PERKEMBANGAN AKTIVITAS
MOTORIK
Perkembangan motorik akan terus berkembang sejalan dengan usia anak.
Jaringan saraf mereka berkembang sesuai pertumbuhan otak dan mereka akan mampu
mengembangkan berbagai gerakan dan mengembangkannya dengan baik. Kecepatan
perkembangan motorik dipengaruhi oleh gizi, kesehatan, dan lingkungan fisik
lain misalnya tersedianya alat permainan serta kesempatan yang diberikan kepada
anak untuk melatih berbagai gerakan. Disamping mengembangkan kemampuan
motoriknya, anak juga mengembangkan kemampuan mengamati, mengingat hasil
pengamatannya dan pengalamannya. Anak mengamati gerakan-gerakan yang dilakukan
teman-temannya atau yang telah dilatihkan kepadanya, kemudian mengingat
gerakan-gerakan motorik yang telah dilakukannya untuk melakukan perbaikan dan
penghalusan gerak.Sebelum mampu memadukan aktivitas motorik yang lebih kompleks
anak juga harus memiliki keterampilan dasar terlebih dahulu.
Seperti telah
disebutkan di atas bahwa secara umum aktivitas motorik ada dua macam yaitu :
1. Aktivitas motorik halus (Fine
motor activity)
Kontrol motorik halus
telah didefinisikan sebagai kemampuan untuk
mengkoordinasi atau mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adatif.
Bentuk-bentuk gerak ini dapat dimanifestasikan mereka sendiri dalam berbagai
variasi yang mencakup semua aktivitas seperti menulis, menggambar, memberi
warna, memotong dan sebagainya. Pola-pola gerakan ini ditunjukkan sebagai
keterampilan koordinasi mata-tangan.
Perkembangan kontrol
motorik halus atau keterampilan koordinasi mata tangan mewakili bagian yang
penting dan integral perkembangan motorik secara total dan secara jelas mencerminkan perkembangan
kapasitas sistem saraf pusat (Central Nervous System) untuk mengangkat dan
memproses input visual dan menterjemahkan input tersebut ke dalam bentuk
keterampilan.
Untuk melakukan
keterampilan dengan baik, maka perilaku yang perlu dilakukan anak harus dapat
berinteraksi dengan praktek, dan melakukan komunikasi terhadap obyek sekolah
dan lingkungan rumah. Gerakan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga,
dibandingkan dengan aktivvitas motorik kasar.
Gerakan motorik halus
yang terlihat saat anak usia dini; antara lain adalah anak mulai dapat menyikat
giginya, menyisir rambutnya, membuka dan menutup retsluiting, memakai sepatu
sendiri, makan sendiri dengan mengggunakan sendok dan garpu, mengancingkan
baju. Jika gerakan motorik halus anak semakin baik, maka anak akan dapat
berkreasi, seperti menggambar gambar sederhana dan mewarnai, menggunting kertas
dengan hasil yang lebih halus, menajamkan pensil dengan rautan pensil, menjahit
dan menganyam kertas.
Dalam melakukan gerakan
motorik halus diperlukan dukungan keterampilan lain serta kematangan mental,
misalnya keterampilan membuat gambar. Dalam membuat gambar selain anak
memerlukan keterampilan menggerakkan pergelangan tangan, anak juga memerlukan
keterampilan kognitif yang memungkinkan terbentuknya sebuah gambar. Misalnya
untuk menggambar lingkaran, anak perlu memahami bentuk lingkaran terlebih
dahulu.
Kemampuan seorang anak
untuk melakukan gerak motorik tertentu tidak akan sama dengan anak lain
walaupun usia mereka sama.. Misalnya Anik anak yang berusia empat tahun sudah dapat membuka bajunya sendiri,
sedangkan Didi yang usianya juga sama masih memerlukan bantuan untuk membuka
bajunya sewaktu pulang sekolah. Jenis kelamin juga berpengaruh terhadap motorik
anak TK. Anak perempuan lebih sering melakukan keterampilan yang membutuhkan
keseimbangan tubuh, seperti permainan lompat tali sedangkan anak laki-laki
lebih senang melakukan keterampilan lempar tangkap bola atau menendang bola
atau berperilaku yang mementingkan kecepatan dan kekuatan.
