Minggu, 29 November 2015

Pembentukan Perilaku/Pembiasaan pada Anak TK



Pembentukan Perilaku/Pembiasaan pada Anak TK

Hakikat Pembentukan Perilaku/Pembiasaan

Tujuan yang ingin dicapai pembentukan perilaku/pembiasaan anak TK adalah untuk mempersiapkan anak sedini mungkin dalam mengembangkan, sikap dan perilaku yang disadari oleh nilai-nilai agama dan moral kepribadian sehingga dapat hidup sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat.

B.   Fungsi dari Pembentukan Perilaku/Pembiasaan

Fungsi dari pembentukan perilaku/pembiasaan diantaranya sebagai berikut :
1.    Menanamkan pembiasaan sikap berperilaku yang merupakan dasar utama dalam pembentukan pribadi sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
2.    Membantu anak agar tumbuh menjadi pribadi yang matang dan mandiri.
3.    Menanamkan budi pekerti yang baik.
4.    Melatih anak untuk dapat membedakan sikap perilaku yang baik dan tidak baik.
5.    Sebagai wahana untuk terciptanya situasi belajar mengajar yang tertib, aktif, dan penuh perhatian.
6.    Melatih anak untuk mencintai lingkungan yang bersih dan sehat.
7.    Menanamkan kebiasaan disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu disadari pada apa yang telah diketahui.
Mengajar adalah suatu kegiatan dimana pengajar menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki kepada anak didik. Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dipahami anak didik sehingga mengajar bisa dikatakan baik apabila hasil belajar anak didik itu baik.
Dengan demikian siswa sebagai subyek akan dapat memahami perilaku/ pembiasaan selanjutnya mampu mengaplikasikan pada situasi yang baru seperti masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

C.   Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Proses Belajar Sambil Bermain

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses belajar sambil bertnain adalah sebagai berikut :
1.    Peserta Didik
       Kegagalan atau keberhasilan belajar sangat tergantung kepada peserta didik. Misalnya bagaimana kemampuan dan kesiapannya untuk belajar pembiasaan, bagaimana kondisi anak dan kondisi fisiologisnya. Orang yang dalam keadaan sehat jasmani akan lebih baik belajar daripada orang yang dalam keadaan lelah atau sakit.

2.    Pengajar
       Kemampuan pengajar dalam menyampaikan materi dan sekaligus menguasai materi yang diajarkan sangat mempengaruhi terjadinya proses belajar. Seorang pengajar yang tidak menguasai materi dengan baik, dan cara menyampaikannya kurang baik mengakibatkan rendah mutu pengajaran dan menimbulkan kesulitan anak didik dalam memahami pembiasaan. Akibatnya proses belajar pembiasaan tidak berlangsung efektif.
3.    Sarana dan Prasarana
       Sarana yang lengkap seperti buku teks dan alat bantu belajar merupakan fasilitas yang penting. Demikian pula prasarana yang cocok seperti ruangan dan tempat duduk yang bersih dan sejuk bisa memperlancar proses belajar.
4.    Penilaian
       Penilaian dipergunakan untuk melihat bagaimana berlangsungnya interaksi juga berfungsi untuk meningkatkan kegiatan belajar sehingga dapat diharapkan memperbaiki hasil belajar. Yang dinilai adalah bagaimana langkah-langkah berpikir siswa menyelesaikan masalah. Dengan demikian apabila langkah-langkah penyelesaian masalah benar sedangkan langkah terakhir salah telah menunjukkan proses belajar siswa baik.

D.   Kesulitan Belajar Pembentukan Perilaku/Pembiasaan

Pada kenyataan dalam proses belajar mengajar masih dijumpai bahwa siswa mengalami kesulitan belajar. Kenyataan inilah yang hams segera ditangani dan dipecahkan. Seperti yang telah diuraikan pada Bab I bahwa kesulitan belajar merupakan suatu kondisi dalam proses belajar mengajar yang ditandai dengan hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil yang diharapkan :
1.    Kesulitan dalam menggunakan konsep. Dalam hal ini bahwa siswa telah memperoleh pengajaran suatu konsep tetapi belum menguasainya mungkin karena lupa sebagian atau seluruhnya.
2.    Kesulitan dalam menggunakan prinsip.
3.    Kesulitan mengingat hafalan.
Kesulitan belajar dapat ditunjukkan dengan beberapa gejala :
1.    Menunjukkan prestasi rendah.
2.    Hasil yang dicapai tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan.
3.    Keterlambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan.

