PERMAINAN
SAINS UNTUK TEMA /SUB TEMA SEMESTER I
Ok
…menanggapai pertanyaan dan permintaan yang masuk lewat G+1 atau email yaitu : 1. Bunda tolong buatkan kegiatan
sains untuk tema AKU ANAK SEHAT dari (bunda Paud DesyFauziah Siregar)
2.
Bunda apakah sains untuk tema Diri Sendiri sudah boleh dijadikan kegiatan ,
mengingat anak – anak baru masuk
sekolah. ( dari bunda Reny Kalimantan)
3. Bunda disetiap tema
apa ada kegiatan sainsnya.(dari PAUD “Permata”
Makasar)
4. Dan masih banyak lagi, yg tidak mungkin saya
tulis semuanya.
Oke…bunda
– bunda PAUD atau ibu guru TK baik yang dari Sulawesi, Sumatera , Madura atau
teman – teman TK Negeri Pembina dari Papua, saya akan menjawab langsung baik saya postinglangsung lewat
blog atau saya kirim lewat email . pertama yang harus kita ketahui
adalah tentang Sains itu sendiri untuk anak TK / PAUD. (sudah saya jabarkan
pada postingan terdahulu).
Pengenalan
sains pada usia TK lebih ditekankan pada proses daripada produk. Proses sains
ini disebut metode ilmiah yang secara garis besar meliputi : Observasi, problem solving, melakukan
percobaan dan analisa data serta mengambil kesimpulan.
Sains juga mengembangkan kemampuan
pada anak yaitu :
- Spiritual yaitu rasa syukur dan memuji keagungan Tuhan
- Observasi, berlatih menggunakan seluruh inderanya untuk
mengenal nama benda,bagian bagian dan memberi nama bagian serta fungsinya
- Klasifikasi, berlatih mengelompokkan benda berdasarkan ciri ciri tertentu
- Pengukuran
- Menggunakan bilangan
- Rasa empati terhadap benda yang diteliti seperti hewan
- Intrapersonal, merefleksikan kemampuan berpikir dalam proses
belajar seperti penguasaan teknologi
TUJUAN SAINS UNTUK PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
Ada beberapa pandangan ilmuwan terhadap pendidikan dan
pembelajaran sains menyatakan bahwa tujuan pendidikan sains sejalan dengan
kurikulum sekolah, yakni mengembangkan anak secara utuh baik aspek domain
kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor anak (Abruscato, 1928).
Leeper (1994) mengemukakan tujuan pembelajaran sains bagi
anak usia dini adalah sebagai berikut :
1. Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah
yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu
dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2. Agar anak memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang
mendasar, misalnya : tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat
sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi yang
diterimanya serta bersifat terbuka.
3. Agar anak-anak mendapatkan penngetahuan dan
informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi
yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena
informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta
sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.
4. Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk
menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Pembelajaran sains untuk anak usia dini difokuskan
pada pembelajaran mengenai diri sendiri, alam sekitar dan gejala alam.
Pembelajaran Sains pada anak usia dini memiliki beberapa tujuan, diantaranya
yaitu :
1. Membantu anak usia dini untuk
dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Membantu menumbuhkan minat pada
anak usia dini untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di
lingkungan sekitarnya.
3. Membantu melekatkan aspek-aspek
yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan
tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang.
4. Menfasilitasi dan
mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung
jawab, bekerjasama dan mandiri dalam kehidupannya.
5. Membantu anak agar mampu
menggunakan teknologi sederhana & konsep sains yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Membantu anak agar mampu
menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
7. Membantu anak dalam pengenalan dan penguasaan fisika
dasar/sains seperti melakukan eksplorasi/penyelidikan dan percobaan sederhana
dengan berbagai benda (air, angina, api dan magnet).
Berdasarkan tujuan tersebut, jelaslah bahwa
pengembangan pembelajaran sains bukan saja membina domain kognitif
anak saja, melainkan membina aspek afektif dan psikomotor secara seimbang,
bahkan lebih jauh diharapkan dengan mengembangkan pembelajaran
sains yang memadai (adequate) akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan
berfikir kritis yang semuanya akan sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan
kesiapan anak untuk menghadapi perannya yang lebih luas dan kompleks pada masa
akan datang.
