Jumat, 22 Juli 2016

CONTOH KEGIATAN SAINS PAUD UNTUK TEMA SEMESTER I



PERMAINAN SAINS UNTUK TEMA /SUB TEMA SEMESTER I
Ok …menanggapai pertanyaan dan permintaan yang masuk lewat G+1 atau email  yaitu : 1. Bunda tolong buatkan kegiatan sains untuk tema AKU ANAK SEHAT dari (bunda Paud DesyFauziah Siregar)
2. Bunda apakah sains untuk tema Diri Sendiri sudah boleh dijadikan kegiatan , mengingat anak – anak  baru masuk sekolah. ( dari bunda Reny Kalimantan)
3. Bunda disetiap tema apa ada kegiatan sainsnya.(dari  PAUD “Permata” Makasar)
4.  Dan masih banyak lagi, yg tidak mungkin saya tulis semuanya.
Oke…bunda – bunda PAUD atau ibu guru TK baik yang dari Sulawesi, Sumatera , Madura atau teman – teman TK Negeri Pembina dari Papua, saya akan menjawab langsung  baik saya postinglangsung  lewat  blog atau saya kirim lewat email . pertama yang harus kita ketahui adalah tentang Sains itu sendiri untuk anak TK / PAUD. (sudah saya jabarkan pada postingan terdahulu).
Pengenalan sains pada usia TK lebih ditekankan pada proses daripada produk. Proses sains ini disebut metode ilmiah yang secara garis besar meliputi : Observasi, problem solving, melakukan percobaan dan analisa data serta mengambil kesimpulan.
Sains juga mengembangkan kemampuan pada anak yaitu :
 - Spiritual yaitu rasa syukur dan memuji keagungan Tuhan
 - Observasi, berlatih menggunakan seluruh inderanya untuk mengenal nama benda,bagian bagian dan memberi nama bagian serta fungsinya
 - Klasifikasi, berlatih mengelompokkan  benda berdasarkan ciri ciri tertentu
 - Pengukuran
 - Menggunakan bilangan
 - Rasa empati terhadap benda yang diteliti seperti hewan
 - Intrapersonal, merefleksikan kemampuan berpikir dalam proses belajar seperti penguasaan teknologi
TUJUAN SAINS UNTUK PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Ada beberapa pandangan ilmuwan terhadap pendidikan dan pembelajaran sains menyatakan bahwa tujuan pendidikan sains sejalan dengan kurikulum sekolah, yakni mengembangkan anak secara utuh baik aspek domain kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotor anak (Abruscato, 1928).

Leeper (1994) mengemukakan tujuan pembelajaran sains bagi anak usia dini adalah sebagai berikut :
1. Agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya melalui penggunaan metode sains, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya.
2. Agar anak memiliki sikap ilmiah. Hal-hal yang mendasar, misalnya : tidak cepat-cepat dalam mengambil keputusan, dapat melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, berhati-hati terhadap informasi yang diterimanya serta bersifat terbuka.
3. Agar anak-anak mendapatkan  penngetahuan dan  informasi ilmiah yang lebih baik dan dapat dipercaya, artinya informasi yang diperoleh anak berdasarkan pada standar keilmuan yang semestinya, karena informasi yang disajikan merupakan hasil temuan dan rumusan yang obyektif serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan yang menaunginya.
4. Agar anak lebih berminat dan tertarik untuk menghayati sains yang berada dan ditemukan di lingkungan dan alam sekitarnya.
Pembelajaran sains untuk anak usia dini difokuskan pada pembelajaran mengenai diri sendiri, alam sekitar dan gejala alam. Pembelajaran Sains pada anak usia dini memiliki beberapa tujuan, diantaranya yaitu :
1. Membantu anak usia dini untuk dapat mengenal dan memupuk rasa cinta kepada alam sekitar sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Membantu menumbuhkan minat pada anak usia dini untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian di lingkungan sekitarnya.
3. Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang.
4. Menfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerjasama dan mandiri dalam kehidupannya.
5. Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana & konsep sains yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang di temukan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
7. Membantu anak dalam pengenalan dan penguasaan fisika dasar/sains seperti melakukan eksplorasi/penyelidikan dan percobaan sederhana dengan berbagai benda (air, angina, api dan magnet).
