YUUUUK JADI GURU PAUD YANG KREATIF
Menjadi guru PAUD yang kreatif adalah kerelaan, adalah ketulusan adalah
keberanian . Guru PAUD adalah Kerelaan
, Relah ketika harus Terus
Belajar dan Belajar,
Tidak ada kata puas untuk seorang guru yang kreatif. Maksudnya guru yang
kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan diri
sendiri, anak didik dan lembaga, Berfikir Inovatif Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah
pemikiran guru yang selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam
memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya. . Tidak Gaptek
( Gagap Teknologi ) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi kreatif.
Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman. Dia bisa
mengkombinasikan yang bersifat "kuno" menjadi sesuatu yang menarik.
Artinya bisa menggabungkan sesuatu yang kuno dengan yang modern. Misalnya,
memvariasikan permainan tradisional dengan permainan modern.
Guru
Paud adalah ketulusan,
guru yang mempunyai kecintaan yang tulus pada anak, berminat
pada perkembangan anak, bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki anak,
hangat dalam bersikap dan bersedia bermain dengan anak. Kata kuncinya di sini:
mencintai anak. Jika rasa cinta pada anak-anak sudah muncul di dalam hatinya,
maka sikap-sikap berikutnya akan mengikut, seperti memperhatikan, memedulikan,
bersimpati, berempati, sikap hangat, dan seterusnya. Guru yang Cerdas
Dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya . Dengan kepekaan yang dimiliki guru yang
kreatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang
dimiliki oleh anak didiknya, misal dengan memberikan kesempatan anak didiknya
untuk tampil di acara-acara sekolah (semua murid diberi kesempatan yang sama ) .
Mengajar dengan Cara Menyenangkan Seorang guru yang kreatif tidak ingin
anak didiknya meraa bosan dan tertekan pada saat dia memberikan sebuah materi
pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak
didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.
Guru PAUD adalah keberanian,
guru
PAUD harus mulai berani merubah pola
pikir kebiasaan yang lama dengan hal-hal yang baru. Intinya percaya diri,
kenali potensi, berani mencoba berkarya dan banyak membaca. Guru paud harus Pandai
memanfaatkan "Apa Yang Ada" Biasanya guru yang kreatif pandai
memanfatkan apa yang ada di dalam sekolah. Kertas bekas pun bisa menjadi sarana
belajar yang menarik, dan disampaikan dengan cara belajar yang menarik pula. Percaya Diri Tentu saja sifat percaya diri dan
selalu ingin berkembang harus ada pada diri guru yang kreatif. Tidak mudah
memang menjadi seorang guru yang kreatif, karena karya apapun yang dia ciptakan
harus kembali kepada anak didiknya.
Berani Mencoba Menciptakan Metode Yang
Baru Tidaklah muah mentransfer ilmu dari seorang guru menuju ke
anak didiknya. Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang
guru. Namun seorang guru yang kreatif akan mencoba berbagai cara agar anak
didiknya mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.
Memang tidaklah mudah untuk menjadi Guru PAUD
yang kreatif, untuk menjadi guru PAUD
tidak hanya cukup dengan berbekal
Ijazah yang harus lulusan S1 PGTK/ PG PAUD
atau S1 Pshychologi, selain itu guru PAUD juga harus memnguasai 4
(empat) Kompetensi yang harus dimiliki
Pendidik/ Guru PAUD –Kompetensi dasar bagi guru atau
pendidik PAUD adalah kompetensi pedagogik pendidik paud, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Empat
Kompetensi yang Harus Dimiliki Pendidik PAUD
Adapun kompetensi dasar pendidik
PAUD yang perlu dimiliki yakni: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional,
Kompetensi Pedagogik, serta Kompetensi Sosial.
1.
Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD
- Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
- Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
- Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
- Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaran kegiatan pengembangan yang mendidik.
- Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
- Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan sntun dengan peserta didik.
- Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
- Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
- Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2.
Kompetensi Kepribadian
- Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
- Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
- Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi pendidik, dan rasa percaya diri.
- Menjunjung tinggi kode etik profesi pendidik.
3.
Kompetensi Sosial
- Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
- Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
- Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
- Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4.
Kompetensi Profesional
- Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
- Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
- Mengembangakn materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
- Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
- Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Bicara tenntang guru PAUD adalah
bicara hati, , karena Guru PAUD dalam mengajar harus lebih menghargai
proses tidak semata hasil. Sering kali guru menilai dan menghargai murid dari
hasil kerja saja. Sementara proses yang dijalani siswa selama menjalani proses
belajarnya jarang diapresiasi. Faktanya keberhasilan didalam kelas
sangatlah dipengaruhi bagaimana kemampuan guru untuk mampu mengalihkan situasi
dari yang membosankan, menjenuhkan dan tegang menjadi rileks, bersemangat dan
merasa senang mendengarkan orang yang sedang berbicara di depan.
Karena dengan pengalaman baik dan
menyenangkan dalam belajar akan berdampak positif bagi perkembangan dan
pertumbuhan si anak. Untuk mendukung itu semua diperlukan guru yang Kreatif. Guru yang mampu mengerti
dan memahami perkembangan anak yang menyangkut 6 Aspek perkembangan.
Dalam dunia pendidikan anak usia dini (PAUD)
perkembangan anak merupakan hal yang harus diperhatikan karena
perkembangan anak secara lanjut akan menentukan proses pembelajaran anak
tersebut di jenjang selanjutnya, Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian
anak, karena kepribadian membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara
umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian anak, yaitu aspek
intelektual, fisikmotorik, sosial, emosional, bahasa, moral dan keagamaan dan
kreativitas.
Perkembangan
berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan kualitatif dari
setiap fungs kepribadiaan atau pola pikir dari akibat pertumbuhan dan belajar.
