Minggu, 29 November 2015

Pembentukan Perilaku/Pembiasaan pada Anak TK



Pembentukan Perilaku/Pembiasaan pada Anak TK

Hakikat Pembentukan Perilaku/Pembiasaan

Tujuan yang ingin dicapai pembentukan perilaku/pembiasaan anak TK adalah untuk mempersiapkan anak sedini mungkin dalam mengembangkan, sikap dan perilaku yang disadari oleh nilai-nilai agama dan moral kepribadian sehingga dapat hidup sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat.

B.   Fungsi dari Pembentukan Perilaku/Pembiasaan

Fungsi dari pembentukan perilaku/pembiasaan diantaranya sebagai berikut :
1.    Menanamkan pembiasaan sikap berperilaku yang merupakan dasar utama dalam pembentukan pribadi sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
2.    Membantu anak agar tumbuh menjadi pribadi yang matang dan mandiri.
3.    Menanamkan budi pekerti yang baik.
4.    Melatih anak untuk dapat membedakan sikap perilaku yang baik dan tidak baik.
5.    Sebagai wahana untuk terciptanya situasi belajar mengajar yang tertib, aktif, dan penuh perhatian.
6.    Melatih anak untuk mencintai lingkungan yang bersih dan sehat.
7.    Menanamkan kebiasaan disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu disadari pada apa yang telah diketahui.
Mengajar adalah suatu kegiatan dimana pengajar menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki kepada anak didik. Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dipahami anak didik sehingga mengajar bisa dikatakan baik apabila hasil belajar anak didik itu baik.
Dengan demikian siswa sebagai subyek akan dapat memahami perilaku/ pembiasaan selanjutnya mampu mengaplikasikan pada situasi yang baru seperti masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

C.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Proses Belajar Sambil Bermain

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar sambil bertnain adalah sebagai berikut :
1.    Peserta Didik
       Kegagalan atau keberhasilan belajar sangat tergantung kepada peserta didik. Misalnya bagaimana kemampuan dan kesiapannya untuk belajar pembiasaan, bagaimana kondisi anak dan kondisi fisiologisnya. Orang yang dalam keadaan sehat jasmani akan lebih baik belajar daripada orang yang dalam keadaan lelah atau sakit.

2.    Pengajar
       Kemampuan pengajar dalam menyampaikan materi dan sekaligus menguasai materi yang diajarkan sangat mempengaruhi terjadinya proses belajar. Seorang pengajar yang tidak menguasai materi dengan baik, dan cara menyampaikannya kurang baik mengakibatkan rendah mutu pengajaran dan menimbulkan kesulitan anak didik dalam memahami pembiasaan. Akibatnya proses belajar pembiasaan tidak berlangsung efektif.
3.    Sarana dan Prasarana
       Sarana yang lengkap seperti buku teks dan alat bantu belajar merupakan fasilitas yang penting. Demikian pula prasarana yang cocok seperti ruangan dan tempat duduk yang bersih dan sejuk bisa memperlancar proses belajar.
4.    Penilaian
       Penilaian dipergunakan untuk melihat bagaimana berlangsungnya interaksi juga berfungsi untuk meningkatkan kegiatan belajar sehingga dapat diharapkan memperbaiki hasil belajar. Yang dinilai adalah bagaimana langkah-langkah berpikir siswa menyelesaikan masalah. Dengan demikian apabila langkah-langkah penyelesaian masalah benar sedangkan langkah terakhir salah telah menunjukkan proses belajar siswa baik.

D.   Kesulitan Belajar Pembentukan Perilaku/Pembiasaan

Pada kenyataan dalam proses belajar mengajar masih dijumpai bahwa siswa mengalami kesulitan belajar. Kenyataan inilah yang hams segera ditangani dan dipecahkan. Seperti yang telah diuraikan pada Bab I bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil yang diharapkan :
1.    Kesulitan dalam menggunakan konsep. Dalam hal ini bahwa siswa telah memperoleh pengajaran suatu konsep tetapi belum menguasainya mungkin karena lupa sebagian atau seluruhnya.
2.    Kesulitan dalam menggunakan prinsip.
3.    Kesulitan mengingat hafalan.
Kesulitan belajar dapat ditunjukkan dengan beberapa gejala :
1.    Menunjukkan prestasi rendah.
2.    Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan.
3.    Keterlambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan.