PENDIKEL (Kuesioner Pendidikan Keluarga di Satuan
Pendidikan )
a. Permasalahan peserta didik di satuan
pendidikan
1. Sulit beradaptasi (Anak yang sangat pemalu )
Memberikan
waktu dan kesempatan pada anak untuk
mengenal lingkungan barunya. Tidak langsung dipaksa untuk mengikuti rutinitas
belajar, masuk kelas, dan lain sebagainya. Ketika anak masih merasa canggung,
orang tua bisa mendampingi, kemudian secara perlahan membiarkan anak bermain
sendiri. Ketika anak telah merasa nyaman dengan lingkungan barunya, maka rasa
canggung pun akan segera hilang dengan sendirinya.
2. Terlambat masuk sekolah
Guru
mengajak berbicara dari hati ke hati dengan si anak. Ceritakan betapa serunya
kegiatan belajar di sekolah. Katakan padanya bahwa kegiatan sekolah bukan hanya
dibatasi ruang kelas. Ada banyak kegiatan belajar seru yang bisa dilakukan di
luar kelas yang bisa dirasakan oleh si anak
3. Sulit Belajar (tidak pernah fokus dalam belajar/ kegiatan/
malas)
mengajak
anak-anak untuk berbicara/ ngobrol
dengan ringan dan santai melatih fokus mereka dengan baik. Dengan cara memberikan permainan singkat atau ice
breaking
4. Sulit Berteman (anak pendiam)
Mengajak
teman bermain, memberi tugas pada anak yang dikelas supel dan
pemberani utk mengajak anak pendiam bermain, selain itu guru sering meminta
anak tampil ke depan. Dengan memberi anak tanggung jawab. Misalnya, memasangkan
gambar, membantu ibu guru membereskan buku,
membantu temannya. Tugas-tugas itu membangun rasa percaya diri si anak.
5. Perundungan (bullying) : suka
mengejek kekurangan temannya, dan sikap agresif
Mengenalkan
perbuatan baik/ tidak baik, benar salah. Menciptakan suasana sekolah yang aman dan nyaman, dan melatih
ketrampilan sosial anak : ramah, suka senyum, peduli pada sesama
6. Cyber Bullying (tidak ada)
7. Membolos (malas ke sekolah)
Memberi
motivasi pada anak bahwa sekolah itu menyenangkan, karena banyak teman, banyak
mainan, banyak pengalaman baru.
Memberikan kegiatan – kegiatan belajar yang menarik dengan melibatkan
anak, sehingga anak jadi suka masuk
sekolah
8. Pacaran (tidak ada)
9. Kecanduan gadget/ dawai (suka bermain
games )
Guru bekerjasama
dengan orang tua: bahwa permainan games dapat dijadwalkan waktu yang tepat pada anak untuk
bermain gadget. Di luar itu, orangtua juga
harus menyiapkan kegiatan alternatif , misalnya setiap selesai kegiatan TPQ
boleh main20 - 30 menit, atau mungkin
anak boleh bermain gadget hanya setiap hari minggu/ libur.
10. Sama dengan no 9
11. Perkelahian ( tawuran) ; tidak ada
12. Putus sekolah ( tidak ada)
13. Pencurian (mengambil mainan sekolah /
teman)
Guru menyampaikan dengan baik
pada orang tua (jangan sampai
orang tua tersinggung), dan Orang tua harus mau menemani anak untuk mengembalikan apa yang ia ambil,. Minta anak
minta maaf terhadap pemilik barang tersebut, dan minta ia tidak mengulanginya
lagi. Juga menyampaikan resiko bila ketahuan mengambil barang orang lain
14. Merokok (tidak ada)
15. Narkotika (tidak ada)
16. Pornografi ( suka ngintip teman
perempuan)
Memberikan
pendidikan seks di sekolah (mengenalkan
alat – alat reproduksi), mengenalkan cara menghindari orang lain yang ingin
menyentuh tubuh kita baik dengan lagu atau dengan cerita boneka. Dan mengenalkan
perbuatan yang dilarang agama
17. Sex bebas hamil (tidak ada)
18. Geng / geng motor
19. Vandalisme (merusak mainan sekolah)
Guru harus mampu menemukan penyebabnya, apakah
karena memang keingintahuan anak yang sangat besar, ataukah karena ada faktor
emosional yang tak memiliki tempat penyaluran. Jika
keingintahuan anak begitu besar, maka guru mengarahkan keinginan anak. Jika
perlu, perbanyaklah mainan yang sesuai dengan kecenderungannya. Jika terkait bertambahnya keinginan anak
berkegiatan fisik; fasilitasilah. Sibukkan anak dengan kegiatan atau permainan
yang banyak menggunakan fisik, ketimbang menggunakan akalnya Jangan menghalangi
keingintahuan anak dan jangan membatasi petualangan anak dalam permainannya.
Doronglah mereka untuk senantiasa mengembangkan dirinya, sehingga rasa percaya
diri mereka pun terbentuk