Selasa, 12 September 2017

YUUUUK JADI GURU PAUD YANG KREATIF



YUUUUK  JADI GURU  PAUD YANG KREATIF
            Menjadi guru PAUD yang kreatif  adalah kerelaan, adalah ketulusan adalah keberanian . Guru PAUD adalah Kerelaan , Relah ketika harus Terus Belajar dan Belajar, Tidak ada kata puas untuk seorang guru yang kreatif. Maksudnya guru yang kreatif adalah suatu semangat untuk terus mengembangkan diri demi kebaikan diri sendiri, anak didik dan lembaga, Berfikir Inovatif Jiwa yang kreatif terlahir dari sebuah pemikiran guru yang selalu ingin berinovasi sehingga selalu bervariasi dalam memberikan materi pelajaran kepada anak didiknya. . Tidak Gaptek ( Gagap Teknologi ) bisa menjadi penghambat seorang guru untuk menjadi kreatif. Guru yang kreatif harus peka terhadap perkembangan jaman. Dia bisa mengkombinasikan yang bersifat "kuno" menjadi sesuatu yang menarik. Artinya bisa menggabungkan sesuatu yang kuno dengan yang modern. Misalnya, memvariasikan permainan tradisional dengan permainan modern.
Guru Paud adalah ketulusan, guru yang mempunyai kecintaan yang tulus pada anak, berminat pada perkembangan anak, bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki anak, hangat dalam bersikap dan bersedia bermain dengan anak. Kata kuncinya di sini: mencintai anak. Jika rasa cinta pada anak-anak sudah muncul di dalam hatinya, maka sikap-sikap berikutnya akan mengikut, seperti memperhatikan, memedulikan, bersimpati, berempati, sikap hangat, dan seterusnya. Guru yang Cerdas Dalam Menemukan Talenta Anak Didiknya . Dengan kepekaan yang dimiliki guru yang kreatif akan berusaha untuk memanfaatkan dan mengembangkan talenta yang dimiliki oleh anak didiknya, misal dengan memberikan kesempatan anak didiknya untuk tampil di acara-acara sekolah (semua murid diberi kesempatan yang sama ) . Mengajar dengan Cara Menyenangkan  Seorang guru yang kreatif tidak ingin anak didiknya meraa bosan dan tertekan pada saat dia memberikan sebuah materi pelajaran kepada anak didiknya. Maka dia akan selalu mencari cara agar anak didiknya merasa nyaman dengan cara mengajar yang dia berikan.
Guru PAUD adalah keberanian, guru PAUD harus  mulai berani merubah pola pikir kebiasaan yang lama dengan hal-hal yang baru. Intinya percaya diri, kenali potensi, berani mencoba berkarya dan banyak membaca. Guru paud harus Pandai memanfaatkan "Apa Yang Ada" Biasanya guru yang kreatif pandai memanfatkan apa yang ada di dalam sekolah. Kertas bekas pun bisa menjadi sarana belajar yang menarik, dan disampaikan dengan cara belajar yang menarik pula. Percaya Diri Tentu saja sifat percaya diri dan selalu ingin berkembang harus ada pada diri guru yang kreatif. Tidak mudah memang menjadi seorang guru yang kreatif, karena karya apapun yang dia ciptakan harus kembali kepada anak didiknya.  Berani Mencoba Menciptakan Metode Yang Baru Tidaklah muah mentransfer ilmu dari seorang guru menuju ke anak didiknya. Namun itulah tantangan yang biasanya dihadapi oleh seorang guru. Namun seorang guru yang kreatif akan mencoba berbagai cara agar anak didiknya mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.
Memang tidaklah mudah untuk menjadi Guru PAUD yang kreatif, untuk menjadi guru PAUD  tidak hanya cukup dengan berbekal  Ijazah yang harus lulusan  S1  PGTK/ PG PAUD  atau S1 Pshychologi, selain itu guru PAUD juga harus memnguasai 4 (empat)  Kompetensi yang harus dimiliki Pendidik/  Guru  PAUD –Kompetensi dasar bagi guru atau pendidik PAUD adalah kompetensi pedagogik pendidik paud, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Empat Kompetensi yang Harus Dimiliki Pendidik PAUD
Adapun kompetensi dasar pendidik PAUD yang perlu dimiliki yakni: Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional, Kompetensi Pedagogik, serta Kompetensi Sosial.
1. Kompetensi Pedagogik Pendidik PAUD
  1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
  2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
  3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
  4. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
  5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaran kegiatan pengembangan yang mendidik.
  6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
  7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan sntun dengan peserta didik.
  8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
  9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
  10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. 
 
2. Kompetensi Kepribadian
  1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.
  2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
  3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.
  4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi pendidik, dan rasa percaya diri.
  5. Menjunjung tinggi kode etik profesi pendidik.
3. Kompetensi Sosial
  1. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
  2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
  3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
  4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4. Kompetensi Profesional
  1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
  2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
  3. Mengembangakn materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
  4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.
  5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.
Bicara tenntang guru PAUD adalah bicara hati, , karena  Guru PAUD  dalam mengajar harus lebih menghargai proses tidak semata hasil. Sering kali guru menilai dan menghargai murid dari hasil kerja saja. Sementara proses yang dijalani siswa selama menjalani proses belajarnya jarang diapresiasi.  Faktanya keberhasilan didalam kelas sangatlah dipengaruhi bagaimana kemampuan guru untuk mampu mengalihkan situasi dari yang membosankan, menjenuhkan dan tegang menjadi rileks, bersemangat dan merasa senang mendengarkan orang yang sedang berbicara di depan.