Berdasarkan tujuan tersebut, jelaslah bahwa pengembangan  pembelajaran sains  bukan saja membina domain kognitif anak saja, melainkan membina aspek afektif dan psikomotor secara seimbang, bahkan lebih jauh  diharapkan dengan  mengembangkan pembelajaran sains yang memadai (adequate) akan menumbuhkan kreativitas dan kemampuan berfikir kritis yang semuanya akan sangat bermanfaat bagi aktualisasi dan kesiapan anak untuk menghadapi perannya yang lebih luas dan kompleks pada masa akan datang.  
Dalam pembelajaran sains anak mencoba melakukan proses antara lain :
« Mengamati, yaitu melihat dan memperhatikan dengan teliti.
« Menggolongkan, yaitu membagi-bagi atas beberapa golongan.
« Mengukur, yaitu menghitung ukurannya (panjang, besar, luas, tinggi, dsb) dengan alat tertentu.
« Menguraikan, yaitu melepaskan hubungan bagian-bagian dari induk atau pusatnya.
« Menjelaskan, yaitu menerangkan; menguraikan secara terang.
« Mengajukan pertanyaan-pertanyaan penting tentang alam.
« Merumuskan problem, yaitu menyebutkan (menyimpulkan) suatu masalah dengan ringkas dan tepat.
« Merumuskan hipotesis, yaitu menyebutkan (menyimpuklan) sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar.
« Merancang penyelidikan termasuk eksperimen, yaitu membuat percobaan yang bersistem dan berencana untuk membuktikan kebenaran suatu teori.
« Mengumpulkan dan menganalisis data, yaitu mengumpulkan dan melakukan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
« Menarik kesimpulan yaitu mengambil keputusan yang diperoleh dari pembelajaran.
TAHAPAN USIA DALAM PENGEMBANGAN SAINS
Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar sains kepada anak sangat tergantung pada pengalaman, usia dan tingkat perkembangannya. Beberapa indikator disetiap usia dibawah ini :
1) Usia 3-4 Tahun
« Mulai menjelajah dan melakukan penelitian terhadap apa yang dilihat di sekitar lingkungannya.
« Lebih menyukai aktivitas fisik dan penjelajahan melalui panca indera. Bagaimanapun mereka sudah mulai mampu untuk menerina informasi yang mempunyai hubungan langsung dengan pengalaman yang dia dapat dari percakapan atau dari buku-buku dengan tulisan sederhana.
« Mulai menyukai ilmu pengetahuan dan mau bekerja sama dengan orang dewasa
« Banyak bertanya tentang apapun tetapi tidak pernah puas dengan jawaban yang diberikan.
« Mulai berkembang kemampuan bahasanya.
« Belajar jadi lebih mudah, dimana mereka sudah mulai mengerti aktivitas yang akan dia kerjakan dan mulai percaya pada orang dewasa.
2) Usia 4-5 Tahun
« Anak-anak mulai mengerti tentang banyak hal berupa informasi yang berhubungan dengan apa yang terjadi di dunia sekitarnya.
« Mulai memahami apa maksud penelitian dan menjedi lebih bermakna dan menemukan penjelajahan mereka.
« Mulai memyeleksi aktivitas yang dilakukan.
« Mulai mampu membuat perkiraan-perkiraan terhadap berbagai peristiwa yang akan terjadi.
« Suka memikirkan penjelasan dari apa yang mereka teliti baik itu fakta ataupun imajinasi/fantasi.
« Menikmati percakapan dengan anak-anak lain dan mulai secara spontan berbagi dan mengambil keputusan.
« Memahami percakapan dengan yang lain, seperti mereka bermain dan melakukan percobaan.
« Mulai menggunakan gambaran untuk mewakili dan mengungkapkan ide-ide.
« Senang melihat buku-buku dan pura-pura membacanya.
3) Usia 5-6 Tahun
« Anak mampu merencanakan penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah, seperti ketika mencari jawaban bagaimana cara hewan berkembang biak ?
« Dapat mengikuti tiga tahap tujuan dan menikmati beberapa penelitian langsung dari guru.
« Memiliki perhatian yang lama untuk berbagai aktivitas sains, mereka mulai dapat menikmati kegiatan yang dilakukan dalam kurun waktu beberapa hari.
« Bekerja sama bersama-sama dengan lima atau enam anak.
