Selasa, 12 September 2017

YUUUUK JADI GURU PAUD YANG KREATIF



YUUUUK  JADI GURU  PAUD YANG KREATIF
            Menjadi guru PAUD yang kreatif  adalah kerelaan, adalah ketulusan adalah keberanian . Guru PAUD adalah Kerelaan , Relah ketika harus Terus Belajar dan Belajar, Tidak ada kata puas untuk seorang guru yang kreatif. Maksudnya guru yang kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan diri sendiri, anak didik dan lembaga, Berfikir Inovatif Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran guru yang selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya. . Tidak Gaptek ( Gagap Teknologi ) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi kreatif. Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman. Dia bisa mengkombinasikan yang bersifat "kuno" menjadi sesuatu yang menarik. Artinya bisa menggabungkan sesuatu yang kuno dengan yang modern. Misalnya, memvariasikan permainan tradisional dengan permainan modern.
Guru Paud adalah ketulusan, guru yang mempunyai kecintaan yang tulus pada anak, berminat pada perkembangan anak, bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki anak, hangat dalam bersikap dan bersedia bermain dengan anak. Kata kuncinya di sini: mencintai anak. Jika rasa cinta pada anak-anak sudah muncul di dalam hatinya, maka sikap-sikap berikutnya akan mengikut, seperti memperhatikan, memedulikan, bersimpati, berempati, sikap hangat, dan seterusnya. Guru yang Cerdas Dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya . Dengan kepekaan yang dimiliki guru yang kreatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misal dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah (semua murid diberi kesempatan yang sama ) . Mengajar dengan Cara Menyenangkan  Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya meraa bosan dan tertekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.
Guru PAUD adalah keberanian, guru PAUD harus  mulai berani merubah pola pikir kebiasaan yang lama dengan hal-hal yang baru. Intinya percaya diri, kenali potensi, berani mencoba berkarya dan banyak membaca. Guru paud harus Pandai memanfaatkan "Apa Yang Ada" Biasanya guru yang kreatif pandai memanfatkan apa yang ada di dalam sekolah. Kertas bekas pun bisa menjadi sarana belajar yang menarik, dan disampaikan dengan cara belajar yang menarik pula. Percaya Diri Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang harus ada pada diri guru yang kreatif. Tidak mudah memang menjadi seorang guru yang kreatif, karena karya apapun yang dia ciptakan harus kembali kepada anak didiknya.  Berani Mencoba Menciptakan Metode Yang Baru Tidaklah muah mentransfer ilmu dari seorang guru menuju ke anak didiknya. Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru. Namun seorang guru yang kreatif akan mencoba berbagai cara agar anak didiknya mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.
Memang tidaklah mudah untuk menjadi Guru PAUD yang kreatif, untuk menjadi guru PAUD  tidak hanya cukup dengan berbekal  Ijazah yang harus lulusan  S1  PGTK/ PG PAUD  atau S1 Pshychologi, selain itu guru PAUD juga harus memnguasai 4 (empat)  Kompetensi yang harus dimiliki Pendidik/  Guru  PAUD –Kompetensi dasar bagi guru atau pendidik PAUD adalah kompetensi pedagogik pendidik paud, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki Pendidik PAUD
Adapun kompetensi dasar pendidik PAUD yang perlu dimiliki yakni: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, Kompetensi Pedagogik, serta Kompetensi Sosial.
1. Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD
  1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
  2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
  3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
  4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
  5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaran kegiatan pengembangan yang mendidik.
  6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
  7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan sntun dengan peserta didik.
  8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
  9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
  10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 
 
2. Kompetensi Kepribadian
  1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
  2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
  3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
  4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi pendidik, dan rasa percaya diri.
  5. Menjunjung tinggi kode etik profesi pendidik.
3. Kompetensi Sosial
  1. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
  2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
  3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
  4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4. Kompetensi Profesional
  1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
  2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
  3. Mengembangakn materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
  4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
  5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Bicara tenntang guru PAUD adalah bicara hati, , karena  Guru PAUD  dalam mengajar harus lebih menghargai proses tidak semata hasil. Sering kali guru menilai dan menghargai murid dari hasil kerja saja. Sementara proses yang dijalani siswa selama menjalani proses belajarnya jarang diapresiasi.  Faktanya keberhasilan didalam kelas sangatlah dipengaruhi bagaimana kemampuan guru untuk mampu mengalihkan situasi dari yang membosankan, menjenuhkan dan tegang menjadi rileks, bersemangat dan merasa senang mendengarkan orang yang sedang berbicara di depan.

