Minggu, 16 November 2014

NASEHAT SEORANG IBU UNTUK SAHABATNYA



NASEHAT SEORANG IBU UNTUK SAHABATNYA

Cerita ini kumulai ketika sore itu aku kedatangan tamu, sahabat lamaku sekaligus sahabat baikku. Betapa senangnya aku ketika bisa bertemu dengannya kembali setelah lebih dari 15 tahun tak bertemu. Dia masih cantik, ramah dan ramai, Cuma badannya agak kurusan menurutku (atau memang aku yang terbiasa melihat bentuk tubuhku yang gendut ini ) jadi ketika melihat orang ramping selalu kubilang kurus. He..he..he...
Kami cerita ......pertama tentang keluarga masing – masing, sama dengan dia yang bangga dengan kedua putranya, akupun bangga cerita tentang ketiga putriku yang cantik – cantik. Setelah puas cerita tentang keluarga tanpa kami sadari kami sudah berbelok arah cerita tentang pekerjaan, kebetulan profesi kami sama GURU, tetapi kalau temanku bersuamikan seorang tentara kalau aku bersuamikan seorang GURU juga.
Cerita kami mulai dari kurikulum 2013, yang katanya bikin puyeng sampai TPP (tunjangan profesi pendidikan./sertifikasi) yang belum cair 3 bulan, sedangkan yang carry over 5 bulan tahun yang lalu juga tidak ada kabar beritanya. (o yah walaupun profesi kami sama GURU, tetapi untuk tunjangan sertifikasi kami berbeda) karena kebetulan temanku masih GTY (non PNS) sedangkan aku yang kebetulan sudah PNS jelas untuk pencairan tunjangan sertifikasi alhamdulillah lancar – lancar saja.
Selanjutnya cerita berkembang kepersiapan masa depan, pada sesion ini  dengan hati – hati sekali tiba – tiba dia mulai bercerita tentang nasib naasnya, karena telah kehilangan ratusan  juta rupiah untuk mempersiapkan masa depan anaknya. ‘Loh kok bisa’ , pikirku dalam hati. Aku mulai penasaran dan tertarik dengan cerita sedihnya itu. Dan diapun mulai menceritakan pengalaman sedihnya.
Kejadian itu berawal dari keinginan dia sebagai orang tua yang ingin melihat anaknya mapan, maka dari itu setelah anaknya selesai /lulus dar SMTA  karena anaknya laki – laki dipersiapkan untuk menjadi seorang abdi negara pilihan pertama menjadi POLISI. Pikirnya daripada kuliah lulus kuliah juga cari kerja susah, kalau mau dapat pekerjaan juga harus bayar, sama – sama mengeluarkan uang, lebih baik gak usah kuliah tapi langsung test di SECABA. Dengan modal SK suaminya dan tabungan sertifikasinya selama 2 tahun akhirnya terkumpullah uang 160.000.000 (seratus enam puluh juta rupiah).
Kebetulan chanel yang akan meloloskan anaknya termasuk orang yang berpengaruh alhasil dilepaskanlah uang 100.000.000, yang 60.000.000 sengaja dia simpan untuk pembayaran akhir ketika anaknya sudah dinyatakan LOLOS , yang diikuti pertama pemeriksaan administrasi awal lolos, lanjut pemeriksaan tahapan kesehatan awal lolos , pemeriksaan dan pengujian psikhologi tidak lolos. Ketika dinyatakan tidak lolos temanku mendatangi orang yang bertanggung jawab akan kelolosan putranya untuk minta uangnya kembali, tetapi dengan dalih uang sudah diedarkan pada petugas jadi uang gak bisa kembali penuh, dan uang akhirnya hanya bisa kembali 20.000.000. Jadi yang hilang 80.000.000.
Penderitaan temanku tidak hanya sampai disitu ternyata, dua tahun setelah kegagalannya untuk menjadi POLISI , akhirnya putranya bekerja di showroom mobil, dan didorong rasa sayang yang amat sangat akhirnya temanku bermaksud memberi hadiah pernikahan anaknya sebuah rumah. Dengan bekal uang yang masih sisa ditabungan akhirnya dia mengambil perumahan , rumah type 34. Karena dia tidak mau terbebani utang maka langsung dibayar tunai , waktu itu masih 115.000.000. dan ternyata ketidakberuntungan itu masih setia pada temanku, setelah dibayar tunai ditunggu sampai 1 tahun pihak pengembang tidak segera membangun, dan ternyata pihak pengembang mengalami kebrangkutan, temanku dan beberapa orang yang nasibnya sama bermaksud untuk menjual tanah kavlingan yang sudah terbeli dengan memasang iklan, rupanya banyak yang tertarik untuk membelinya ini terbukti banyaknya telepon yang masuk untuk sekedar tanya atau ada juga yang langsung nego, tetapi ketika sudah ada kesepakatan dengan pembeli ternyata sertifikat tanah tidak ada.