« Tertarik pada buku-buku yang yang berhubungan dengan aktivitas dari praktek sains dengan beberapa ilustrasi-ilustrasi berupa gambar.
« Mulai dapat memahami beberapa konsep sains yang bersifat abstrak, tetapi tetap dengan contoh-contoh nyata yang kongkrit dan praktek langsung.
« Senang menggunakan gambar-gambar dan menulis berbagai pengalaman yang mereka dapatkan dalam praktek sains yang telah dilakukan.

 KEGIATAN SAINS UNTUK ANAK
1. Lukisan. Lukisan jari membantu anak-anak belajar untuk melihat dengan ujung jari mereka dan menunjukkan konsep difusi warna saat mereka membersihkan tangan mereka. Bentuk dapat dikenali dengan mengecat dengan buah dan benda-benda asing.
2. Pusat Air. Konsep seperti volume dan konservasi mulai digenggam ketika anak mengukur dengan air dan pasir. Apung bisa dieksplorasi dengan perahu dan tenggelam dan objek mengambang.
3. Blok. Blok adalah cara yang baik untuk memperkenalkan anak-anak terhadap gesekan, gravitasi, dan mesin sederhana. Leverage dan efisiensi dapat diperkuat dengan woodworking.
4. Buku. Banyak buku meliputi konsep ilmiah saat bercerita. Buku dengan gambar memberikan pandangan dari hal-hal asing dan menyimpulkan dan mendiskusikan.
5. Musik. Anak-anak mari mengalami pergerakan udara terhadap tubuh mereka. Hambatan udara juga dapat ditunjukkan dengan menari dengan syal.
6. Playground. Bermain dapat memberikan kesempatan untuk memprediksi cuaca, praktek balancing, dan pengalaman gesekan. Di dunia nyata ilmu pengetahuan terintegrasi baik terutama dengan membaca dan menulis. Kata-kata dasar, objek menebak, grafik pengalaman, menulis cerita, dan bekerja dengan sensasi taktil semua mendorong perkembangan literasi awal (angka 7-3 dan 7-4).
7. Mengamati  peternakan semut. di mana ruang bawah tanah yang terlihat.
8. Percobaan dengan balon dan udara. Membantu anak-anak memahami bahwa semua ruang dipenuhi dengan sesuatu.
9. Bekukan air dan mengamati bahwa dibutuhkan lebih banyak ruang ketika membeku daripada waktu cair.
10. Mengamati fase perubahan bulan. Beberapa anak yang lebih tua mungkin dapat menggunakan model bumi, bulan, dan matahari untuk menjelaskan fase ini. Anak-anak muda dapat mengamati dan menarik fase.
11. Mengamati ukuran. dari berbagai bahan sebelum dan sesudah proses berbeda diterapkan. Misalnya, wortel lebih kecil setelah mengering, adonan untuk roti lebih kecil sebelum dimasak, dan sebagainya.
12. Kapur Barus Lompat
13. Telur ajaib         
14. Penggabungan warna
15. Magnet
16. Paru paru plastik
17. Bermain rasa
18. Meniup air berwarna lalu ditaruh kertas di atasnya
19. Es batu dimasukkan ke dalam gelas plastik yang berisi air penuh untuk melihat apakah airnya tumpah
20. Membuat mentega dari susu cream cair
21. Mencampur tepung jagung dengan tapioka dan gandum untuk melihat campuran-campuran itu padat atau cair atau bagaimana jika diberi sedikit air perubahan apa yang terjadi?
22. Piringan berputar                                                                                                                     
Piringan berupa plastik agak tebal dibentuk melingkar dapat diberi gantungan benda-benda dengan tali di tepi-tepi sekeliling piring. Anak usia 8 - 12 bulan menyenangi mainan semacam ini karena merangsang daya visual anak dalam mengamati benda- benda yang bergerak.
23. Ular kaleng
Kaleng-kaleng bekas dengan ukuran sama diisi dengan biji-bijian dimasukkan ke dalam bekas stocking yang panjang. Kaleng dimasukkan dalam stocking secara berselang-seling dengan potongan kertas (kawul). Jadi susunannya berupa kaleng – kawul – kaleng – kawul dst. Anak senang menekan-nekan permukaan kaleng yang keras kemudian kawul yang lunak dan membunyikan kaleng-kaleng itu.