Sedangkan perkembangan adalah perubahan kepribadian ataupun pola pikir
seseorang sesuai dengan perkembangannya. Masa emas ataupun masa dimana anak
mengalami lompatan perkembangan yang sangat sighnifikan dibandingkan dengan
dengan masa setelahnya. Masa ini tidak dapat terulang kembali, maka dari itu,
orangtua ataupun pendidik harus mengetahui seluruh aspek perkembangan anak. Karena
pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang
merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai
rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju
pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
Masa peka adalah masa
terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang
diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk
mengembangkan kemampuan Seni kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional,
agama dan moral.
Lalu bagaimana cara guru
PAUD dalam mengelola pembelajaran yang kreatif
LAKUKAN
- Menyiapkan perencanaan pembelajaran dan pengelolaan kelas;
- Membuat jadwal kegiatan yang terstruktur;
- Menentukan tema pembelajaran yang dekat dengan kehidupan anak;
- Memahami perkembangan, sikap, dan minat setiap anak;
- Membuat catatan setiap anak
- Menggunakan metode pembelajaran aktif, menarik, dan beragam;
- Memberikan kesempatan bereksplorasi;
- Melibatkan orang tua dalam kegiatan;
- Mengoptimalkan potensi budaya dan bahasa ibu dalam pembelajaran;
- Menyampaikan laporan perkembangan anak secara obyektif dan berkala;
- Mengelola kegiatan pembelajaran inklusif.
TINGGALKAN
- Tidak memperhatikan kemampuan yang dimiliki dan diperlukan anak;
- Membeda-bedakan anak;
- Berpusat paga guru;
- Pembelajar hanya dilakukan di dalam kelas;
- Pembelajaran yang abstrak;
- Kurang kegiatan;
- Melaksanakan pembelajaran lebih bersifat akademik;
- Membatasi keterlibatan orang tua;
- Tidak menghargai anak sebagai individu yang unik;
- Pembelajaran klasikal;
- Melakukan tes/ulangan harian.
Selanjutnya
untuk yang berkaitan dengan lingkungan belajar pada penddidkan anak usia dini(PAUD)
.Apa saja yang harus dilakukan dan ditinggalkan lihat penjelasan berikut ini:
LAKUKAN
- Memastikan ruang belajar tertata rapi, aman, dan nyaman;
- Menggunakan furnitur yang sesuai dengan ukuran tubuh anak;
- Menata alat dan bahan main yang mudah dijangkau anak;
- Membiasakan mencuci tangan;
- Membiasakan merapikan dan mengembalikan alat dan bahan main;
- Menggunakan alat dan bahan main yang beragam;
- Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar;
- Memastikan adanya sekat pembatas /pagar antara lingkungan PAUD dengan lingkungan umum;
- Menyediakan ruang tunggu untuk orang tua, pengasuh atau pengantar.
TINGGALKAN
- Menata dan menempatkan alat dan bahan terlalu padat sehingga mengurangi gerak anak;
- Menggunakan furnitur yang tidak sesuai dengan ukuran anak;
- Menyimpan alat dan zat berbahaya di tempat yang dapat dijangkau anak;
- Membatasi kreatifitas anak;
- Menata ruang belajar yang monoton;
- Membiarkan kesibukan tanpa kegiatan bermakna;
- Membiarkan anak melakukan sesuatu tanpa pengawasan;
- Meminta anak mengerjakan sesuai di luar kemampuannya.
Lingkungan
belajar tidak selalu identik dengan banyaknya alat permainan yang dimiliki,
tetapi terlebih penting adalah bagaimana agar anak dapat terlibat aktif di
dalam lingkungan belajar tersebut. Tidak bisa kita memukul rata untuk menilai
idealnya sebuah lembaga PAUD dalam takaran yang sama, karena bila satuan PAUD yang terbatas luas halaman
bermainnya tetapi diisi dengan alat permainan outdoor yang penuh sesak akan
sangat tidak nyaman dan tidak aman bagi aktivitas AUD. . Anggapan bahwa PAUD
yang tidak memiliki alat bermain out door adalah Lembaga PAUD yang kurang
bermutu, sudah harus ditinggalkan.
Penataan lingkungan belajar AUD harus
dikaitkan dengan model pembelajaran yang
digunakan. Ada banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan. Semua model pembelajaran
memiliki karakteristik yang berbeda. Namun demikian semuanya memuat prinsip
pembelajaran PAUD yang sama. Di Indonesia model pembelajaran yang banyak
digunakan di satuan PAUD ada tiga macam yakni; model sudut, area, dan sentra dan
ditambah model pembelajaran kelompok.
Penataan
lingkungan bermain merupakan penataan lingkungan fisik baik di dalam atau di
luar ruangan. Penataan lingkungan termasuk seluruh asesoris yang digunakan di
dalam maupun di luar ruangan, seperti: bentuk dan ukuran ruang, pola pemasangan
lantai, warna dan hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair , bentuk, warna,
ukuran, jumlah, dan bahan berbagai alat main yang digunakan sesuai dengan
perencanaan.
Letak kualitas
pengelolaan ruang kelas bagi anak usia dini atau penataan lingkungan belajar
adalah sejauhmana lingkungan tersebut menarik anak untuk dapat terlibataktif
dalam bereksplorasi dengan fokus,
nyaman, dan aman. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa model tertentu lebih
baik dari model lainnya, atau model tertentu hanya cocok untuk layanan PAUD
tertentu. Intinya semua model pembelajaran baik dan cocok apabila penatan
lingkungan bermain dan belajarnya sesuai dan dapat digunakan secara maksimal.