2.
Aktivitas motorik kasar (Gross motor
activity)
Aktivitas motorik kasar
terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi dan keseimbangan hampir seperti
orang dewasa. Aktivitas motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan
koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak.Oleh sebab itu memerlukan tenaga
karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar.
Perkembangan
motorik kasar difokuskan pada
keterampilan yang biasa disebut dengan keterampilan motorik dasar (fundamental motor skills). Keterampilan
dasar yang akan dibicarakan adalah merupakan sifat khas perkembangan motorik
anak usia 3 sampai 6-7 tahun yang meliputi :
a. Gerak lokomotor (gerakan berpindah tempat)
di mana bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat.
Gerakan yang termasuk gerak lokomotor
adalah :
1). Berjalan,
yaitu memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain dengan
melangkahkan kaki berulang-ulang dan bergantian, dimana sati kaki pasti
menginjak tanah atau lantai.
2). Berlari, yaitu mirip berjalan
namun ada waktu di mana kedua kaki tidak menginjak lantai.
3). Melompat, yaitu memindahkan
tubuh ke depan dengan bertumpu pada sastu kaki dan mendarat dengan kedua kaki.
4) Meloncat, yaitu memindahkan
tubuh ke depan atau ke atas dengan bertumpu pada kedua kaki dan mendarat dengan
kedua kaki.
5). Merangkak, yaitu menggerakkan
tubuh dengan bertumpu pada telapak tangan, kedua lutut dan kedua ujung kaki.
6) Merayap, yaitu menggeakkan tubuh
dengan bertumpu pada telapak tangan sampai siku dan badan bagian depan mulai
dari dada sampai ujung kaki.
7). Berguling, yaitu memindahkan
tubuh dari satu tempat ke tempat lain dengan cara merebahkan diri lalu
menggulingkan seluruh badan ke kanan atau ke kiri.
8). Berjingkat, yaitu memindahkan
tubuh ke depan dengan cara bertumpu pada salah satu kaki baik kiri maupun kanan
dan mendarat pada kaki yang sama.
b. Gerak non-lokomotor (gerakan tidak
berpindah tempat) di mana sebagian anggota tubuh tertentu saja yang digerakkan,
namun tidak berpindah tempat.Gerakan yang termasuk gerak non-lokomotor adalah :
1). Gerakan-gerakan memutar tubuh
atau bagian-bagian tubuh (kepala, pinggang, lutut, lengan, pergelangan kaki dan
pergelangan tangan.
2). Menekuk atau membungkukkan
tubuh, seperti gerakan bngun tidur (sit up), duduk dan membungkuk sambil
memeluk dua kaki, menelungkup dan menarik ke atas kedua kaki, dada sampai
kepala.
3). Latihan keseimbangan , seperti
sikap lilin ( berbaring telentang dan kedua kaki dinaikkan lurus ke atas ),
gerak pesawat terbang ( salah satu kaki diangkat, kedua tangan direntangkan
lalu perlahan badan dibungkukkan ).
c. Gerak manipulatif, adalah aktivitas
yang dilakukan di mana ada sesuatu yang digerakkan. Misalnya melempar, menyepak, memukul,
menangkap, memantul-mantulkan bola atau benda lainnya.
Gerak
lokomotor, non lokomootor dan manipulatif bisa saling dikombinasikan,
misalnya lari sambil menyepak bola.
Dengan demikian pola gerak adalah gerak dasar yang berhubungan dengan pelaksanaan
suatu tugas tertentu. Oleh karena itu banyak anak yang bisa melaksanakan pola
gerak dasar dengan kecakapan yang berbeda-beda.
Keterampilan
motorik dasar dikembangkan pada masa anak pra sekolah dan pada masa sekolah
awal, dan ini akan menjadi bekal awal untuk mendapatkan keterampilan gerak yang
efisien bersifat umum dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai dasar untuk
perkembangan keterampilan motorik yang lebih khusus.
Perkembangan
motorik dasar adalah merupakan fungsi kematangan (maturity) dan pengalaman.
Kematangan merupakan suatu keadaan dimana keterampilan motorik dasar
berkembang, tetapi sebaliknya keterampilan dasar tidak akan dapat berkembang
tanpa latihan yang sesuai (pengalaman). Penelitian menunjukkan bahwa
perkembangan keterampilan motorik dasar anak usia Sekolah Taman Kanak-Kanak
secara jelas dikatakan bahwa satu diantara 5 anak mengalami ketinggalan dalam
perkembangan keterampilan motorik dasar (Temple,1979).
Motorik
kasar lebih dahulu berkembang dari pada motorik halus. Hal ini dapat dilihat
saat anak dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menulis dan melipat,
terlebih dahulu ia sudah menggunakan otot-otot kakinya untuk berjalan.
Didalam Standard Kompetensi Kurikulum
TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di Taman Kanak-kanak adalah membantu
mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis maupun fisik yang meliputi
moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik,
kemandirian, dan seni. Untuk pengembangan kemampuan dasar anak, dilihat dari
kemampuan fisik/ motoriknya maka guru-guru PAUD akan membantu meningkatkan
keterampilan fisik/motorik anak dalam hal mengenalkan dan melatih gerakan
motorik kasar dan motorik halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol
gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara
hidup sehat, sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat dan sehat
serta terampil.
Adapun
kompetensi dasar motorik anak usia dini yang diharapkan dapat dikembangkan guru
adalah agar anak mampu :
1. Melakukan aktivitas motorik/fisik
secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, kebe
ranian, keseimbangan, kelincahan dan persiapan untuk menulis.
2. Mengekspresikan diri dan berkreasi
dengan berbagai media menjadi suatu karya seni.
Di
sekolah, gurulah yang menentukan apa aktivitas motorik anak yang dapat
dilakukan sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Guru juga berperan
dalam menumbuhkan minat anak terhadap berbagai kegiatan motorik anak seperti
berbagai jenis olahraga, menggambar, melipat kertas, membuat kalung dari
berbagai bahan. Minat anak terhadap suatu jenis kegiatan motorik sangat
beragam.Disini guru dapat mengarahkan dan menumbuhkan minat anak untuk
mengikuti semua kegiatan motorik tersebut, dengan tujuan agar gerakan motorik
anak dapat dikembangkan dengan baik.
C. MANFAAT PENGEMBANGAN
MOTORIK ANAK USIA DINI.
Pada saat anak mencapai usia 3-6 tahun (prasekolah) ada ciri yang
jelas berbeda dengan anak bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi
tubuh, berat badan, tinggi badan,dan keterampilan yang mereka miliki. Seperti
halnya otot-otot tubuh anak prasekolah nampak berkembang dan memungkinkan bagi
mereka untuk melakukan berbagai keterampilan. Otot dan sistem tulang akan terus
berkembang sejalan dengan usia mereka. Kepala dan otak mereka telah mencapai
ukuran orang dewasa, Jaringan syaraf mereka juga berkembang sesuai pertumbuhan
otak dan mereka akan mampu mengrembangkan berbagai gerakan dan mengendalikannya
lebih baik.
Bila
ia mengalami hambatan tertentu, misalnya tubuhnya terlalu gemuk atau malas dan
lemas bergerak, anak akan sulit mengikuti permainan yang dilakukan oleh
teman-teman sebayanya. Disamping itu secara tidak langsung pertumbuhan dan
perkembangan motorik anak akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri
dari orang lain. Sebagai contoh : anak yang kurang terampil dalam menangkap
bola akan cepat menyadari bahwa dirinya tidak dapat mengikuti permainan yang
menggunakan bola. Hal ini menyebabkan ia menarik diri dari lingkungan teman
sebayanya. Berdasarkan hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan
motorik sangat diperlukan untuk anak.
Kemampuan motorik juga bermanfaat
bagi :
1. Perkembangan fisiologis anak.
Melalui
bermain anak akan melakukan gerakan-gerakan. Kegiatan tersebut akan
menstimulasi proses fisiologis anak seperti pernafasan dan peningkatan
peredaran darah. Kegiatan motorik kasar anak merupakan pengenalan awal kegiatan
berolahraga. Jika sejak kecil anak sudah terbiasa melakukan kegiatan motorik
maka akan berakibat baik untuk pembentukan postur tubuhnya.
Disamping
itu kegiatan motorik juga akan membuat tulang dan otot anak bertambah kuat.
Bertambah kuatnya tulang membuat kekuatan anak juga bertambah, sebaliknya
kekurang-aktifan anak dalam bergerak akan membuat tulangnya menjadi rapuh dan
sering terkena penyakit. Banyaknya aktivitas bergerak juga akan mengontrol berat badan anak, yang berat
badannya berlebih akan bergerak lebih sedikit dibandingkan dengan anak yang
berat badannya normal.
Sejak
kecil anak harus diberikan kegiatan motorik yang bervariasi yang memungkinkan
mereka untuk begerak. Jika ia berhasil melakukan suatu aktivitas motorik, maka
selanjutnya ia mau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut kembali.
2. Perkembangan kognitif anak.
Apabila
anak berinteraksi dengan lingkungannya, berarti sekaligus anak dipengaruhi
lingkungan dan anak mempengaruhi lingkungan. Dengan demikian hubungan anak
dengan lingkungan bersifat timbal balik, baik bersifat perkembangan psikologis
maupun pertumbuhan dan perkembangan motorik.Keterampilan motorik anak akan
menumbuhkan kreativitas dan imajinasi anak yang merupakan bagian dari
perkembangan mental anak. Dengan demikian para ahli menekankan bahwa kegiatan
motorik, dan keterampilan motorik anak akan dapat meningkatkan kemampuan
intelektual anak. Gerakan yang mereka lakukan saat mereka bermain bermanfaat
untuk membuat fungsi belahan otak kanan dan otak kiri anak seimbang belahan
otak kiri akan mengatur cara berfikir logis dan rasional, menganalisis, bicara
serta berorientasi. Sedangkan belahan otak kanan berperan mengatur hal-hal yang
intuitif, bermusik, menari, dan kreativitas. Berbagai permainan yang dilakukan
anak akan membuat otak kiri dan otak kanan berfungsi dengan baik. Perkembangan
kemampuan motoriknya akan dapat mengembangkan kognitif anak dalam berimajinasi
dan berkreativitas.
3. Perkembangan Sosial dan
Perkembangan Anak.
Anak-anak
usia dini pada umumnya sangat aktif. Mereka telah memiliki penguasaan terhadap
tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Gerakan-gerakan
motorik membuat otot-otot besar pada anak lebih berkembang dari pada kontrol
terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu biasanya anak belum terampil untuk
melakukan kegiatan yang rumit seperti mengikat tali sepatu.
Umumnya
anak usia dini mempunyai satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini cepat
berganti. Mereka dengan cepat dapat menyesuaikan diri secara sosial, mereka mau
bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya,
tetapi kemudian berkembang yaitu mau bersahabat dengan lawan jenisnya. Anak
laki-laki lebih banyak bermain fungsional-soliter
dan asosiatif dramatis dari anak
perempuan. Sedangkan anak perempuan lebih banyak bermain soliter, konstruktif-paralel
dan dramatik dibandingkan dengan anak laki-laki.