24. Mainan dari kertas daur ulang
Dari bahan bubur kertas di atas, dapat diolah menjadi bentuk-bentuk lain seperti boneka, buah, binatang, dll. Bubur kertas tadi diperas sampai kering kemudian dicampur dengan lem dan dibentuk sesuai keinginan. Boneka beruang di atas di dalamnya berisi botol minuman yakult yang sudah tidak terpakai dan diisi dengan biji-bijian, kemudian dibungkus bubur kertas. Setelah kering dapat dicat atau ditaburi dengan serbuk-serbuk tertentu.
MATERI SAINS BAGI ANAK USIA DINI
Ada beberapa materi sains yang sesuai untuk anak prasekolah terutama usia 5-6 tahun. Pembelajaran topik-topik sains hendaknya lebih bersifat memberikan pengalaman tangan pertama (first-hand experience) kepada anak, bukan mempelajari konsep sains yang abstrak. Selain itu pembelajaran sains hendaknya mengembangkan kemampuan observasi, klasifikasi, pengukuran, menggunakan bilangan dan mengidentifikasi hubungan sebab akibat. Materi tersebut antara lain :
1. Mengenal Gerak :
Anak sangat senang bermain dengan benda-benda yang dapat bergerak, memutar, menggelinding, melenting, atau merosot. Ada beberapa kegiatan untuk mengenalkan anak dengan gerakan, antara lain :
a. Menggelinding dan bentuk benda
Materi ini menyadarkan anak akan sebab-sebab timbulnya gerakan pada benda. Kemiringan papan, bentuk benda silindris dan kotak, halus kasarnya permukaan benda ikut mempengaruhi kecepatan gerakan. Materi ini juga dapat melatih kemampuan observasi.
b. Menggelinding dan ukuran benda
Bermain dengan cara menggelindingkan benda-benda dengan berbagai ukuran akan membantu siswa untuk mengenal bahwa besar kecil, berat ringannya suatu benda akan mempengaruhi gerak benda tersebut. Materi ini juga melatih kemampuan observasi pada anak.
2. Mengenal Benda Cair :
Bermain dengan air merupakan salah satu kesenangan anak. Pendidik dapat mengarahkan permainan tersebut agar anak dapat memiliki berbagai pengalaman tentang air. Air senantiasa menyesuaikan bentuknya dengan bentuk wadahnya. Air mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah atau dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Berbagai kegiatan dengan air, antara lain :
a. Konservasi volume
Kegiatan ini merupakan cara untuk melatih anak memahami isi atau volume benda cair. Anak Pra-operasional belum dapat memahami konservasi volume (Piaget 1972). Oleh karena itu memperkenalkan anak dengan bejana yang dapat diisi akan membantu anak memahami konservasi volume. Sambil mengisi botol besar, lalu memindahkan ke botol yang lebih kecil dan sebaliknya, anak belajar mengunakan bilangan untuk menghitung banyaknya air yang dimasukkan ke botol tersebut. Anak juga akan berlatih memahami pengertian lebih banyak dan lebih sedikit. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan di luar kelas. Agar tidak basah, sebaiknya anak diminta memakai rompi plastik.
b. Tenggelam dan terapung
Kegiatan ini dapat dilakukan di kelas atau di luar kelas. Jika di kelas, beri alas plastik dan koran agar air tidak membasahi tempat. Tujuan kegiatan ini adalah agar anak diberi pengalaman bahwa ada benda yang tenggelam dan ada yang terapung. Anak sering mengira benda yang berukuran kecil terapung dan yang besar tenggelam. Tenggelam atau terapung tidak ditentukan oleh ukuran benda melainkan oleh berat jenis benda.
c. Membuat benda terapung
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan pada anak bahwa benda yang tenggelam dapat dibuat terapung. Dari kegiatan ini pula anak akan memahami, mengapa perahu yang berat dapat terapung.
d. Larut dan tidak larut
Sebagian benda larut ke dalam air dan sebagian lagi tidak. Gula, garam dan warna pada teh larut dalam air sehingga akan membentuk larutan. Jika larutan dibiarkan, maka akan membentuk endapan, kecuali jika airnya diuapkan semua. Benda lain tidak larut dalam air, seperti tepung, pasir dan minyak. Jika benda tersebut dicampur dengan air maka tidak akan membentuk larutan, tetapi membentuk campuran. Campuran kelihatan tidak homogen dan jika diendapkan, maka akan terlihat adanya endapan.