Dalam pembelajaran sains anak
mencoba melakukan proses antara lain :
« Mengamati, yaitu melihat dan
memperhatikan dengan teliti.
« Menggolongkan, yaitu membagi-bagi
atas beberapa golongan.
« Mengukur, yaitu menghitung ukurannya
(panjang, besar, luas, tinggi, dsb) dengan alat tertentu.
« Menguraikan, yaitu melepaskan
hubungan bagian-bagian dari induk atau pusatnya.
« Menjelaskan, yaitu menerangkan;
menguraikan secara terang.
« Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
penting tentang alam.
« Merumuskan problem, yaitu
menyebutkan (menyimpulkan) suatu masalah dengan ringkas dan tepat.
« Merumuskan hipotesis, yaitu
menyebutkan (menyimpuklan) sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau
pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan
dasar.
« Merancang penyelidikan termasuk
eksperimen, yaitu membuat percobaan yang bersistem dan berencana untuk
membuktikan kebenaran suatu teori.
« Mengumpulkan dan menganalisis data,
yaitu mengumpulkan dan melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya.
« Menarik kesimpulan yaitu mengambil
keputusan yang diperoleh dari pembelajaran.
TAHAPAN
USIA DALAM PENGEMBANGAN SAINS
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar
sains kepada anak sangat tergantung pada pengalaman, usia dan tingkat
perkembangannya. Beberapa indikator disetiap usia dibawah ini :
1) Usia 3-4 Tahun
« Mulai
menjelajah dan melakukan penelitian terhadap apa yang dilihat di sekitar
lingkungannya.
« Lebih
menyukai aktivitas fisik dan penjelajahan melalui panca indera. Bagaimanapun
mereka sudah mulai mampu untuk menerina informasi yang mempunyai hubungan
langsung dengan pengalaman yang dia dapat dari percakapan atau dari buku-buku
dengan tulisan sederhana.
« Mulai
menyukai ilmu pengetahuan dan mau bekerja sama dengan orang dewasa
« Banyak
bertanya tentang apapun tetapi tidak pernah puas dengan jawaban yang diberikan.
« Mulai
berkembang kemampuan bahasanya.
« Belajar
jadi lebih mudah, dimana mereka sudah mulai mengerti aktivitas yang akan dia
kerjakan dan mulai percaya pada orang dewasa.
2) Usia 4-5 Tahun
« Anak-anak
mulai mengerti tentang banyak hal berupa informasi yang berhubungan dengan apa
yang terjadi di dunia sekitarnya.
« Mulai
memahami apa maksud penelitian dan menjedi lebih bermakna dan menemukan
penjelajahan mereka.
« Mulai
memyeleksi aktivitas yang dilakukan.
« Mulai
mampu membuat perkiraan-perkiraan terhadap berbagai peristiwa yang akan
terjadi.
« Suka
memikirkan penjelasan dari apa yang mereka teliti baik itu fakta ataupun
imajinasi/fantasi.
« Menikmati
percakapan dengan anak-anak lain dan mulai secara spontan berbagi dan mengambil
keputusan.
« Memahami
percakapan dengan yang lain, seperti mereka bermain dan melakukan percobaan.
« Mulai
menggunakan gambaran untuk mewakili dan mengungkapkan ide-ide.
« Senang
melihat buku-buku dan pura-pura membacanya.
3) Usia 5-6 Tahun
« Anak
mampu merencanakan penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah,
seperti ketika mencari jawaban bagaimana cara hewan berkembang biak ?
« Dapat
mengikuti tiga tahap tujuan dan menikmati beberapa penelitian langsung dari
guru.
« Memiliki
perhatian yang lama untuk berbagai aktivitas sains, mereka mulai dapat
menikmati kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu beberapa hari.
« Bekerja
sama bersama-sama dengan lima atau enam anak.
« Tertarik
pada buku-buku yang yang berhubungan dengan aktivitas dari praktek sains dengan
beberapa ilustrasi-ilustrasi berupa gambar.
« Mulai
dapat memahami beberapa konsep sains yang bersifat abstrak, tetapi tetap dengan
contoh-contoh nyata yang kongkrit dan praktek langsung.
« Senang
menggunakan gambar-gambar dan menulis berbagai pengalaman yang mereka dapatkan
dalam praktek sains yang telah dilakukan.