Karena dengan pengalaman baik dan menyenangkan dalam belajar akan berdampak positif bagi perkembangan dan pertumbuhan si anak. Untuk mendukung itu semua diperlukan guru yang Kreatif.  Guru yang mampu mengerti dan memahami perkembangan anak yang menyangkut 6 Aspek   perkembangan. Dalam dunia pendidikan anak usia dini (PAUD)  perkembangan anak merupakan hal yang harus diperhatikan karena perkembangan anak secara lanjut akan menentukan proses pembelajaran anak tersebut di jenjang selanjutnya, Perkembangan berkenaan dengan keseluruhan kepribadian anak, karena kepribadian membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian anak, yaitu aspek intelektual, fisikmotorik, sosial, emosional, bahasa, moral dan keagamaan dan kreativitas.
            Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan adalah suatu perubahan kualitatif dari setiap fungs kepribadiaan atau pola pikir dari akibat pertumbuhan dan belajar. Sedangkan perkembangan adalah perubahan kepribadian ataupun pola pikir seseorang sesuai dengan perkembangannya. Masa emas ataupun masa dimana anak mengalami lompatan perkembangan yang sangat sighnifikan dibandingkan dengan dengan masa setelahnya. Masa ini tidak dapat terulang kembali, maka dari itu, orangtua ataupun pendidik harus mengetahui seluruh aspek perkembangan anak. Karena pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden years) yang merupakan masa dimana anak mulai peka/sensitif untuk menerima berbagai rangsangan. Masa peka pada masing-masing anak berbeda, seiring dengan laju pertumbuhan dan perkembangan anak secara individual.
Masa peka adalah masa terjadinya kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan Seni  kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral.
Lalu bagaimana cara guru PAUD dalam mengelola pembelajaran yang kreatif
LAKUKAN
  1. Menyiapkan perencanaan pembelajaran dan pengelolaan kelas;
  2. Membuat jadwal kegiatan yang terstruktur;
  3. Menentukan tema pembelajaran yang dekat dengan kehidupan anak;
  4. Memahami perkembangan, sikap, dan minat setiap anak;
  5. Membuat catatan setiap anak
  6. Menggunakan metode pembelajaran aktif, menarik, dan beragam;
  7. Memberikan kesempatan bereksplorasi;
  8. Melibatkan orang tua dalam kegiatan;
  9. Mengoptimalkan potensi budaya dan bahasa ibu dalam pembelajaran;
  10. Menyampaikan laporan perkembangan anak secara obyektif dan berkala;
  11. Mengelola kegiatan pembelajaran inklusif.
TINGGALKAN
  1. Tidak memperhatikan kemampuan yang dimiliki dan diperlukan anak;
  2. Membeda-bedakan anak;
  3. Berpusat paga guru;
  4. Pembelajar hanya dilakukan di dalam kelas;
  5. Pembelajaran yang abstrak;
  6. Kurang kegiatan;
  7. Melaksanakan pembelajaran lebih bersifat akademik;
  8. Membatasi keterlibatan orang tua;
  9. Tidak menghargai anak sebagai individu yang unik;
  10. Pembelajaran klasikal;
  11. Melakukan tes/ulangan harian.
Selanjutnya untuk yang berkaitan dengan lingkungan belajar pada penddidkan anak usia dini(PAUD) .Apa saja yang harus dilakukan dan ditinggalkan lihat penjelasan berikut ini:
LAKUKAN
  1. Memastikan ruang belajar tertata rapi, aman, dan nyaman;
  2. Menggunakan furnitur yang sesuai dengan ukuran tubuh anak;
  3. Menata alat dan bahan main yang mudah dijangkau anak;
  4. Membiasakan mencuci tangan;
  5. Membiasakan merapikan dan mengembalikan alat dan bahan main;
  6. Menggunakan alat dan bahan main yang beragam;
  7. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar;
  8. Memastikan adanya sekat pembatas /pagar antara lingkungan PAUD dengan lingkungan umum;
  9. Menyediakan ruang tunggu untuk orang tua, pengasuh atau pengantar.
TINGGALKAN
  1. Menata dan menempatkan alat dan bahan terlalu padat sehingga mengurangi gerak anak;
  2. Menggunakan furnitur yang tidak sesuai dengan ukuran anak;
  3. Menyimpan alat dan zat berbahaya di tempat yang dapat dijangkau anak;
  4. Membatasi kreatifitas anak;
  5. Menata ruang belajar yang monoton;
  6. Membiarkan kesibukan tanpa kegiatan bermakna;
  7. Membiarkan anak melakukan sesuatu tanpa pengawasan;
  8. Meminta anak mengerjakan sesuai di luar kemampuannya.
Lingkungan belajar tidak selalu identik dengan banyaknya alat permainan yang dimiliki, tetapi terlebih penting adalah bagaimana agar anak dapat terlibat aktif di dalam lingkungan belajar tersebut. Tidak bisa kita memukul rata untuk menilai idealnya sebuah lembaga PAUD dalam takaran yang sama, karena  bila satuan PAUD yang terbatas luas halaman bermainnya tetapi diisi dengan alat permainan outdoor yang penuh sesak akan sangat tidak nyaman dan tidak aman bagi aktivitas AUD. . Anggapan bahwa PAUD yang tidak memiliki alat bermain out door adalah Lembaga PAUD yang kurang bermutu, sudah harus ditinggalkan.
  Penataan lingkungan belajar AUD harus dikaitkan  dengan model pembelajaran yang digunakan. Ada banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan. Semua model pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda. Namun demikian semuanya memuat prinsip pembelajaran PAUD yang sama. Di Indonesia model pembelajaran yang banyak digunakan di satuan PAUD ada tiga macam yakni; model sudut, area, dan sentra dan ditambah model pembelajaran kelompok.
Penataan lingkungan bermain merupakan penataan lingkungan fisik baik di dalam atau di luar ruangan. Penataan lingkungan termasuk seluruh asesoris yang digunakan di dalam maupun di luar ruangan, seperti: bentuk dan ukuran ruang, pola pemasangan lantai, warna dan hiasan dinding, bahan dan ukuran mebeulair , bentuk, warna, ukuran, jumlah, dan bahan berbagai alat main yang digunakan sesuai dengan perencanaan.
Letak kualitas pengelolaan ruang kelas bagi anak usia dini atau penataan lingkungan belajar adalah sejauhmana lingkungan tersebut menarik anak untuk dapat terlibataktif dalam  bereksplorasi dengan fokus, nyaman, dan aman. Hal ini untuk menepis anggapan bahwa model tertentu lebih baik dari model lainnya, atau model tertentu hanya cocok untuk layanan PAUD tertentu. Intinya semua model pembelajaran baik dan cocok apabila penatan lingkungan bermain dan belajarnya sesuai dan dapat digunakan secara maksimal.