e. Air mengalir
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah karena gravitasi bumi. Air dari tempat yang lebih rendah dapat dialirkan ke tempat yang lebih tingi dengan menambah tekanan, misalnya dengan pompa air. Anak sangat senang bermain dengan air mengalir dan memperoleh pengalaman langsung yang kelak akan berguna untuk mempelajari sains.
f. Mengenal sifat berbagai benda cair
Melalui kegiatan ini anak diperkenalkan bahwa benda cair itu bermacam-macam, tidak hanya air. Benda-benda cair itu juga memiliki sifat yang berbeda.
3. Mengenal Timbangan (Neraca) :
Neraca sangat baik untuk melatih anak menghubungkan sebab akibat karena hasilnya akan nampak secara langsung. Jika beban di satu lengan timbangan ditambah, maka beban akan turun. Demikian pula jika beban digeser menjauhi sumbu. Berbagai benda memiliki massa jenis berbeda. Kapas dan spons memiliki massa jenis yang lebih kecil dibanding besi dan batu, meskipun batu dan besi ukurannya kecil tetapi akan lebih berat dari kapas atau spons.
4. Bermain Gelembung Sabun :
Anak sangat menyukai bermain dengan gelembung sabun. Dengan menambahkan satu sendok gliserin pada dua liter air, larutan sabun, akan diperoleh larutan yang sabun yang menakjubkan yang dapat digunakan untuk membentuk gelembung raksasa, jendela kaca, atau bentuknya lainnya dari busa.
5. Mengenal Benda-Benda Lenting :
Benda-benda dari karet pada umumnya memuliki kelenturan sehingga mampu melenting jika dijatuhkan. Demikian pula benda dari karet yang diisi udara, seperi bola basket, bola voli dan bola plastik. Anak sangat senang bermain dengan benda-benda tersebut.
6. Mengenal Binatang :
Binatang merupakan makhluk yang menarik bagi anak-anak karena mampu merespon rangsang. Anjing, misalnya mampu mengembalikan benda-benda yang dilemparkan pemiliknya. Anak kucing akan mengejar dan menerkam benda-benda yang bergerak. Meskipun masih diperdebatkan dari segi sanitasi dan higienisnya, memelihara hewan peliharaan dapat mengembangkan rasa kasih dan sayang pada anak. Melalui binatang anak akan belajar banyak tentang makhluk tersebut. Oleh karena itu di negara-negara maju, kebun binatang dilengkapi dengan pojok sains (sains center) dimana anak dapat berinteraksi dengan binatang yang jinak dan bersih sambil mempelajarinya. Ada beberapa keuntungan yang diperoleh anak jika berinteraksi dengan binatang. Pertama, anak belajar mengenal dan menghargai makhluk hidup, ia belajar bahwa makhluk hidup memerlukan makanan, papan dan kasih sayang. Kedua, anak belajar untuk menyayangi binatang yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa kasih sayang pada makhluk hidup.
RAMBU-RAMBU KEGIATAN SAINS UNTUK ANAK
Ada beberapa jenis keterampilan sains dapat dilatihkan pada anak usia dini ;
1)   Mengamati. Caranya, ajak anak-anak mengamati fenomena alam yang terjadi di sekeliling kita. Dimulai dari yang paling sederhana. Misalnya, mengapa es bisa mencair? Mengapa ada siang dan malam, dan sebagainya.
2)   Mengelompokkan. Dalam hal ini, anak diminta untuk menggolongkan benda sesuai kategori masing-masing. Misalnya kelompok bunga-bungaan, kelompok biji-bijian, kelompok warna yang sama, dan lain sebagainya.
3)   Memprediksi. Misalnya, berapa lama es akan mencair, berapa lama lilin akan meleleh, berapa lama air yang panas akan menjadi dingin, dst.
4)   Menghitung. Kita mendorong anak untuk menghitung benda-benda yang ada di sekeliling, kemudian mengenalkan bentuk-bentuk benda kepadanya.
Jadi, sains dan matematika sebenarnya dapat diperkenalkan kepada anak sejak usia dini. Tentu dengan memperhatikan cara dan bahasa penyampaiannya, serta disesuaikan dengan umur dan perkembangan si anak.