KEGIATAN SAINS UNTUK ANAK
1. Lukisan. Lukisan jari membantu anak-anak belajar untuk
melihat dengan ujung jari mereka dan menunjukkan konsep difusi warna saat
mereka membersihkan tangan mereka. Bentuk dapat dikenali dengan mengecat dengan
buah dan benda-benda asing.
2. Pusat Air. Konsep seperti volume dan konservasi mulai
digenggam ketika anak mengukur dengan air dan pasir. Apung bisa dieksplorasi
dengan perahu dan tenggelam dan objek mengambang.
3. Blok. Blok adalah cara yang baik untuk memperkenalkan
anak-anak terhadap gesekan, gravitasi, dan mesin sederhana. Leverage dan
efisiensi dapat diperkuat dengan woodworking.
4. Buku. Banyak buku meliputi konsep ilmiah saat bercerita.
Buku dengan gambar memberikan pandangan dari hal-hal asing dan menyimpulkan dan
mendiskusikan.
5. Musik. Anak-anak mari mengalami pergerakan udara terhadap
tubuh mereka. Hambatan udara juga dapat ditunjukkan dengan menari dengan syal.
6. Playground. Bermain dapat memberikan kesempatan untuk
memprediksi cuaca, praktek balancing, dan pengalaman gesekan. Di dunia nyata
ilmu pengetahuan terintegrasi baik terutama dengan membaca dan menulis.
Kata-kata dasar, objek menebak, grafik pengalaman, menulis cerita, dan bekerja
dengan sensasi taktil semua mendorong perkembangan literasi awal (angka 7-3 dan
7-4).
7. Mengamati peternakan
semut. di mana ruang bawah tanah yang terlihat.
8. Percobaan dengan balon dan udara. Membantu anak-anak memahami
bahwa semua ruang dipenuhi dengan sesuatu.
9. Bekukan air dan mengamati bahwa dibutuhkan lebih banyak
ruang ketika membeku daripada waktu cair.
10. Mengamati fase perubahan bulan. Beberapa anak yang lebih tua
mungkin dapat menggunakan model bumi, bulan, dan matahari untuk menjelaskan fase
ini. Anak-anak muda dapat mengamati dan menarik fase.
11. Mengamati ukuran. dari berbagai bahan sebelum dan sesudah proses
berbeda diterapkan. Misalnya, wortel lebih kecil setelah mengering, adonan untuk
roti lebih kecil sebelum dimasak, dan sebagainya.
12. Kapur
Barus Lompat
13. Telur ajaib
14.
Penggabungan warna
15.
Magnet
16. Paru
paru plastik
17.
Bermain rasa
18. Meniup air
berwarna lalu ditaruh kertas di atasnya
19. Es batu
dimasukkan ke dalam gelas plastik yang berisi air penuh untuk melihat apakah
airnya tumpah
20. Membuat mentega
dari susu cream cair
21. Mencampur
tepung jagung dengan tapioka dan gandum untuk melihat campuran-campuran itu
padat atau cair atau bagaimana jika diberi sedikit air perubahan apa yang
terjadi?
22. Piringan berputar
Piringan berupa plastik agak tebal dibentuk
melingkar dapat diberi gantungan benda-benda dengan tali di tepi-tepi
sekeliling piring. Anak usia 8 - 12 bulan menyenangi mainan semacam ini karena
merangsang daya visual anak dalam mengamati benda- benda yang bergerak.
23. Ular kaleng
Kaleng-kaleng bekas dengan ukuran sama diisi dengan
biji-bijian dimasukkan ke dalam bekas stocking yang panjang. Kaleng dimasukkan
dalam stocking secara berselang-seling dengan potongan kertas (kawul). Jadi
susunannya berupa kaleng – kawul – kaleng – kawul dst. Anak senang
menekan-nekan permukaan kaleng yang keras kemudian kawul yang lunak dan
membunyikan kaleng-kaleng itu.
24. Mainan dari kertas daur ulang
Dari bahan bubur kertas di atas, dapat diolah
menjadi bentuk-bentuk lain seperti boneka, buah, binatang, dll. Bubur kertas
tadi diperas sampai kering kemudian dicampur dengan lem dan dibentuk sesuai
keinginan. Boneka beruang di atas di dalamnya berisi botol minuman yakult yang
sudah tidak terpakai dan diisi dengan biji-bijian, kemudian dibungkus bubur
kertas. Setelah kering dapat dicat atau ditaburi dengan serbuk-serbuk tertentu.
MATERI SAINS BAGI ANAK USIA DINI
Ada
beberapa materi sains yang sesuai untuk anak prasekolah terutama usia 5-6
tahun. Pembelajaran topik-topik sains hendaknya lebih bersifat memberikan
pengalaman tangan pertama (first-hand experience) kepada anak, bukan
mempelajari konsep sains yang abstrak. Selain itu pembelajaran sains hendaknya
mengembangkan kemampuan observasi, klasifikasi, pengukuran, menggunakan
bilangan dan mengidentifikasi hubungan sebab akibat. Materi tersebut antara
lain :
1. Mengenal Gerak :
Anak
sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergerak, memutar,
menggelinding, melenting, atau merosot. Ada beberapa kegiatan untuk mengenalkan
anak dengan gerakan, antara lain :
a. Menggelinding dan bentuk benda
Materi
ini menyadarkan anak akan sebab-sebab timbulnya gerakan pada benda. Kemiringan
papan, bentuk benda silindris dan kotak, halus kasarnya permukaan benda ikut
mempengaruhi kecepatan gerakan. Materi ini juga dapat melatih kemampuan
observasi.
b. Menggelinding dan ukuran benda
Bermain
dengan cara menggelindingkan benda-benda dengan berbagai ukuran akan membantu
siswa untuk mengenal bahwa besar kecil, berat ringannya suatu benda akan
mempengaruhi gerak benda tersebut. Materi ini juga melatih kemampuan observasi
pada anak.
2. Mengenal Benda Cair :
Bermain
dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Pendidik dapat mengarahkan
permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman tentang air.
Air senantiasa menyesuaikan bentuknya dengan bentuk wadahnya. Air mengalir dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau dari tempat yang
bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Berbagai kegiatan dengan
air, antara lain :
a. Konservasi volume
Kegiatan
ini merupakan cara untuk melatih anak memahami isi atau volume benda cair. Anak
Pra-operasional belum dapat memahami konservasi volume (Piaget 1972). Oleh
karena itu memperkenalkan anak dengan bejana yang dapat diisi akan membantu
anak memahami konservasi volume. Sambil mengisi botol besar, lalu memindahkan
ke botol yang lebih kecil dan sebaliknya, anak belajar mengunakan bilangan
untuk menghitung banyaknya air yang dimasukkan ke botol tersebut. Anak juga
akan berlatih memahami pengertian lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini
sebaiknya dilakukan di luar kelas. Agar tidak basah, sebaiknya anak diminta
memakai rompi plastik.
b. Tenggelam dan terapung
Kegiatan
ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas
plastik dan koran agar air tidak membasahi tempat. Tujuan kegiatan ini adalah
agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam dan ada yang
terapung. Anak sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang
besar tenggelam. Tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran benda
melainkan oleh berat jenis benda.
c. Membuat benda terapung
Tujuan
kegiatan ini adalah untuk mengenalkan pada anak bahwa benda yang tenggelam
dapat dibuat terapung. Dari kegiatan ini pula anak akan memahami, mengapa
perahu yang berat dapat terapung.
d. Larut dan tidak larut
Sebagian
benda larut ke dalam air dan sebagian lagi tidak. Gula, garam dan warna pada
teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan dibiarkan,
maka akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semua. Benda lain
tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir dan minyak. Jika benda tersebut
dicampur dengan air maka tidak akan membentuk larutan, tetapi membentuk
campuran. Campuran kelihatan tidak homogen dan jika diendapkan, maka akan
terlihat adanya endapan.
e. Air mengalir
Air
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah karena gravitasi
bumi. Air dari tempat yang lebih rendah dapat dialirkan ke tempat yang lebih
tingi dengan menambah tekanan, misalnya dengan pompa air. Anak sangat senang
bermain dengan air mengalir dan memperoleh pengalaman langsung yang kelak akan
berguna untuk mempelajari sains.
f. Mengenal sifat berbagai benda
cair
Melalui
kegiatan ini anak diperkenalkan bahwa benda cair itu bermacam-macam, tidak
hanya air. Benda-benda cair itu juga memiliki sifat yang berbeda.