Rabu, 06 September 2017

PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI




“PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Menilai pembelajaran bukanlah suatu tugas yang berat bagi guru, jika dilakukan dengan cinta. Justru pekerjaan itu akan menjadikan seorang guru  menjadi guru yang lebih baik. “ (Yulianti Siantajani)

Dalam pelaksanaan penyelenggaraan kurikulum terdapat beberapa komptensi – kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum TK , yang merupakan kemampuan – kemampuan yang harus dicapai oleh anak didik selama mengikuti pendidikan di TK (PAUD) Penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian kemampuan anak didik.

1.      Pengertian Penilaian
Apa itu Penilaian? Penilaian merupakan proses pengukuran terhadap hasil dari kegiatan belajar anak. Penilaian kegiatan belajar di PAUD menggunakan pendekatan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Penilaian dilakukan secara sistematis, terukur, berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.
Mengapa perlu dilakukan penilaian? Dalam keseharian guru bekerja bersama anak. Selain guru memfasilitasi anak, guru juga melakukan pengamatan. Guru mengamati hal-hal apa saja yang anak tahu, apa saja yang anak bisa, dan apa saja yang menjadi kebiasaan anak.
Harapannya, bahwa setelah guru mengetahui tiga hal tersebut, guru dapat merancang program pengembangan pembelajaran sesuai dengan minat, kekuatan, dan kebutuhan anak. Program pengembangan pembelajaran yang disusun dan direncanakan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan anak akan menstimulasi potensi anak menjadi anak yang kompeten. Anak yang semakin tahu, semakin bisa, dan semakin memiliki kebiasaan yang baik.
Berbagai informasi tentang kemajuan anak ini merupakan hasil belajar yang perlu disampaikan pada orang tua. Dengan diperolehnya berbagai informasi tentang anak, orang tua dan guru memperoleh gambaran capaian hasil belajar anak. Capaian ini diukur berdasarkan standar PAUD yang telah ditetapkan secara nasional, yang tertulis di dalam Permendikbud No. 137 tahun 2014 tentang Standar PAUD dan 146 tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD.

2.      PEDOMAN PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Harapannya, guru dan orang tua dapat bekerja sama dalam meningkatkan kemampuan-kemampuan yang belum dicapai anak sehingga tumbuh kembang anak berlangsung secara optimal.
Apa yang dinilai? Lingkup penilaian mencakup pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fi sik yang diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh, tinggi badan/panjang badan, dan lingkar kepala. Sementara itu, penilaian perkembangan mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan bertambahnya fungsi psikis  anak, yaitu nilai moral dan agama, perkembangan fi sik  motorik (gerakan motorik kasar dan halus, serta kesehatan fi sik), sosial emosional, komunikasi (berbicara dan bahasa), kognitif (pengetahuan), dan seni (kreativitas).
Enam program pengembangan yang menjadi area penilaian mengarah pada tercapainya Kompetensi Inti yang menjadi Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak. spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
 Kapan melakukan penilaian terhadap anak? Penilaian pada anak dilakukan pada saat anak melakukan kegiatan. Penilaian dapat dilakukan dalam berbagai aktivitas anak, sejak anak datang, berbaris,  mengikuti proses belajar, mencuci tangan,  makan bekal, bermain bebas, sampai pulang kembali. Penilaian itu dilakukan secara alami, baik berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku anak selama proses berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut. Itulah yang disebut penilaian autentik
Siapa yang melakukan penilaian terhadap anak? Penilaian dilakukan oleh guru karena guru memiliki fungsi sebagai penilai (assessor) selain juga berfungsi sebagai fasilitator dan fungsi- fungsi lainnya.Guru di sini bukan hanya satu guru, tetapi dapat melibatkan guru lain yang biasa bersama anak dalam keseharian anak belajar. Guru juga dapat menggali informasi kepada orang tua agar dapat mengenali perilaku anak selama berada di rumah. Informasi ini penting dalam menambah pengetahuan guru tentang siapa anak itu, dan dapat memberikan informasi yang berharga dalam memaknai perkembangan dan belajar anak. Tidak kalah pentingnya guru melibatkan anak dalam menilai dirinya sendiri. Percakapan guru dengan anak dapat menggali tentang pemahaman anak terhadap dirinya sendiri.