Perselisihan
sering terjadi, tetapi sebentar kemudian mereka telah berbaik kembali. Anak
laki-laki lebih banyak melakukan tingkah laku agresif dan perselisihan, mereka
umumnya menyukai bermain diluar, bermain kasar. Anak usia dini pada umumnya
telah mampu melakukan gerakan motorik dengan mantap, seperti berlari dan
melempar. Baik orang tua maupun guru perlu memberikan kesempatan berbagai
kegiatan yang aman bagi mereka, tetapi jangan terlalu mengharapkan suatu
penguasaan gerakan diluar kemampuan anak. Meskipun mereka sudah mampu duduk
diam untuk waktu yang singkat, mereka tetap masih membutuhkan latihan gerakan
sehingga anak-anak tidak terlalu banyak duduk. Untuk melakukan gerakan motorik
halus, misalnya mewarnai gambar, masih banyak coretan-coretan yang keluar dari
pola yang harus diwarnai. Demikian pula bila mereka melakukan kegiatan jasmani
yang disertai aturan-aturan, anak-anak masih sering mengalami kesulitan. Anak
sangat membutuhkan latihan kegiatan jasmani yang disertai kebugaran dan
aktivitas yang tinggi, tetapi saat ini justru ada kecendrungan anak lebih
banyak melakukan kegiatan pasif seperti menonton televisi atau duduk diam
dikursi.
Anak
yang mempunyai kemampuan motorik yang baik akan mempunyai rasa percaya diri
yang besar. Lingkungan teman-temannya pun akan menerima anak yang memiliki
kemampuan motorik yang lebih baik, sedangkan anak yang tidak memiliki kemampuan
gerak tertentu akan kurang diterima teman-temannya.Penerimaan teman-teman dan
lingkungannya akan menyebabkan anak mempunyai rasa percaya diri yang baik.
Contohnya, seorang anak yang mempunyai kemampuan lempar tangkap bola yang lebih
baik dari teman-temannya, ia akan diterima dengan baik oleh teman-teman
sebayanya. Ia akan mempunyai teman lebih banyak, dan kegiatannya pun akan
bertambah banyak karena ia akan diajak oleh teman-temannya mengikuti berbagai
kegiatan lainnya. Sebaiknya sejak dini anak-anak diberikan kegiatan motorik
secara bebas sesuai dengan kemampuan mereka sendiri dan dilakukan dengan senang
hati.
A.
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
MOTORIK
Karakteristik
perkembangan motorik halus maupun motorik kasar menurut Walkey (1996) pada anak
usia dini adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik Perkembangan
Motorik Anak Usia > 3 - 4 Tahun
a. Meremas kertas.
b.
Memakai dan membuka pakaian dan sepatu sendiri.
c.
Menggambar garis lingkaran dan garis silang(garis datar dan tegak).
d.
Menyusun menara empat sampai tujuh balok.
e.
Mengekspresikan gerak tari dengan irama sederhana.
f.
Melempar bola.
g.
Berjalan dengan baik (keseimbangan tubuh mkin baik).
h.
Berlari dengan baik (keseimbangan tubuh makin baik).
i.
Berlari di tempat.
j.
Naik turun tangga tanpa berpegangan.
k.
Melompat dengan satu kaki bergantian.
l.
Merayap dan merangkak lurus ke depan.
m.
Senam mengikuti contoh.
2. Karakteristik Perkembangan
Motorik Anak Usia > 4 - 5 Tahun
a. Menempel.
b.
Mengerjakan puzzle (menyusun potongan-potongan gambar).
c.
Mencoblos kertas dengan pensil atau spidol.
d.
Makin trampil menggunakan jari tangan (mewarnai dengan rapi).
e.
Mengancingkan kancing baju.
f.
Menggambar dengan gerakan naaik turun bersambung(seperti gunung / bukit).
g.
Menarik garis lurus, lengkung dan miring.
h.
Mengekspresikan gerakan dengan irama bervariasi.
i.
Melempar dan menangkap bola.
j.
