IV  SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.    SIMPULAN...........................................................................................................16
B.     Rekomndasi.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18
LAMPIRAN.......................................................................................................................19





BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG MASALAH
            Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menggunakan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik dipandang sesuai dengan pola kerja otak karena membahas satu tema dari berbagai konsep dan aspek perkembangan. Masa usia Taman Kanak – Kanak atau masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat pesat, sehingga sering  disebut masa keemasan (golden age) dalam perkembangan kehidupan anak. Ini artinya masa / periode ini merupakan periode kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kecerdasan , kemampuan fisiologis, kognitif, bahasa , sosio  emosional dan spiritual. Untuk itu perlu dukungan belajar yang kondusif  bagi perkembangan potensi anak dan berbagai permainan  yang dirancang secara sengaja (intentionally)  dengan maksud agar anak meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajar.  Guru dan orang tua harus mengetahui perkembangan anak  untuk  mengidentifikasi ketepatan cara dan metode , aktivitas dan  materi – materi yang diperlukan untuk merancang strategi  dan lingkungan pembelajaran yang sesuai  supaya pengetahuan yang disampaikan dapat mendorong anak  sampai pada tujuan yang diharapkan.
Ada beberapa aspek perkembangan yang harus dicapai anak dalam kegiatan pelaksanaan program di TK , aspek – aspek tersebut yaitu perkembangan fisik motorik, perkembangan kognitif, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional, perkembangan moral dan nilai agama dan perkembangan seni. Program pendidikan anak usia dini adalah memfasilitasi pertumbuhan dan  perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma- norma dan nilai – nilai kehidupan yang dianut. Melalui program pendidikan yang dirancang dengan baik, anak akan mampu  mengembangkan  potensi yang dimilikinya baik dari segi fisik, motorik, bahasa , emosional dan agama.    
Perkembangan bahasa merupakan salah satu perkembangan anak yang sangat penting dan harus diperhatikan  sejak dini. Karena dengan bahasa sebagai dasar kemampuan seorang anak akan  dapat meningkatkan kemampuan – kemampuan yang  lain. Bahasa merupakan segala bentuk atau setiap sarana komunikasi  dengan menyimbolkan  pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain, termasuk didalamnya tulisan, bicara, bahasa simbol, ekspresi muka, isyarat, pantomim dan seni. Dalam Permendikbud No 137 tahun 2014 pasal 10 (5) telah dijelaskan bahwa ‘ Bahasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas :
a.       Memahami bahasa reseptif , mencakup kemampuan memahami cerita, perintah, aturan, menyenangi dan menghargai bacaan.
b.      Mengeskpresikan bahasa , mencakup kemampuan bertanya , menjawab pertanyaan, berkomunikasi secara lesan, menceritakan kembali yang diketahui, belajar bahasa pragmatik, mengekspresikan persaan, ide dan keinginan dalam bentuk coretan, dan
c.       Keaksaraan mencakup pemahaman terhadap hubungan bentuk dan bunyi huruf, meniru bentuk huruf, serta memahami kata dalam cerita.
       Kemampuan berbahasa  merupakan kemampuan  individu  dalam menguasai kosa kata , ucapan, gramatikal,  dan etika pengucapannya  dalam kurun waktu  sesuai dengan perkembangan umur.  Sehingga dalam mengembangkan kemampuan  berbahasa anak, , pendidik perlu menerapkan ide – ide  yang dimilikinya dengan menggunakan berbagai strategi atau metode  dan penggunaaan media – media  yang beragam yang mendukung pembelajaran kemampuan berbahasa  anak. Dalam Permendikbud no 146 tahun 2014 pasal 5 (5) ditegaskan bahwa program pengembangan bahasa sebagaimana dimaksud  pada ayat 1 (d) mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain.
Berdasarkan penjelasan diatas dan berdasarkan pengamatan yang dilakukan di TK Negeri Pembina  Kawedanan khusunya kelompok B 1, ada beberapa permasalahan yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak yang masih kurang.  Dapat terlihat jelas diantaranya ketika anak masih  kurang mampu menyambung pembicaraan karena keterbatasan kosa kata,  atau masih banyak anak – anak yang masih malu – malu  ketika diajak berbicara  karena susah untuk mengungkapkan pikiran dan pendapatnya. Dan ada juga anak yang pandai bicara tapi kurang bermakna  , anak bicara tapi tidak sesuai dengan isi (content). Dari 17 siswa kelompok B 1 ada 2 anak yang susah untuk mengungkapkan pendapatnya, 2 anak yang masih kurang perbendaharaan kata atau keterbatasan kosa kata, 1 anak yang masih kurang bermakna ketika bercerita/ berkata.
Maka dalam pengembangan kemampuan berbahasa  anak kelompok B1 TK Negeri Pembina Kawedanan penulis berusaha untuk menggunakan metode  bermain tepuk melalui Discovery Learning  , karena anak akan merasa bersemangat dan gembira  , dengan bermain tepuk akan menambah wawasan  dengan mengenal hal – hal yang anak belum ketahui, dapat memperoleh kata – kata baru sehingga dapat memperkaya perbendaharaan kata mereka . Melalui kegiatan bermain tepuk  kreativitas dan kemampuan berimajinasi   berkembang dan akhirnya dapat mengembangkan  intelegensinya dengan baik, karena anak dapat mengucapkan  kata demi kata .
Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).  Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Discovery learning. Discovery learning menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide – ide penting terhadap suatu disiplin ilmu melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam Discovery Learning siswa dituntut untuk aktif melakukan pencarian pengalaman belajar menggunakan analisis dan pemecahan masalah yang dihadapinya dengan menemukan dan menyelidiki sendiri. 
Setelah melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dengan model Discovery Learning, penulis menemukan bahwa pengembangan kemampuan berbahasa anak meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. ketika menerapkan  model Discovery Learning  .Praktik pembelajaran Discovery Learning yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS dengan model Discovery Learning.

B.     JENIS KEGIATAN
           Implementasi Permainan Tepuk Melalui Model Discovery Learning Bidang Pengembangan Bahasa Anak Klp B1 di TK Negeri Pembina Kawedanan Magetan Tahun Ajaran 2019/ 2020
    Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan praktik baik ini adalah kegiatan pembelajaran tematik di Kelompok B 1 untuk pasangan KD Bahasa Indonesia  (3.11/ 4.11 ) , KD  Seni (3.15/4.15) dan KD Kognitif (3.8/4.8)



C.     MANFAAT KEGIATAN
1.      Bagi Siswa
a.       Manfaat penulisan pratik baik (best Practice)   ini adalah untuk  meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran tematik integratif  yang berorientasi HOTS.
b.      Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung.
c.       Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran
2.      Bagi Guru
a.       Memperluas wawasan.
b.      Meningkatkan profesional kerja.
c.       Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
d.      Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
e.       Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran
3.      Bagi Sekolah
a.       Menerapkan metode , model pembelajaran variatif yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain.
b.      Memanfaatkan metode , model pembelajaran dengan semaksimal mungkin.



BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A.      TUJUAN DAN SASARAN
a. Tujuan penulisan praktik baik ini adalah untuk
 1).  Mendeskripsikan praktik baik penulis dalam meerapkan pembelajara berorientasi higher order thiking skills (HOTS)
 2). Menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan   pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
b. Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa Kelompok B1  semester 1 di TK  Negeri Pembina Kawedanan  sebanyak 17 anak
B. .  BAHAN / MATERI KEGIATAN
       Bahan / Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik ( Best Practice ) dalam  pembelajaran ini adalah materi Kelompok B ( usia 5 – 6 tahun )  untuk Tema Hewan Sub Tema binatang air  Sub. Sub tema Katak bidang pengembangan bahasa dan seni

Bidang Pengembangan Bahasa

3.11


Memahami Bahasa ekspresif  (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)

4.11


Menunjukan kemampuan berbahasa ekspresif  (mengungkapkan bahasa  secara verbal dan non verbal)
Bidang Pengembangan Seni

3.15
Mengenal berbagai karya  dan aktivitas seni

4.15
Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media

Bidang Pengembangan Kognitif
3.8
Mengenal Lingkungan Alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
4.8
Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, gerak tubuh dll tentang lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)

C.METODE DAN CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1.      Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam proses pembelajaran.
2.      Pemetaan KD
3.      Perumusan Indikator Pencapaian Kompetesi
  1. Pemilihan Model Pembelajaran adalah Discovery Learning (DL) .
5.      Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran
 Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Discovery Learning

Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model Discovery Learning .

Sintak Model Pembelajaran
Guru
Siswa

Orientasi Masalah

1.      Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan pengalaman peserta didik dengan materi sebelumnya

2.      Guru membuka kegiatan dengan memperlihatkan vidio metamorfosis Katak 

3.      Guru memperlihatkan gambar metamorfosis Katak

4.      Guru membantu siswa menggali kosa kata yang diperoleh saat menyaksikan vidio dan gambar

1)      Menyimak penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru.




2)      Peserta didik mengamati  vidio metamorfosis Katak


3)      Peserta didik mengamati gambar proses metamorfosis Katak

4)      Peserta didik menyampaikan ide, pendapat dan  memperhatikan sambil memeragakan 
Mengorganisasi

1.      Guru membentuk kelompok sesuai minat anak

2.      Guru memberikan instruksi berkumpul dengan masing – masing kelompok


3.      Guru menginstruksikan peserta didik menyelesaikan tugas yang sudah dirancang guru
1)        Peseta didik masuk kelompok belajar sesuai minat

2)        Peserta didik berkumpul dalam kelompok dan menyimak instruksi dengan teliti.

3)        Peserta didik menyelesaikan tugas yang sudah dirancang guru

Membimbing penyelidikan

1.      Guru menugaskan siswa mengidentifikasi proses metamorfosis katak
2.       Guru menginstruksikan peserta didik menirukan dan memeragakan  .
1)      Peserta didik menyebutkan tahapan tahapan yang dilihat sesuai  vidio / gambar
2)      Peserta didik menirukan dan memeragakan gerak katak


Mengembangkan dan menyajikan laporan hasil karya

1.  Guru  memberikan tugas untuk memeragakan Tepuk Katak yang telah dibuat peserta berdasarkan kosa kata yang telah ditemukan
1). Peserta didik bermain  tepuk  katak sesuai dengan kosa kata yang telah ditemukan sendiri

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
1)         Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja peserta didik
2)         Memberi penguatan hasil belajar siswa.
3)         Membimbing siswa membuat simpulan hasil belajar hari itu,.
1)   Menyimak penjelasan guru.

2)   Mengajukan pertanyaan bila belum paham.

6.      Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKS, dan instrumen penilaian. RPP disusun dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan kecakapan abad 21.



D.      MEDIA DAN INSTRUMEN
Media pembelajaran yang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) Vidio Metamorfosisi Katak , (b) Gambar  proses Metamorfosis Katak  (c) lembar kerja siswa (LKS) tematik.
Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran  berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan cheklist

E.       WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Praktik baik (Best Practice )  ini dilaksanakan pada tanggal  7  Nopember   2019 bertempat di Kelompok B 1 TK Negeri Pembina Kawedanan


BAB III
HASIL KEGIATAN

A.           HASIL
Hasil yang dapat dilaporkan dari praktik baik (best practice )  ini diuraikan sebagai berikut:
1.             Proses pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak Discovery Learning mengharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran. 
2.             Pembelajaran tematik yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer knowledge.  Setelah siswa melihat Vidio metamorfosis Katak  dan dilanjutkan dengan melihat gambar katak  siswa akan jauh lebih memahami proses metamorfosis katak Pemahaman ini membantu siswa dalam membuat tepuk katak berdasarkan kosa kata yang ditemukan dalam metamorfosis katak
3.             Penerapan model pembelajaran Discovery Learning meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.  Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.  Dalam pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung  untuk berlomba bekerja dengan asal – asalan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana siswa dapat menyelesikan tugas  yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasan), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan praktik baik (best practisce) pembelajaran tematik berorientasi HOTS dengan menerapkan Discovery Learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman siswa tentang proses metamorfosis katak  benar-benar dibangun oleh siswa melalui pengamatan dan diskusi yang menuntut kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
4.             Penerapan model pembelajaran Discovery Learning  juga meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Discovery Learning  yang diterapkan dengan menyajikan vidio  dan gambar proses metamorfosis katak  berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.  Sebelum menerapkan Discovery Learning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku penunjang dan majalah siswa  kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja penulis gunakan. Jenis majalah  dan  buku penunjang siswa juga sifatnya monoton dan tidak bervariasi . Dengan menerapkan Discovery Learning , siswa tak hanya belajar dari buku , tetapi juga dari media lain alam langsung, vidio, benda nyata  dan lainnya serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber lainnya.

B.       MASALAH YANG DIHADAPI
Masalah yang dihadapi terutama adalah siswa belum terbiasa siswa belajar dengan model Discovery Learning . dan gurupun kadang kesulitan mencari materi atau sumber belajar yang dapat secara nyata diamati siswa, sehingga kadang guru mengambil materi dari bahan yang sudah tersedia yaitu majalah atau buku penunjang siswa

C.            CARA MENGATASI MASALAH
Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learning  dapat membantu mereka lebih menguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills/HOTS). Pemahaman dan kesadaran akan pentingnya HOTS akan membuat siswa termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Selain itu, kesadaran bahwa belajar bukan sekadar menghafal teori dan konsep akan membuat siswa mau belajar dengan HOTS.

BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.    SIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
  1. Pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning layak dijadikan praktik baik (best practice)  pembelajaran berorientasi HOTS  karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah. 
  2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning  yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan kecakapan abad 21.

B.     REKOMENDASI
Berdasarkan hasil praktik baik (best practice )  pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Discovery Learning (DL), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
  1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku penunjang dan majalah siswa  serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran tematik yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
  2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa).
  3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik (best practice)  ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.

DAFTAR PUSTAKA
1.             Permendikbud RI  No 137  Tahun 2014
2.             Permendikbud RI No 146  Tahun 2014





 
LAMPIRAN

A.     Lampiran 1      : Foto-foto kegiatan
B.     Lampiran 2      : RPP
C.     Lampiran 3      : Bahan Ajar
D.     Lampiran 4      : LKS
E.      Lampiran 7      : Lembar observasi proses pembelajaran
F.      Lampiran 8      : Cheklist

G.