3.      PRINSIP – PRINSIP  PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Bagaimana melakukan proses penilaian? Perhatikan prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian.
1. Mendidik Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, mengembangkan, dan membina anak agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
2. Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap, dan terus-menerus untuk mendapatkan gambaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Objektif Penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai sehingga menggambarkan data atau informasi yang sesungguhnya.
4. Akuntabel Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan.
5. Transparan Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan.
6. Sistematis Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan berbagai instrumen.
7. Menyeluruh Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian mengakomodasi seluruh keragaman budaya, bahasa, sosial ekonomi, termasuk anak yang berkebutuhan khusus.
8. Bermakna Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak, orang tua, guru, dan pihak lain yang relevan.
Lakukan proses pengamatan terhadap anak. Saat anak melakukan berbagai kegiatan, guru dapat mengamati segala hal yang dilakukan anak ataupun diucapkan anak, termasuk ekspresi wajah, gerakan, dan karya anak.
Dalam melakukan pengamatan, guru perlu melakukan pencatatan sebagai bukti sekaligus pengingat terhadap segala hal yang diamatinya.

5. TEKNIK PENILAIAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Teknik yang digunakan dalam melakukan pencatatan, berupa :

Menetapkan indikator penilaian Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan tema yang telah ditetapkan. * Pada RPPH tersebut telah ditentukan pula rancangan penilaian yang akan dilakukan? Nah, dalam RPPH tersebut memuat indikator pencapaian perkembangan yang akan dijadikan instrumen penilaian dalam bentuk ceklis.
.     1. Ceklis dapat dibuat per anak dalam satu periode tertentu, atau dapat pula dibuat per periode dengan mencatat nama semua anak.
Contoh ceklist perkelas
Format Skala Capaian Perkembangan Harian
Kelompok :..........        Tanggal.......................
No
Indikator penilaian
Arya
Beril
Clarisa
Danisa
Fatah
Galuh
dst
1
Terbiasa mengucapkan salam
BSH






2
Terbiasa mengucapkan rasa syukur terhadap Cipt. Tuhan
MB






3
Terbiasa mencuci tangan sebelum makan
BSH






4
Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah makan
MB






5
Terbiasa mengikuti aturan
BB






6
Terbiasa bicara dengan suara ramah dan pelan/ sopan
BSB






7
dst








Keterangan:
  1. Indikator dalam format sesuai dengan tercantum dalam RPPH
  2. Setiap anak diukur ketercapaian perkembangannya sesuai dengan indikatornya.
  3. Kolom pencapaian perkembangan diisi dengan kategori 1 (BB), 2 (MB), 3 (BSH), dan 4 (BSB).
    1. 1 (BB) artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan bimbingan atau dicontohkan oleh guru;
    2. 2 (MB) artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru;
    3. 3 (BSH) artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan atau dicontohkan oleh guru;
    4. 4 (BSB) artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya yang belum mencapai kemampuan sesuai indikator yang diharapkan.

2.        Catatan anekdot
 Catatan anekdot digunakan untuk mencatat seluruh fakta, menceritakan situasi yang terjadi, apa yang dilakukan dan dikatakan anak. Catatan anekdot sebagai jurnal kegiatan harian mencatat kegiatan anak selama melakukan kegiatan setiap harinya. Catatan anekdot memungkinkan untuk mengetahui perkembangan anak yang indikatornya baik tercantum maupun tidak tercantum pada RPPH.
Hal-hal pokok yang dicatat dalam catatan anekdot meliputi nama anak yang dicatat perkembangannya, kegiatan main atau pengalaman belajar yang diikuti anak dan perilaku, termasuk ucapan yang disampaikan anak selama berkegiatan.
Catatan anekdot dibuat dengan menuliskan apa yang dilakukan atau dibicarakan anak secara objektif, akurat, lengkap dan bermakna tanpa penafsiran subjektif dari guru. Akurat (tepat), objektif (apa adanya, tanpa memberi label misalnya: cengeng, malas, nakal), spesifi k (khusus/ tertentu), sederhana (tidak bertele-tele), dan catatan guru terkait dengan indikator yang muncul dari perilaku anak. Catatan berupa jurnal kegiatan akan lebih baik bila disertai foto kegiatan anak.
Jika guru sedang sibuk memfasilitasi anak, dan pada saat yang bersamaan guru sempat menangkap suatu aktivitas bermakna yang dilakukan anak, guru dapat mencoret-coret dengan kode atau kata-kata singkatan sebagai pengingat. Jika memiliki kamera akan lebih mudah untuk merekam berupa foto atau video. Setelah anak pulang, barulah peristiwa tersebut ditulis lebih lengkap.

CATATAN ANEKDOT
Tanggal.....................
Usia/Kelompok :..5-6 tahun......./....B1....                                       Nama Guru : Bu Nining
No
Nama Anak
Tempat
Waktu
Peristiwa/perilaku
1
Risa
Halaman Sekolah
07.30
Risa turun dari boncengan motor ayahnya. Kakinya menghentak – hentak kelantai sambil marah dan menangis
2
Beril
Taman Lalu lintas
09.00
Beril bermain bola sendiri, melambungkan bola dan memasukkan dalam ring
3
Intan
Area persiapan
09.15
Dita menggunting kertas bergambar kepala, badan, dan kaki . Dita menggunting diluar dengan menggunakan 3 jari
4
dst



.

3.       Contoh data dari hasil karya.
Perhatikan apa yang sudah dibuat oleh anak dengan teliti. Semakin guru mampu melihat dengan rinci maka akan lebih banyak informasi yang didapatkan guru dari hasil karya anak tersebut. Hubungkan dengan indikator pada KD, dan tuliskan capaian perkembangan kemampuan anak terhadap karya tersebut.Semua data/informasi tentang anak yang telah terkumpul di dalam portofolio perlu diolah untuk dianalisis.
 Lakukan pengolahan secara berkala.Pengolahan bulanan perlu dilakukan agar guru dapat melakukan penilaian bulanan. Hasil pengolahan bulanan dijadikan acuan untuk melakukan penilaian semester.
Langkah-langkah dalam mengolah data. 1. Seluruh catatan skala capaian perkembangan harian disatukan berdasarkan indikator dari KD yang sama. Walaupun dalam format ceklis (V) harian indikatornya memuat tema dan materi, untuk dimasukkan ke dalam penilaian bulanan cukup melihat indikator dari KD yang tercantum dalam format penilaian perkembangan umum. Apabila dalam indikator yang sama dalam satu KD terdapat perbedaan capaian, capaian perkembangan yang tertinggi dijadikan capaian akhir. 2. Semua kemampuan anak dianalisis untuk mengetahui capaian kemampuan anak, apakah anak tersebut berada pada kemampuan BB, MB, BSH, atau BSB

 

Hasil Karya/ Aktivitas Anak
Catatnn Guru tentang perkembangan anak
Analisa KD

 









Melipat Kincir angin

Risa mampu melipat kertas menjadi bentuk kincir angin
Mampu menempel gambar dengan rapih dan bersih
Mampu menyebutkan manfaat udara bagi manusia

Tema : Air Udara Api
Sub.Tema : Udara

Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaanNya (1.1,2.2)
Mengenal lingkungan alam (3.8/4.8)
Memecahkan masalah sederhana (3.5/4.5)
Mengenal benda sesuai ciri-cirinya dan fungsinya (3.6/4.6) Mengenal berbagai karya seni dan aktivitas seni (3.15/4.15)





4.       Pelaporan
Mengisi Data ke dalam Penilaian Perkembangan Anak Setelah semua data dianalisis langkah selanjutnya semua data dimasukkan ke dalam format penilaian  perkembangan anak.  Format perkembangan digunakan untuk mencatat perkembangan bulanan, juga digunakan untuk mencatat perkembangan anak selama satu semester.
Untuk mengisi kolom penilaian bulanan dan hasil akhir semester, guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1.Semua data yang diolah dijadikan bahan analisis.
 2. Apabila menggunakan guru sentra yang berarti guru sebagai tim, penilaian ditetapkan secara bersama oleh semua guru yang menangani anak, sedangkan pengisian laporan dilakukan oleh guru wali.
 3. Data capaian perkembangan anak pasti cukup banyak sehingga dalam satu indikator bisa muncul data berulang-ulang dengan tingkat pencapaian yang berbeda.
 Untuk menentukan pengisian pada kolom capaian perkembangan,  digunakan capaian terbaik dengan pengertian kemampuan anak berkembang tersebut. Contoh untuk kemampuan kemandirian anak :BB-MB-MB-BSH-BSH-BSB diambil BSB (Berkembang Sangat Baik) artinya kemampuan anak berkembang ke arah sangat baik.

5.PELAPORAN

Bagaimana  pelaporan perkembangan anak kepada orang tua? Pelaporan merupakan kegiatan mengomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian tentang perkembangan anak setelah mengikuti layanan/kegiatan pembelajaran di satuan PAUD.
 Berikut ini hal hal yang perlu diperhatikan guru saat akan menulis laporan perkembangan anak.
1.Etika Pelaporan Pelaporan adalah kegiatan mengomunikasikan hasil penilaian tentang tingkat pencapaian perkembangan. Pelaporan berupa deskripsi pertumbuhan fi sik dan perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.
2.Laporan perkembangan anak didik dibuat secara tertulis oleh guru. Penyampaian laporan dilakukan secara tatap muka sehingga dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak lembaga dengan orang tua.
3.Dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya kerahasiaan data atau informasi dijaga, artinya bahwa data atau informasi tentang anak didik hanya diinformasikan dan dibicarakan dengan orang tua anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam rangka bimbingan selanjutnya.