Karena dengan pengalaman baik dan menyenangkan dalam belajar akan berdampak positif bagi perkembangan dan pertumbuhan si anak. Untuk mendukung itu semua diperlukan guru yang Kreatif.  Guru yang mampu mengerti dan memahami perkembangan anak yang menyangkut 6 Aspek   perkembangan. Dalam dunia pendidikan anak usia dini (PAUD)  perkembangan anak merupakan hal yang harus diperhatikan karena perkembangan anak secara lanjut akan menentukan proses pembelajaran anak tersebut di jenjang selanjutnya, Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian anak, karena kepribadian membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian anak, yaitu aspek intelektual, fisikmotorik, sosial, emosional, bahasa, moral dan keagamaan dan kreativitas.
            Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan kualitatif dari setiap fungs kepribadiaan atau pola pikir dari akibat pertumbuhan dan belajar. Sedangkan perkembangan adalah perubahan kepribadian ataupun pola pikir seseorang sesuai dengan perkembangannya. Masa emas ataupun masa dimana anak mengalami lompatan perkembangan yang sangat sighnifikan dibandingkan dengan dengan masa setelahnya. Masa ini tidak dapat terulang kembali, maka dari itu, orangtua ataupun pendidik harus mengetahui seluruh aspek perkembangan anak. Karena pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan Seni  kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.
Lalu bagaimana cara guru PAUD dalam mengelola pembelajaran yang kreatif
LAKUKAN
  1. Menyiapkan perencanaan pembelajaran dan pengelolaan kelas;
  2. Membuat jadwal kegiatan yang terstruktur;
  3. Menentukan tema pembelajaran yang dekat dengan kehidupan anak;
  4. Memahami perkembangan, sikap, dan minat setiap anak;
  5. Membuat catatan setiap anak
  6. Menggunakan metode pembelajaran aktif, menarik, dan beragam;
  7. Memberikan kesempatan bereksplorasi;
  8. Melibatkan orang tua dalam kegiatan;
  9. Mengoptimalkan potensi budaya dan bahasa ibu dalam pembelajaran;
  10. Menyampaikan laporan perkembangan anak secara obyektif dan berkala;
  11. Mengelola kegiatan pembelajaran inklusif.
TINGGALKAN
  1. Tidak memperhatikan kemampuan yang dimiliki dan diperlukan anak;
  2. Membeda-bedakan anak;
  3. Berpusat paga guru;
  4. Pembelajar hanya dilakukan di dalam kelas;
  5. Pembelajaran yang abstrak;
  6. Kurang kegiatan;
  7. Melaksanakan pembelajaran lebih bersifat akademik;
  8. Membatasi keterlibatan orang tua;
  9. Tidak menghargai anak sebagai individu yang unik;
  10. Pembelajaran klasikal;
  11. Melakukan tes/ulangan harian.
Selanjutnya untuk yang berkaitan dengan lingkungan belajar pada penddidkan anak usia dini(PAUD) .Apa saja yang harus dilakukan dan ditinggalkan lihat penjelasan berikut ini:
LAKUKAN
  1. Memastikan ruang belajar tertata rapi, aman, dan nyaman;
  2. Menggunakan furnitur yang sesuai dengan ukuran tubuh anak;
  3. Menata alat dan bahan main yang mudah dijangkau anak;
  4. Membiasakan mencuci tangan;
  5. Membiasakan merapikan dan mengembalikan alat dan bahan main;
  6. Menggunakan alat dan bahan main yang beragam;
  7. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar;
  8. Memastikan adanya sekat pembatas /pagar antara lingkungan PAUD dengan lingkungan umum;
  9. Menyediakan ruang tunggu untuk orang tua, pengasuh atau pengantar.
TINGGALKAN
  1. Menata dan menempatkan alat dan bahan terlalu padat sehingga mengurangi gerak anak;
  2. Menggunakan furnitur yang tidak sesuai dengan ukuran anak;
  3. Menyimpan alat dan zat berbahaya di tempat yang dapat dijangkau anak;
  4. Membatasi kreatifitas anak;
  5. Menata ruang belajar yang monoton;
  6. Membiarkan kesibukan tanpa kegiatan bermakna;
  7. Membiarkan anak melakukan sesuatu tanpa pengawasan;
  8. Meminta anak mengerjakan sesuai di luar kemampuannya.
Lingkungan belajar tidak selalu identik dengan banyaknya alat permainan yang dimiliki, tetapi terlebih penting adalah bagaimana agar anak dapat terlibat aktif di dalam lingkungan belajar tersebut. Tidak bisa kita memukul rata untuk menilai idealnya sebuah lembaga PAUD dalam takaran yang sama, karena  bila satuan PAUD yang terbatas luas halaman bermainnya tetapi diisi dengan alat permainan outdoor yang penuh sesak akan sangat tidak nyaman dan tidak aman bagi aktivitas AUD. . Anggapan bahwa PAUD yang tidak memiliki alat bermain out door adalah Lembaga PAUD yang kurang bermutu, sudah harus ditinggalkan.
  Penataan lingkungan belajar AUD harus dikaitkan  dengan model pembelajaran yang digunakan. Ada banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan. Semua model pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda. Namun demikian semuanya memuat prinsip pembelajaran PAUD yang sama. Di Indonesia model pembelajaran yang banyak digunakan di satuan PAUD ada tiga macam yakni; model sudut, area, dan sentra dan ditambah model pembelajaran kelompok.
Penataan lingkungan bermain merupakan penataan lingkungan fisik baik di dalam atau di luar ruangan. Penataan lingkungan termasuk seluruh asesoris yang digunakan di dalam maupun di luar ruangan, seperti: bentuk dan ukuran ruang, pola pemasangan lantai, warna dan hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair , bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan bahan berbagai alat main yang digunakan sesuai dengan perencanaan.
Letak kualitas pengelolaan ruang kelas bagi anak usia dini atau penataan lingkungan belajar adalah sejauhmana lingkungan tersebut menarik anak untuk dapat terlibataktif dalam  bereksplorasi dengan fokus, nyaman, dan aman. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa model tertentu lebih baik dari model lainnya, atau model tertentu hanya cocok untuk layanan PAUD tertentu. Intinya semua model pembelajaran baik dan cocok apabila penatan lingkungan bermain dan belajarnya sesuai dan dapat digunakan secara maksimal.