Perilaku Agresif



Perilaku Agresif

1.    Pengertian Perilaku Agresif
Perilaku agresif sering dikaitkan dengan permusuhan, kemarahan dan kekerasan fisik.
Kartono dam Gulo (dalam Mitra Riset, 2012) menyatakan “agresif merupakan istilah yang dkaitkan perasaan-perasaan marah atau permusuhan terhadap pihak lain.”
Menurut Rita L Atkintson (dalam Barnawi, 2011), Perilaku agresif adalah perilaku untuk melukai orang lain (secara fisik atau verbal) atau merusak harta benda.
Sutjihati Somantri (2006: 43) menjelaskan “bahwa perilaku agresif merupakan tindakan nyata dan mengancam sebagai ungkapan rasa benci”.
Menurut Calhoun dan Acocella (dalam Alex Sobur, 2003:432) mengartikan bahwa, “Sikap agresif adalah penggunaan hak sendiri dengan cara melanggar hak orang lain.”

J P Chaplin (dalam Dani Miftah dkk, 2010) mengatakan perilaku agresif adalah tindakan permusuhan dari diri sendiri seseorang ditujukan pada orang lain atau benda berupa suatu tindakan menyerang, melukai orang lain, untuk meremehkan, merugikan, mengganggu, membahayakan, merusak, menjahati, mengejek, mencemoohkan atau menuduh secara jahat, menghukum berat atau tindakan sadis lainnya.
Sedangkan Syamsu Yusuf (2004:124) mengartikan “Agresif (aggression) yaitu perilaku menyerang baik secara fisik (non verbal) maupun kata-kata (verbal).
  Rita Eka Izzaty (dalam Agus Ria Hamiati, 2012) menyatakan Agresif adalah istilah umum yang berkaitan dengan adanya perasaan-perasaan marah atau permusuhan atau tindakan melukai orang lain baik dengan adanya tindakan kekerasan secara fisik, verbal, maupun menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh yang mengancam atau merendahkan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku agresif adalah tingkah laku secara fisik (non verbal) atau verbal yang sifatnya berupa penyerangan dimana hal tersebut dilakukan oleh seorang individu dengan sengaja untuk melukai, menyakiti dan membahayakan orang lain. Yang berdasarkan rasa marah, atau tindakan kasar akibat kekecewaan, kegagalan di dalam mencapai pemuasan tujuan yang ditujukan kepada orang lain maupun benda.