Para orang tua ingin tahu tentang kondisi perkembangan anaknya tetapi juga memiliki keterbatasan waktu, oleh karena itu saat bertemu lebih difokuskan pada hal-hal berikut:
1. Keadaan anak waktu belajar secara fi sik, sosial, dan emosional.
 2. Partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan di lembaga PAUD.
 3. Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum dikuasai anak.
4. Hal-hal yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan mengembangkan anak lebih lanjut.

6. JENIS PELAPORAN

 Pelaporan hasil perkembangan anak dapat dibedakan menjadi laporan insidental dan laporan berkala.
1. Pelaporan berkala disesuaikan dengan jadwal kalender akademik yang ditetapkan satuan PAUD.
 2. Pelaporan secara insidental disampaikan apabila ada hal-hal yang terkait dengan perkembangan anak yang dianggap penting untuk segera dibicarakan bersama dengan orang tua. Laporan insidental dapat disampaikan secara lisan atau dicatat dalam buku penghubung.
Waktu Pelaporan
Pemberian laporan dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu seperti laporan triwulan atau enam bulan (satu semester).
Bentuk Pelaporan Semester Laporan semester disampaikan dalam bentuk narasi, hasil  rangkuman perkembangan anak didik sebagai dampak dari proses belajar selama satu semester
.Dalam menyusun ulasan (deskripsi) ditulis dengan kalimat yang efektif/ tidak terlalu rumit dan obyektif  sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah bagi orang tua atau bagi yang berkepentingan terhadap laporan perkembangan anak didik.
Laporan yang ditulis guru hendaklah dalam kalimat positif, jelas, mudah dipahami, serta menggunakan tata bahasa dan ejaan yang benar.
Tata cara dalam penulisan laporan :
1. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dengan kalimat positif dan santun
2. Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian dan perkembangan hasil belajar anak secara nyata (bersumber pada data autentik, tidak mengada-ada)
3. Isi laporan menggambarkan kemajuan perkembangan anak yang telah mencapai BSH dan BSB di setiap indikator pada kompetensi dasar program pengembangan
4. Memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan orang tua untuk mengembangkan kemampuan anak yang indikator perkembangannya masih dalam BB dan MB
5. Laporan bersifat personal (individual) yang menggambarkan  perilaku khusus anak di kela

Tips mudah menuliskan narasi di laporan perkembangan anak.
1.  Peganglah kompilasi data anak. Ini merupakan input yang utama dalam menuliskan laporan.
 Apabila simpulan akhir adalah BSH dan BSB, masukkanlah indikator-indikatornya ke dalam teks laporan, dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini merupakan  kekuatan dan kompetensi anak.
 Apabila simpulan akhir adalah BB dan MB, masukkanlah indikator-indikatornya ke dalam teks laporan, dalam bahasa narasi yang dapat dipahami orang tua. Ini merupakan  rekomendasi bagi anak. Harapannya orang tua dan guru membantu menstimulasi untuk waktu-waktu yang akan datang.
2.  Berikan pengantar pada paragraf PENDAHULUAN. Tuliskan hal-hal umum tentang anak, misalnya kehadiran, dan kepibadian anak).
3.  Tuliskan 6 program pengembangan (nilai agama & moral, fi sik motorik, sosial emosional, bahasa, kognitif dan seni). Dalam tiap program pengembangan masukkan kompetensi dasar yang telah diberikan. Jangan lupa tulis pula indikator-indikator yang muncul dari kompetensi dasar tersebut. Apabila ada fakta-fakta dari catatan anekdot atau hasil karya, masukkanlah untuk membuktikan kompetensi anak tersebut. Jika memiliki foto, lampirkanlah…. !

Berikut adalah contoh laporan tertulis hasil evaluasi perkembangan anak:
LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK SEMESTER PERTAMA TAHUN AJARAN 2015/ 2016 “KB & TK  TUNAS BANGSA MAGETAN”
Nama  :  Clarissa /Risa    Tanggal lahir     : 11 Juni 2011
Kelas  : B1    Kelompok     :Mawar

Pendahuluan
Mengikuti perkembangan ananda pada awal tahun ajaran baru ini, sungguh merupakan pengalaman yang menyenangkan.  Kemandirian ananda semakin tampak ketika tiba di sekolah.  Ananda telah terbiasa dengan segala rutinitas yang ada di sekolah. Tingkat kehadiran ke sekolah sangat tinggi, hanya 1 kali dalam tengah semester ini ananda tidak hadir ke sekolah. Ia datang dengan ceria setiap pagi.
Perkembangan Nilai Agama & Moral
Perkembangan agama dan moral Ananda berkembang sesuai dengan harapan. Beberapa  perkembangan agama yang dicapai antara lain mengenal dan mempercayai Tuhan melalui Ciptaan-Nya. Hal ini tampak ketika ananda mampu menyebutkan fl ora dan fauna laut sebagai ciptaan Tuhan yaitu ikan hiu, cumi-cumi, ubur-ubur, kuda laut, bintang laut, lumba-lumba dan terumbu karang. Selain itu ananda juga mampu memimpin doa sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, ketika mengikuti Holy Morning. Ananda juga mampu melafalkan Surat Al- Fatihah, An-Naas, Al-Falaq, Al-Ikhlas, Al-Alaq, Al-Kausar, Al-Kafi run dan Al-Baqarah ayat 255 (ayat kursi).
Ananda juga mampu melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa. Setiap pagi, ia telah menyiapkan diri bersama teman- teman untuk mengikuti kegiatan pagi. Hal ini terlihat ketika Ananda mengikuti
gerakan berdoa dan melafalkan ayat-ayat suci Alquran sesuai petunjuk guru. Ananda adalah anak yang memiliki moral yang baik. Ia berperilaku santun, sabar mendengarkan orang lain yang sedang berbicara dan terbiasa mengucapkan terima kasih setelah dibantu atau diberi sesuatu oleh teman atau guru.