3. Mengenal Timbangan (Neraca) :
Neraca
sangat baik untuk melatih anak menghubungkan sebab akibat karena hasilnya akan
nampak secara langsung. Jika beban di satu lengan timbangan ditambah, maka
beban akan turun. Demikian pula jika beban digeser menjauhi sumbu. Berbagai
benda memiliki massa jenis berbeda. Kapas dan spons memiliki massa jenis yang
lebih kecil dibanding besi dan batu, meskipun batu dan besi ukurannya kecil
tetapi akan lebih berat dari kapas atau spons.
4. Bermain Gelembung Sabun :
Anak
sangat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan satu sendok
gliserin pada dua liter air, larutan sabun, akan diperoleh larutan yang sabun
yang menakjubkan yang dapat digunakan untuk membentuk gelembung raksasa,
jendela kaca, atau bentuknya lainnya dari busa.
5. Mengenal Benda-Benda Lenting :
Benda-benda
dari karet pada umumnya memuliki kelenturan sehingga mampu melenting jika
dijatuhkan. Demikian pula benda dari karet yang diisi udara, seperi bola
basket, bola voli dan bola plastik. Anak sangat senang bermain dengan
benda-benda tersebut.
6. Mengenal Binatang :
Binatang
merupakan makhluk yang menarik bagi anak-anak karena mampu merespon rangsang.
Anjing, misalnya mampu mengembalikan benda-benda yang dilemparkan pemiliknya. Anak
kucing akan mengejar dan menerkam benda-benda yang bergerak. Meskipun masih
diperdebatkan dari segi sanitasi dan higienisnya, memelihara hewan peliharaan
dapat mengembangkan rasa kasih dan sayang pada anak. Melalui binatang anak akan
belajar banyak tentang makhluk tersebut. Oleh karena itu di negara-negara maju,
kebun binatang dilengkapi dengan pojok sains (sains center) dimana anak dapat
berinteraksi dengan binatang yang jinak dan bersih sambil mempelajarinya. Ada
beberapa keuntungan yang diperoleh anak jika berinteraksi dengan binatang.
Pertama, anak belajar mengenal dan menghargai makhluk hidup, ia belajar bahwa
makhluk hidup memerlukan makanan, papan dan kasih sayang. Kedua, anak belajar
untuk menyayangi binatang yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa kasih sayang
pada makhluk hidup.
RAMBU-RAMBU
KEGIATAN SAINS UNTUK ANAK
Ada
beberapa jenis keterampilan sains dapat dilatihkan pada anak usia dini ;
1) Mengamati. Caranya, ajak anak-anak
mengamati fenomena alam yang terjadi di sekeliling kita. Dimulai dari yang
paling sederhana. Misalnya, mengapa es bisa mencair? Mengapa ada siang dan
malam, dan sebagainya.
2) Mengelompokkan. Dalam hal ini, anak
diminta untuk menggolongkan benda sesuai kategori masing-masing. Misalnya
kelompok bunga-bungaan, kelompok biji-bijian, kelompok warna yang sama, dan
lain sebagainya.
3) Memprediksi. Misalnya, berapa lama
es akan mencair, berapa lama lilin akan meleleh, berapa lama air yang panas
akan menjadi dingin, dst.
4) Menghitung. Kita mendorong anak
untuk menghitung benda-benda yang ada di sekeliling, kemudian mengenalkan
bentuk-bentuk benda kepadanya.
Jadi,
sains dan matematika sebenarnya dapat diperkenalkan kepada anak sejak usia
dini. Tentu dengan memperhatikan cara dan bahasa penyampaiannya, serta
disesuaikan dengan umur dan perkembangan si anak.
Kegiatan
pengenalan sains untuk anak prasekolah sebaiknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak. Guru atau pendidik hendaknya tidak menjejalkan konsep sains
kepada anak, tetapi memberikan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan anak
menemukan sendiri fakta dan konsep sederhana tersebut. Teori Experimental Learning dari Carl Roger mengisyaratkan
pentingnya pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anak.
Menurutnya anak secara alamiah dengan kapasitas dan kemauan untuk belajar.
Fungsi pendidik hanyalah memfasilitasi dan membantu agar anak dapat belajar
secara optimal. Menurut Piaget (1972) anak prasekolah usia 4-6 tahun berada
pada fase perkembangan pra operasional dan menuju konkret operasional. Untuk
itu kegiatan sains sebaiknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan
karakteristik anak tersebut.
Berikut
ini merupakan rambu-rambu yang dapat menjadi acuan dalam pembelajaran sains :
1. Bersifat Konkrit :
Benda-benda
yang digunakan bermain dalam kegiatan pembelajaran adalah benda yang konkrit
(nyata). Pendidik tidak dianjurkan untuk menjejali anak dengan konsep-konsep
abstrak. Pendidik sebaiknya menyediakan berbagai benda dan fasilitas lainnya
yang diperlukan agar anak dapat menemukan sendiri konsep tersebut.
2. Hubungan Sebab Akibat Terlihat
Secara Langsung :
Anak
usia 5-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab akibat yang tidak terlihat
secara langsung karena pikiran mereka yang bersifat transduktif. Anak tidak
dapat menghubungkan sebab-akibat yang tidak terlihat secara langsung. Jika anak
melihat peristiwa secara langsung, membuat anak mampu mengetahui hubungan sebab
akibat yang terjadi. Sains kaya akan kegiatan yang melatih anak menghubungkan
sebab akibat.
3. Memungkinkan Anak Melakukan Eksplorasi :
Kegiatan
sains sebaiknya memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda
yang ada disekitarnya. Pendidik dapat menghadirkan objek dan fenomena yang
menarik ke dalam kelas. Misalnya guru menghadirkan induk kucing dengan anaknya,
atau ulat yang akan menjadi kepompong. Anak akan merasa senang memperhatikan
perilaku dan perubahan yang terjadi terhadap binatang tersebut. Bermain dengan
air, magnet, balon, suara atau bayang-bayang akan membuat anak sangat senang.
Anak juga akan dapat menggunakan hampir semua panca inderanya untuk melakukan
eksplorasi atau penyelidikan.
4. Memungkinkan Anak Menkonstruksi
Pengetahuan Sendiri :
Sains
tidak melatih anak untuk mengingat berbagai objek, tetapi melatih anak
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut. Oleh karena itu,
kegiatan pengenalan sains tidak cukup dengan memberitahu definisi atau
nama-nama objek, tetapi memungkinkan anak berinteraksi langsung dengan objek
dan memperoleh pengetahuan dengan berbagai inderanya dari objek tersebut. Oleh
sebab itu sangat tidak tepat jika memperkenalkan anak berbagai objek melalui
gambar atau model. Anak membutuhkan objek yang sesungguhnya.
5. Memungkinkan Anak Menjawab
Persoalan ”Apa” Dari Pada ”Mengapa” :
Keterbatasan
anak menghubungkan sebab akibat menyebabkan anak sulit menjawab pertanyan
”mengapa”. Pertanyaan tersebut harus dijawab dengan logika berfikir sebab
akibat. Jika anak bermain dengan air di pipa lalu anak ditanya ”apa yang akan
terjadi jika ujung pipa dinaikkan?”. Anak dapat menjawab, ”air akan mengalir
melalui ujung yang lain yang lebih rendah.” tidak perlu anak ditanya ”mengapa
jika ujung ini dinaikkan, air akan mengalir ke ujung yang lebih rendah”? Hal
itu tidak akan dapat dijawab oleh anak. Sering anak menerjemahkan pertanyaan
“mengapa” dengan ”untuk apa”, sehingga pertanyaan mengapa akan dijawab ”agar”
atau ”supaya”.
6. Lebih Menekankan Proses Daripada
Produk :
Melakukan
kegiatan eksplorasi dengan benda-benda akan sangat menyenangkan bagi anak. Anak
tidak berfikir apa hasilnya. Oleh sebab itu guru tidak perlu menjejali anak
dengan berbagai konsep sains atau mengharuskan anak untuk menghasilkan sesuatu
dari kegiatan anak. Biarkan anak secara alami menemukan berbagai pengertian
dari interaksinya bermain dengan berbagai benda. Dengan kata lain proses lebih
penting daripada produk.
7. Memungkinkan Anak Menggunakan
Bahasa Dan Matematika :
Pengenalan
sains hendaknya terpadu dengan disiplin ilmu yang lain, seperti bahasa,
matematika, seni dan atau budi pekerti. Melalui sains anak melakukan eksplorasi
terhadap objek. Anak dapat menceritakan hasil eksplorasinya kepada temannya
(bahasa). Anak melakukan pengukuran, menggunakan bilangan, dan membaca angka
(matematika). Anak dapat juga menggambarkan objek yang diamati dan meawarnai
gambarnya (seni). Anak juga diajarkan mencintai lingkungan atau benda
disekitarnya (budi pekerti).
8. Menyajikan Kegiatan Yang Menarik
(The Wondwer Of Science) :
Sains
menyajikan berbagai percobaan yang menarik seperti sulap. Anak-anak yang masih
memiliki pikiran magis (imagical reasoning) akan sangat tertarik dengan
keajaiban tersebut. Misalnya air susu dicampur air sabun dan diberi tiga macam
pewarna makanan, lalu diaduk. Dengan menambahkan sedikit air soda, anak akan
melihat air berbuih dan mengeluarkan gelembung seperti mendidih, menampilkan
air warna warni yang menarik.
.
Berikut
Contoh Materi Kegiatan Sains Yang Dihubungkan DG TEMA
No
|
TEMA
|
Sub. Tema
|
Kegiatan Sains
|
Bahan
|
1
|
Aku Anak Sehat / Diri Sendiri/
AKU/ Diriku
|
Identitas
|
Mengenal perbedaan anak laki –
laki dan anak perempuan
|
Boneka, gambar atau anak langsung
|
Tubuhku
|
Pengukuran berat badan, tinggi
badan
Stempel/ cap lima jari/ telapak
tangan
|
Alat pengukur tinggi badan /
timbang badan
Bak stempel, tinta, kertas,
telapak tangan
|
||
Panca indera
|
Mengenal macam – macam rasa
Mengenal macam suara
|
Cabe,kopi,gula,garam,cuka/asam
Suara nyaring, pelan, sedang
|
||
Kesukaan
|
Bermain Bola / menggelindingkan
bola
|
Bola
|
||
2
|
Kebutuhanku
|
Makanan/minuman
|
Menyebutkan dan mengurutkan asal
nasi
|
Gambar
|
Pakaian
|
Menyebutkan dan mengurutkan asal
mula baju/ pakaian
|
Gambar
|
||
Kesehatan
|
Membuat susu
|
Susu, air hangat, gula
|
||
3
|
Lingkunganku
|
Rumahku
|
Mengenal ukuran (mengurutkan
gambar rumah dari yang terkecil sampai terbesar)
|
Gambar rumah
|
Sekolahku
|
Membuat hiasan kelas (finger
painting)
|
Kertas, pasta kreatif
|
||
4
|
Binatang
|
Binatang udara
|
Menyebutkan dan mengurutkan
metamorfosis kupu-kupu
|
gambar
|
Binatang darat
|
Menyebutkan dan mengurutkan siklus
hidup ayam
|
gambar
|
||
Binatang air
|
Mengamati dan mengelompokkan ikan berdasarkan jenisnya
|
Ikan, akuarium
|
||
5
|
Tanaman
|
Tanaman sayur
|
Praktek langsung menaman jagung
|
Gelas plastic, kapas, air, jagung
|
|
|
Tanaman buah
|
Praktek langsung membuat sup buah
|
Sop
Buah,Air,Gelas/ Mangkok ,SendokSusu/Sirup,Gula
,Apel,Anggur Mangga dan nangka |
|
|
Tanaman bunga
|
Mengklasifikasi bunga berdasarkan
warna
|
Macam
– macam bunga yang mempunyai warna merah, kuning, ungu)
|
|
|
Tanaman obat
|
Membedakan macam bau dari tanaman
obat (kencur, jahe, kunyit)
|
Tanaman
obat
|
Nah
untuk kali ini yang saya posting adalah kegiatan sains yang bisa diberikan pada
tema/ sub tema semester 1, oh yah bias dikembangkan sendiri loh disesuaikan
dengan kondisi TK masing – masing. Ok sampai jumpa di kegiatan sains semester 2. Tetap
semangat dan berani mencoba.
Salam hangat
dari catatan- nining.