Selanjutnya cerita tentang putranya yang kedua , berbekal pengalaman dari putranya yang pertama, maka anak yang nomer dua diarahkan untuk kuliah di keguruan, katanya masa depan guru sekarang ceriah karena ada tunjangan sertifikasi. Padahal anaknya ingin sekali kuliah HUKUM, tetapi temanku melarang. Katanya sarjana hukum sudah banyak. Alhasil putra keduapun dapat menyelesaikan kuliahnya dengan tepat waktu. Dan akhirnya diapun dititipkan untuk magang DI SDN..., dan satu tahun kemudian ada penerimaan CPNS, rupanya temanku belum kapok juga untuk mengikutkan putranya untuk menjadi CPNS dengan jalan pintas. Dengan iming 2 dari perangkat desa yang sudah terkenal dapat meloloskan CPNS diapun mempercayakan putranya untuk bisa lolos jadi CPNS, dan harga yang disepakai 150.000.000 karena sarjana yang nantinya golongan ruangnya langsung IIIA.
Apa yang dilakukan temanku, diapun menyetujui dengan pembayaran dimuka 100.000.000 dan sisahnya yang 50.000.000 dibayar belakangan setelah lolos.setelah kesepakatan dengan modal kepercayaan akhirnya tanpa perjanjian hitam diatas putih uang 100.000.000 beralih tangan.tiga bulan, 6 bulan berganti 1 tahun SK CPNS yang ditunggu tak kunjung datang alias kali inipun putra temanku gagal, dan  nasib uang yang 100.000.000 hanya Tuhan yang tahu.
Kubelai tangan temanku  yang mulai keriput, kupandang wajahnya yang masih ayu walau jelas tak bisa dibohongi wajah ayu itu begitu lelah, dan terlihat 5 tahun lebih tua dibanding umurnya. Apalagi sekarang suaminya juga terkena sakit jantung, lengkap sudah penderitaan seorang ibu yang begitu peduli, begitu sayang dan ingin protect anaknya dengan sekuat tenaga dan kemampuannya.
Aku menghela nafas panjang. Sebetulnya aku tak sanggup memberikan nasihat pada temanku, selain umur kami yang sama juga karena semuanya toh sudah berlalu, uang yang terbuang percuma sekian ratus juta tak kan kembali, ibarat kata NASI SUDAH MENJADI BUBUR. Tetapi sebagai sharing tak apalah kalau aku bercerita tentang bagaimana ku mempersiapkan masa depan anakkua.
Teman.....aku percaya semua orang tua akan sayang pada anaknya, tetapi mungkin bagaimana mengungkapkan rasa sayang itu yang berbeda, antara aku dan kamu, antara aku dan teman – teman ku yang lainnya.diantaranya :
1.       Ada orang tua yang ingin melayani anaknya seoptimal mungkin , sampai anaknya merasa tak sanggup lagi berdiri bila tidak dibantu orang tuanya (anak yang tergantung pada orang tua dan masa bodoh dengan hidupnya).
2.      Ada orang tua yang super protection pada anaknya akhirnya semua kebutuhan anaknya sampai kelak  dewasa sudah disiapkan , sampai sang anak tak tahu lagi bagaimana cara menjaga harta yangb telah dipersiapkan orangtuanya itu, karena anak tak pernah belajar bagaimana cara mencari materi / harta itu.
3.      Ada orang tua yang otoriter seperti gaya militer, semua harus menurut apa kata orang tua, mulai dari sekolah sampai jenis pekerjaan, sampai sang anak tak tahu lagi harus bagaimana menyelesaikan masalah yan g tidak dikuasainya, karena semua yang dilakukan berdasarkan perintah orang tuanya, bukan dari hati dan keinginannya.