Perkembangan Fisik Motorik
Perkembangan motorik berkembang sesuai dengan harapan. Ia mampu menggunakan otot-otot besarnya pada tangan dan kaki secara terkontrol dalam merangkak, meniti di atas papan titian dan berayun melewati halang rintang.
Koordinasi otot-otot tangan dan mata berkembang sesuai usianya.  Ananda mampu merobek kertas dan menempelkannya di atas kertas HVS menjadi bentuk orang. Tangan mungil ananda merobek kertas menjadi bagian kecil-kecil kemudian ditempel di kertas putih. Ia mampu menggunakan kuas dan krayon untuk menggambar dan melukis. Tangan mungil ananda juga tampak luwes ketika bermain meronce huruf. Ananda mampu memasukkan benang ke dalam lubang balok huruf tanpa mengalami kesulitan.
Ananda juga mulai menunjukkan perkembangan yang berarti dalam hal hidup sehat. Awalnya ananda tampak ragu untuk makan sayur, namun karena dukungan teman dan guru, ananda akhirnya mau mencoba makan sayur sebagai sumber makanan bergizi. Ananda juga mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat. Hal ini tampak ketika ananda berinisiatif mencuci piring dan peralatan memasak usai digunakan.
Karena itu, mohon  orang tua dapat bekerja sama dalam meningkatkan perilaku hidup sehat Ananda dengan memotivasi agar gemar makan sayur di rumah. Membawakan bekal berupa kreasi sayur dan makanan sehat lainnya dapat menjadi rekomendasi untuk meningkatkan perkembangan fi sik Ananda.

Perkembangan Sosial Emosional
Perkembangan sosial emosional ananda berkembang sesuai dengan harapan. Beberapa perkembangan yang tercapai antara lain ananda  memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan. Ananda mampu mentaati aturan yang telah disepakati bersama ketika bermain seperti saling berbagi mainan, menggunakan tangan dan kaki dengan baik dan membereskan mainan setelah selesai digunakan. Ananda juga memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar untuk melatih kedisiplinan. Hal ini tampak ketika ananda mau menunggu giliran dengan berbaris rapi ketika hendak melakukan suatu kegiatan. Ananda juga memiliki perilaku yang mencerminkan sikap tanggung jawab, peduli kepada teman dan bekerja sama dalam bermain atau membereskan alat-alat main setelah selesai menggunakannya.
Perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri ananda tampak mulai berkembang. Dengan demikian, diharapkan orang tua semakin memberi kesempatan dan memotivasi ananda untuk lebih berani tampil di depan umum dan lingkungan sosialnya. Dapat juga dengan memberikan kepercayaan dan tanggung jawab pada tugas-tugas sederhana yang dapat ananda kerjakan sendiri.

Perkembangan Bahasa.
Perkembangan bahasa ananda berkembang sesuai dengan harapan. Ananda mampu menyimak instruksi guru dengan memberikan respon yang tepat. Kemampuan menyimak petunjuk yang diberikan guru juga tampak ketika ia membuat karya dari kertas buram yang sudah diberi pola kemudian disobek menjadi bagian-bagian kecil membentuk tubuh manusia lengkap. Ananda mampu mengerjakan tugas tersebut dengan baik.
Ananda mampu bercerita kepada guru tentang apa yang dibuatnya. Baik saat selesai membangun karya dari balok-balok atau karya dari cat dan kertas. Hampir setiap ananda mendapatkan kesempatan untuk bercerita, ia menceritakan karya tangan yang dibuatnya. “Aku buat nahkoda…” Saat bermain peran di Sentra Drama, ananda membangun komunikasi secara wajar dengan teman-teman mainnya.
Perkembangan bahasa lainnya yang tampak, antara lain ananda mampu menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya. Ananda mampu meronce huruf-huruf yang ada di kartu namanya, dan berusaha merangkainya sesuai dengan urutan huruf dengan bantuan guru. Hal ini menunjukkan kemampuan membaca dan menulis mulai berkembang.
Pada dasarnya perkembangan bahasa ananda berkembang baik, baik bahasa reseptif ataupun bahasa ekspresif. Untuk pengenalan terhadap keaksaraan, sesuai usianya, ananda boleh diajak mengenali bunyi huruf-huruf yang ada di sekitarnya.