Melipat kertas.
k.
Berjalan diatas papan titian.
l.
Berjalan dengan berbagai variasi (maju mundur di atas satu garis).
m.
Memenjat dan bergelantungan (berayun).
n.
Melompati parit atau guling.
o.
Senam dengan gerakan kreativitas sendiri
Permainan.
Bagi
anak bermain merupakan seluruh aktivitas anak termasuk bekerja dan
kesenangannya,dan juga merupakan metode bagaimana mereka mengenal dunia.
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan dan kasih sayang. Anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk perkembangan fisik, mental dan
emosinya. Anak akan bermain sepanjang aktivitas tersebut menghiburnya, bila
merasa bosan mereka akan berhenti bermain. Ketika mereka semakin matang, mereka
mulai lebih menyadari kebutuhan bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai
tujuannya dalam permainan. Permainan yang cukup rumit akan menuntut anak
menggunakan kemampuan kognitif dalam mengembangkan strateginya pada waktu
melakukan permainan
Contoh Permainan Tanpa Alat.
a. Mari Berjalan Menjelajahi Ruang.
Tujuan permainan ini adalah anak berjalan ke berbagai arah dengan
berbagai cara.
Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
Anak-anak berdiri bebas di dalam
ruangan, menghadap ke arah guru.
" Mari berjalan mengelilingi ruangan tanpa mengganggu anak-anak
lain".
" Coba anak-anak berjalan dengan angkat tumit,.....yaaa....berjalan
langkah biasa".
Anak-anak berjalan .....,
belok ke kanan.........,
belok ke kiri.......,
langkah panjang ..........,
berhenti.
Anak-anak berkumpul lagi dalam susunan
bebas.
b. Permainan Kucing dan Tikus.
Anak-anak dijadikan dua
kelompok, salah satu kelompok membuat lingkaran sambil bergandengan tangan,
sedangkan kelompok yang lainnya menjadi tikus.Tunjuklah seorang untuk menjadi
kucingnya. Anak-anak yang menjadi tikus berada di dalam lingkaran. Apabila ada
tanda mulai atau bunyi pluit, maka segera kucing mengejar tikus, dan tikus lari
menyelamatkan diri agar tidak tertangkap oleh kucing. Apabila ada tikus yang
tertangkap, maka tikus tersebut menjadi kucing dan yang tadinya menjadi kucing
ganti menjadi tikus. Setelah 3-5 menit anak-anak berganti kelompok, yang
tadinya menjadi tikus ganti menjadi lingkaran.
. Contoh Permainan
dengan Alat.
a. Bola Gilir.
Tujuan permainan ini adalah untuk
melatih kerja sama dan keterampilan memegang bola.
1). Bentuklah
barisan.
2). Berikan bola
pada anak terdepan.
3). Anak-anak
diperintahkan memindahkan bola kepada teman di belakangnya melalui selangkangan
kaki.
4). Ketika bola
sampai pada anak yang paling belakang, bola tersebut dioper ke depan melaluai
kepala.
5). Setiap kali
permainan ini diulang anak-anak akan mencoba mengoperkan bola tersebut secepat
mungkin.
b. Tali Sirkus.
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih keseimbangan.
Pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
Berceritalah tentang sirkus.Tanyakan
kepada anak-anak apakah mereka pernah melihat tali yang biasa dipakai pemain
sirkus untuk berjalan di atas.
1) Tempelkan pita panjang di lantai.
2). Anggaplah pita tersebut tali
sirkus.
3). Berilah contoh bagaimana
berjalan sangat hati-hati di atas tali tersebut dengan menempatkan satu kaki di
depan kaki lainnya.
4) Putarlah musk dan biarkanlah
anak-anak berpura-pura berjalan di atas tali sirkus.
5) Pada waktu mereka berjalan,
anjurkan gerakan-gerakan lain seperti berdiri dengan satu kaki sambil menjaga
keseimbangan, atau berjalan mundur.