Kegiatan pengenalan sains untuk anak prasekolah sebaiknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Guru atau pendidik hendaknya tidak menjejalkan konsep sains kepada anak, tetapi memberikan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan anak menemukan sendiri fakta dan konsep sederhana tersebut. Teori Experimental Learning dari Carl Roger mengisyaratkan pentingnya pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan anak. Menurutnya anak secara alamiah dengan kapasitas dan kemauan untuk belajar. Fungsi pendidik hanyalah memfasilitasi dan membantu agar anak dapat belajar secara optimal. Menurut Piaget (1972) anak prasekolah usia 4-6 tahun berada pada fase perkembangan pra operasional dan menuju konkret operasional. Untuk itu kegiatan sains sebaiknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan karakteristik anak tersebut.
Berikut ini merupakan rambu-rambu yang dapat menjadi acuan dalam pembelajaran sains :
1. Bersifat Konkrit :
Benda-benda yang digunakan bermain dalam kegiatan pembelajaran adalah benda yang konkrit (nyata). Pendidik tidak dianjurkan untuk menjejali anak dengan konsep-konsep abstrak. Pendidik sebaiknya menyediakan berbagai benda dan fasilitas lainnya yang diperlukan agar anak dapat menemukan sendiri konsep tersebut.
2. Hubungan Sebab Akibat Terlihat Secara Langsung :
Anak usia 5-6 tahun masih sulit menghubungkan sebab akibat yang tidak terlihat secara langsung karena pikiran mereka yang bersifat transduktif. Anak tidak dapat menghubungkan sebab-akibat yang tidak terlihat secara langsung. Jika anak melihat peristiwa secara langsung, membuat anak mampu mengetahui hubungan sebab akibat yang terjadi. Sains kaya akan kegiatan yang melatih anak menghubungkan sebab akibat.
3. Memungkinkan Anak Melakukan Eksplorasi :
Kegiatan sains sebaiknya memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda yang ada disekitarnya. Pendidik dapat menghadirkan objek dan fenomena yang menarik ke dalam kelas. Misalnya guru menghadirkan induk kucing dengan anaknya, atau ulat yang akan menjadi kepompong. Anak akan merasa senang memperhatikan perilaku dan perubahan yang terjadi terhadap binatang tersebut. Bermain dengan air, magnet, balon, suara atau bayang-bayang akan membuat anak sangat senang. Anak juga akan dapat menggunakan hampir semua panca inderanya untuk melakukan eksplorasi atau penyelidikan.
4. Memungkinkan Anak Menkonstruksi Pengetahuan Sendiri :
Sains tidak melatih anak untuk mengingat berbagai objek, tetapi melatih anak mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan objek tersebut. Oleh karena itu, kegiatan pengenalan sains tidak cukup dengan memberitahu definisi atau nama-nama objek, tetapi memungkinkan anak berinteraksi langsung dengan objek dan memperoleh pengetahuan dengan berbagai inderanya dari objek tersebut. Oleh sebab itu sangat tidak tepat jika memperkenalkan anak berbagai objek melalui gambar atau model. Anak membutuhkan objek yang sesungguhnya.
5. Memungkinkan Anak Menjawab Persoalan ”Apa” Dari Pada ”Mengapa” :
Keterbatasan anak menghubungkan sebab akibat menyebabkan anak sulit menjawab pertanyan ”mengapa”. Pertanyaan tersebut harus dijawab dengan logika berfikir sebab akibat. Jika anak bermain dengan air di pipa lalu anak ditanya ”apa yang akan terjadi jika ujung pipa dinaikkan?”. Anak dapat menjawab, ”air akan mengalir melalui ujung yang lain yang lebih rendah.” tidak perlu anak ditanya ”mengapa jika ujung ini dinaikkan, air akan mengalir ke ujung yang lebih rendah”? Hal itu tidak akan dapat dijawab oleh anak. Sering anak menerjemahkan pertanyaan “mengapa” dengan ”untuk apa”, sehingga pertanyaan mengapa akan dijawab ”agar” atau ”supaya”.
6. Lebih Menekankan Proses Daripada Produk :
Melakukan kegiatan eksplorasi dengan benda-benda akan sangat menyenangkan bagi anak. Anak tidak berfikir apa hasilnya. Oleh sebab itu guru tidak perlu menjejali anak dengan berbagai konsep sains atau mengharuskan anak untuk menghasilkan sesuatu dari kegiatan anak. Biarkan anak secara alami menemukan berbagai pengertian dari interaksinya bermain dengan berbagai benda. Dengan kata lain proses lebih penting daripada produk.
7. Memungkinkan Anak Menggunakan Bahasa Dan Matematika :
Pengenalan sains hendaknya terpadu dengan disiplin ilmu yang lain, seperti bahasa, matematika, seni dan atau budi pekerti. Melalui sains anak melakukan eksplorasi terhadap objek. Anak dapat menceritakan hasil eksplorasinya kepada temannya (bahasa). Anak melakukan pengukuran, menggunakan bilangan, dan membaca angka (matematika). Anak dapat juga menggambarkan objek yang diamati dan meawarnai gambarnya (seni). Anak juga diajarkan mencintai lingkungan atau benda disekitarnya (budi pekerti).
8. Menyajikan Kegiatan Yang Menarik (The Wondwer Of Science) :
Sains menyajikan berbagai percobaan yang menarik seperti sulap. Anak-anak yang masih memiliki pikiran magis (imagical reasoning) akan sangat tertarik dengan keajaiban tersebut. Misalnya air susu dicampur air sabun dan diberi tiga macam pewarna makanan, lalu diaduk. Dengan menambahkan sedikit air soda, anak akan melihat air berbuih dan mengeluarkan gelembung seperti mendidih, menampilkan air warna warni yang menarik.
.
Berikut Contoh Materi Kegiatan Sains Yang Dihubungkan DG TEMA
No
TEMA
Sub. Tema
Kegiatan Sains
Bahan
1
Aku Anak Sehat / Diri Sendiri/ AKU/ Diriku
Identitas
Mengenal perbedaan anak laki – laki dan anak perempuan
Boneka, gambar atau anak langsung
Tubuhku
Pengukuran berat badan, tinggi badan
Stempel/ cap lima jari/ telapak tangan
Alat pengukur tinggi badan / timbang badan
Bak stempel, tinta, kertas, telapak tangan
Panca indera
Mengenal macam – macam rasa
Mengenal macam suara
Cabe,kopi,gula,garam,cuka/asam

Suara nyaring, pelan, sedang
Kesukaan
Bermain Bola / menggelindingkan bola
Bola
2
Kebutuhanku
Makanan/minuman
Menyebutkan dan mengurutkan asal nasi
Gambar
Pakaian
Menyebutkan dan mengurutkan asal mula baju/ pakaian
Gambar
Kesehatan
Membuat susu
Susu, air hangat, gula
3
Lingkunganku
Rumahku
Mengenal ukuran (mengurutkan gambar rumah dari yang terkecil sampai terbesar)
Gambar rumah
Sekolahku
Membuat hiasan kelas (finger painting)
Kertas, pasta kreatif
4
Binatang
Binatang udara
Menyebutkan dan mengurutkan metamorfosis kupu-kupu
gambar
Binatang darat
Menyebutkan dan mengurutkan siklus hidup ayam
gambar
Binatang air
Mengamati dan mengelompokkan  ikan berdasarkan jenisnya
Ikan, akuarium
5
Tanaman
Tanaman sayur
Praktek langsung menaman jagung
Gelas plastic, kapas, air, jagung


Tanaman buah
Praktek langsung membuat sup buah
Sop Buah,Air,Gelas/ Mangkok ,SendokSusu/Sirup,Gula
,Apel,Anggur Mangga dan nangka


Tanaman bunga
Mengklasifikasi bunga berdasarkan warna
Macam – macam bunga yang mempunyai warna merah, kuning, ungu)


Tanaman obat
Membedakan macam bau dari tanaman obat (kencur, jahe, kunyit)
Tanaman obat


 Nah untuk kali ini yang saya posting adalah kegiatan sains yang bisa diberikan pada tema/ sub tema semester 1, oh yah bias dikembangkan sendiri loh disesuaikan dengan kondisi TK masing – masing. Ok  sampai jumpa di kegiatan sains semester 2. Tetap semangat dan berani mencoba.
Salam hangat dari catatan- nining.