Perkembangan Kognitif
Pencapaian perkembangan kognitif ananda hingga akhir triwulan ketiga ini berkembang sesuai harapan. Beberapa perkembangan yang tercapai antara lain ananda mampu menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif. Suatu saat, pada jam makan snack, ada teman yang tidak mendapatkan kursi. Ananda langsung berinisiatif mengambil kardus dan mengatakan kepada teman tersebut untuk uduk di kardus itu. Ananda juga mengenal lingkungan sosialnya, seperti pekerjaan (profesi) yang menjadi pembahasan dalam tema triwulan pertama ini tentang laut. Ananda menyebutkan jenis pekerjaan seperti nelayan, nahkoda, polisi laut, dan penjual ikan.
Ananda mampu menyajikan berbagai hasil karya yang berhubungan dengan lingkungan alam dalam bentuk gambar. Ananda mampu menggambar pohon apel dan menyebutkan bagian- bagian pohon apel yaitu buah apel. Selain itu ananda juga mampu menyebutkan gunung, sungai dan batu-batuan yang merupakan bagian dari lingkungan alam. Ananda juga mengenal dan mampu menyebutkan nama-nama binatang laut seperti: ikan hiu, lumba-lumba, penyu, paus, cumi-cumi dan ikan buntal. Ananda mampu menyebutkan ciri-ciri ikan antara lain mata, ekor dan sirip. Selain itu, ananda juga mengenali bagian tubuh cumi-cumi yang disebut tentakel. 



Perkembangan Seni
Perkembangan seni ananda berkembangan sesuai harapan. Ananda mampu menunjukkan kreatifi tas dalam berbagai karya. Ananda mampu menciptakan pola tersendiri dan unik ketika membuat orang-orangan dari kertas buram yang sudah diberi pola sebelumnya. Setelah selesai, ananda menggunakan replika orang-orangan yang dibuatnya untuk bermain drama tentang nahkoda di laut. Ananda meletakkan replika orang tersebut di dalam kapal yang sudah dibuatnya terlebih dahulu bersama kelompoknya dan memainkannya seolah-olah ada nelayan dan nahkoda sedang naik kapal di lautan.
Apresiasi seni ananda juga tampak ketika ananda menggambar pohon apel  menggunakan krayon. Ananda membuat bentuk unik sesuai dengan kreasinya sendiri yang mewakili pohon apel dan buahnya yang ada di gunung dan sungai. Setelah selesai menggambar ananda menempelkan kertas gambarnya pada sebuah frame yang sudah disediakan. Kemudian ananda menempelkan hasil karyanya ke papan untuk memajang hasil karya. Ananda tampak puas telah menyelesaikan gambarnya dan memajang hasil karyanya di tempat umum supaya dinikmati oleh teman-teman.
Hal ini menunjukkan bahwa ananda mampu menunjukkan karya dan aktivitas seni menggunakan berbagai media. Karya dan aktivitas seni ananda juga tampak ketika ananda berperan seolah-olah sebagai seorang nelayan, ananda mampu berinteraksi dengan meja yang dibalik yang ia gunakan untuk mewakili sebuah perahu. Ananda juga membuat sendiri alat pancing dari kertas koran dan tali. Sesekali ananda memperagakan gerakan seorang nelayan yang sedang melempar pancing ke laut saat mencari ikan. Hal ini menunjukkan bahwa ananda adalah anak yang kreatif.

Penutup Pada umumnya, pencapaian perkembangan ananda hingga akhir semester pertama ini berkembang sesuai harapan. Kemandirian, tanggung jawab dan kreativitas ananda berkembang sesuai usianya. Harapan kami pada triwulan berikutnya, ananda semakin mampu mengembangkan ide-ide kreatifnya dan kebiasaan-kebiasaan baik yang sudah ada. Juga semakin menunjukkan perkembangan kesehatan yang baik seiring dengan kesukaannya terhadap makanan yang berasal dari sayur. Semoga guru dan orang tua dapat senantiasa bekerja sama dalam memberikan stimulasi-stimulasi yang dapat memaksimalkan potensi, bakat, dan kreativitasnya demi perkembangan yang optimal.

     Mengetahui :                                                                         Magetan, 10 Oktober 2015
     Kepala Sekolah,                                                                     Guru Klp. B1


      Sumini, M.MPd                                                                    Dra. Nining


Komentar Orang Tua
…………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………
Magetan,10-10- 2016



(Orang Tua/ Wali)


Penutup
Kemampuan belajar anak di lembaga pendidikan, khususnya di lembaga PAUD perlu ketahui dengan seksama melalui penilaian yang efektif.Penilaian yang efektif adalah penilaian yang berlangsung terus- menerus dan dilakukan secara komprehensif.Hal ini sesuai dengan perkembangan anak yang bersifat dinamis dan terus mengalami proses. Untuk selanjutnya hasil dari penilaian menjadi rujukan dalam melakukan perencanaan pembelajaran selanjutnya.Dengan demikian pembelajaran menjadi suatu siklus antara penilaian, perencanaan, dan pelaksanaan yang berlangsung secara terus-menerus.
Guru yang memahami perkembangan anak menjadi syarat mutlak agar pendidik dapat melakukan penilaian dengan baik. Kerjasama antar guru serta orang tua akan memberikan gambaran yang utuh terhadap anak dalam pengumpulan berbagai bukti tentang perkembangan anak.
Anak yang berkembang secara optimal akan menjadi anak yang berpotensi untuk menjadi anak yang matang dalam setiap tahap dan aspek perkembangannya. Dengan demikian diharapkan bahwa anak dapat memasuki tingkat pendidikan selanjutnya sesuai dengan kematangan usia dan kemampuannya, menjadi anak yang kompeten dan berkepribadian.

Daftar Pustaka
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014. 2015.