Wah.... sepertinya enak yah mempunyai orang tua yang mempunyai tipikal diatas, dijamin kehidupan anaknya akan bahagia, akan terjamin masa depannya, tak perlu bersusah payah semua sudah disiapkan, tapi benarkah seperti itu ?!........(silahkan dipikir sendiri)
            Teman – temanku yang baik, mungkin dikarenakan kami adalah keluarga yang sederhana , jadi kami tak bisa memaksakan diri untuk menjadi orang tua yang super protectiv atau orang tua yang tipe melayani anak, kami (aku dan suami) lebih suka menyayangi anak – anak kami dengan cara yang bersahabat, demokrasi dan membimbing.
            Selalu aku tanamkan pada ketiga anakku (walau mereka semua putri) bahwa hidup adalah perjuangan, bahwa hidup adalah usaha, bahwa hidup adalah berbuat, tidak hanya menanti belas kasihan, tidak hanya menantikan pembagian warisan, tidak hanya menunggu keajaiban.
            Dan selalu kukatakan pada ketiga putriku, isilah hidupmu dengan prestasi yang benar – benar prestasi, walaupun itu kecil. Bukan prestasi karena karena dikondisikan, bukan prestasi karena dititipkan, bukan prestasi karena didukung orang tua dan bukan prestasi semu, prestasi yang tidak kamu peroleh dari hasil kerja kerasmu, karena itu tidak akan menimbulkan kebanggaan pada diri.
            Yang tak lupa juga aku tanamkan pada ketiga putriku bahwa kami tak bisa mewariskan harta , kami hanya mampu  membekali kamu ilmu agama dan ilmu pengetahuan dan kami juga hanya mampu mewariskan semangat untuk berjuang dan sikap yang jujur, jujur dalam bicara, jujur dalam bertindak, jujur dalam bersikap serta belajarlah untuk FOKUS.
            Fokus itu kunci untuk meraih kesuksesan, setelah kamu bisa mengenali hobbymu atau bakatmu maka fokuslah untuk menekuninya, Insya Allah akan menghasilkan sesuatu yang berharga. Mungkin kalau kamu bisa mengelolanya dengan baik tidak menutup kemungkinan kesuksesan akan tergenggam ditangan.
            Kalian tidak harus menjadi seperti bunda dan Ayah, jadilah dirimu sendiri dan bunda akan mengantarmu dengan sepenuh hati dengan diiringi doa, niscahya kamu akan menjadi “SOMEONE”  dan ditambah dengan fokus dalam menekuni bidangmu itu niscahya apa yang kamu kerjakan akan menjadi “SOMETHING”, bukannya kami tak ingin kamu jadi PNS, bukan sayang , kamu boleh jadi PNS, boleh jadi guru, boleh jadi apapaun asal itu memang keahlianmu dan kamu dapatkan dengan usahamu.
            Dan kini saatnya aku merasa bangga , walaupun belum maksimal, karena sekarang sulungku sudah bisa menunjukkan dirinya telah mampu berdikari, Kuliah dibidang yang dia sukai dan minati “AKUTANSI” dengan biaya sendiri di Kuala Lumpur karena dia memang ingin menjadi akuntan publik. Yang nomer dua yang ingin menjadi APOTEKER handalpun, setiap hari selalu pamer point nya yang selalu mendapatkan A di farmasi , sedangkan yang bungsu yang masih bingung dengan cita – citanya aku coba bantu menemukan bakatnya. Kebanggaanku yang kudapat saat ini paling tidak dikarenakan rasa tanggung jawab  yang ditunjukkan anak – anakku terhadap pilihannya.
            Temanku........rasanya memang tak salah dengan bekal yang kuberikan pada ketiga putriku, ilmu pengetahuan untuk menaklukan dunia dan ilmu agama untuk menuntun jalannya dalam menaklukan dunia tetap dalam koridor yang benar, tidak menghalalkan segala cara karena itu jalan menuju ke kehidupan selanjutnya.
            Temanku ini mungkin bukan nasehat tapi sharing , semoga teman – temanku yang lain mempunyai pemikiran yang sama denganku, bahwa anak kita bukanlah boneka yang bisa kita bentuk atau kita atur sesuai kemauan kita, karena mereka juga punya kehidupan sendiri. Karena dunia mereka tidak sama dengan dunia kita, kita ada dimasa sekarang, anak – anak kita ada dimasa depan. (Catatan Nining....medio 16 nopember 2014)