2.    Penyebab Perilaku Agresif
Kauffman (dalam Ninik Sri Asih, 2012) mengidentifikasikan empat asumsi utama dari penyebab perilaku agresif, yaitu biologis, psikodinamika, frustasi, dan teori belajar sosial, yang secara garis besar sebagai berikut :
a.    Faktor biologis
Ada tiga asumsi yang menyangkut aspek biologis adalah salah satu faktor yang menyebabkan munculnya perilaku agresif merupakan tingkah laku insting keturunan yang kemudian terbentuk melalui proses evolusi, dikendalikan terutama oleh stimulus tertentu.  Asumsi yang ke dua, perilaku agresif merupakan respons terhadap kelainan hormon dan susunan biokimiawi tubuh.
Penggunaan obat dan perubahan hormon tubuh memang dapat menyebabkan seseorang menjadi agresif.  Asumsi ketiga, perilaku agresif terjadi karena adanya getaran-getaran elektrik yang terjadi pada sistem syaraf pusat dan mekanisme otak.
b.    Teori Psikodinamika
Perilaku agresif pada seseorang oleh insting dasar yang dimiliki oleh orang tersebut.
c.    Konsep frustrasi-Agresif
Frustrasi adalah situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, atau mengalami hambatan untuk bebas bertindak dalam rangka mencapai suatu tujuan. Bila seseorang mengalami frustrasi, maka akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang lain atau yang menyebabkan frustrasi.
d.    Teori Belajar Sosial
Suatu pengalaman yang tidak menyenangkan misalnya frustrasi, stimulus yang tidak menyenangkan akan meningkatkan emosi. Sedangkan pengetahuan tentang konsekuensi dari suatu perilaku yang diperoleh melalui pengalaman atau pengamatan akan mengakibatkan motivasi.
Kauffman (dalam Ninik Sriasih, 2012 : 34) membuat generalisasi tentang konsep –konsep teori belajar sosial mengenai perilaku agresif, yang intinya sebagai berikut:
a.    Anak terbentuk menjadi agresif dengan mengamati model atau contoh. Contoh perilaku agresif yang ditiru dapat berasal dari anggota keluarga, anggota masyarakat tempat anak bersosialisasi misalnya teman, kenalan, teman sebaya, orang dewasa di masyarakat, atau tokoh yang dikenalnya lewat media massa, bacaan, koran, radio, televisi baik tokoh nyata maupun fiktif, manusia maupun bukan manusia.
b.    Contoh perilaku agresif kemungkinan besar ditiru oleh anak jika tokohnya berasal dari lingkungan sosial yang lebih tinggi dan jika anak melihat bahwa perilaku agresif ini justru memperoleh imbalan positif seperti hadiah, pujian atau tidak adanya hukuman.
c.    Anak – anak terbiasa dengan perilaku agresif jika mereka mendapat kesempatan mencoba respons agresif dan mengamati bahwa coba – coba ini tidak menimbulkan konsekuensi negatif atau bahkan menimbulkan konsekuensi positif, misalnya hadiah atau apa yang diinginkan dapat terwujud.
d.    Perilaku agresif akan muncul jika anak mencoba memperoleh stimulus yang tidak meyenangkan misalnya diserang, dihina, dimarahi dengan kata-kata kasar, kemauannya dihalangi atau  apa yang menyenangkan baginya direbut atau dikurangi.
e.    Perilaku agresif yang didorong oleh adanya penguatan eksternal berupa imbalan berupa verbal, barang, atau status sosial, penguatan diri (self reinforcement) misalnya perasaan harga diri naik, kebanggaan, kepuasan karena apa yang diinginkanya tercapai.
f.     Perilaku agresif mungkin didukung oleh proses kognitif yang mengevaluasi tindakan kekerasan, misalnya dengan membandingkan keuntungan berbagai perilaku, menuntut yang lebih tinggi, atau menimpakan kesalahan pada orang lain.
g.    Hukuman dapat meningkatkan perilaku agresif jika tidak disediakan alternatif positif secara konsisten atau tidak diberikan segera setelah terjadi perilaku agresif, atau jika jenis hukuman ini justru menjadi contoh perilaku agresif lain bagi anak.
Sedangkan menurut Koeswara (1988:  82), faktor – faktor yang menjadi pencetus perilaku agresif, secara garis besar sebagai berikut:
a.    Frustrasi
Yang dimaksud dengan frustrasi itu sendiri adalah situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya, atau mengalami hambatan untuk bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuan. Frustrasi bisa mengarahkan individu pada perilaku agresif, karena frustrasi bagi individu merupakan situasi yang tidak menyenangkan dan dia ingin mengatasi atau menghindarinya dengan berbagi cara, termasuk car agresif. Individu akan memilih tindakan agresif sebagai reaksi atau cara untuk mengatasi frustrasi yang dialaminya apabila terdapat stimulus – stimulus yang menunjangnya ke arah tindakan agresif itu.
b.    Stres
Stres merupakan reaksi, respons, atau adaptasi psikologis terhadap stimulus eksternal atau perubahan lingkungan.
1)   Stres eksternal
Stres eksternal dapat ditimbulkan oleh perubahan-perubahan sosial memburuknya kondisi perekonomian. Hal – hal tersebut memberikan andil terhadap peningkatan kriminalitas, termasuk di dalamnya tindakan – tindakan kekerasan dan perilaku agresif.                                                                                                             
2)   Stress Internal
Stress internal menimbulkan tegangan yang secara perlahan memuncak, yang akhirnya dicoba untuk diatasi oleh individu dengan melakukan perilaku agresif. Tingkah laku yang tidak terkendali, termasuk di dalamnya perilaku agresif, adalah akibat dari kegagalan ego untuk mengadaptasi hambatan-hambatan, sekaligus sebagai upaya untuk memelihara keseimbangan intrapsikis.
c.    Deindividuasi
Deindividuasi merupakan salah satu keadaaan dimana ciri-ciri karakteristik orang tidak diketahui. Deindividuasi memperbesar kemungkinan terjadinya perilaku agresif, karena deindividuasi menyingkirkan atau mengurangi peranan beberapa aspek yang terdapat pada individu, yakni identitas diri atau personalitas individu pelaku maupun identitas diri korban dari pelaku agresif, dan keterlibatan emosional individu pelaku agresif terhadap korbannya.
d.    Kekuasaan dan kepatuhan
Kekuasaan menjadi pencetus terjadinya perilaku agresif, karena kekuasaan seseorang atau sekelompok orang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan mengendalikan tingkah laku orang lain dan merealisasikan segenap keinginannya. Sedangkan kepatuhan menjadi pencetus terjadinya perilaku agresif, karena dalam situasi kepatuhan individu kehilangan tanggung jawab atas tindakan – tindakannya serta meletakkan tanggung jawab pada penguasa.
e.    Efek senjata
Senjata memainkan peran dalam terjadinya perilaku agresif tidak saja karena fungsinya mengefektifkan dan mengefisienkan pelaksanaan agresif, tetapi juga karena efek kehadirannya. Misalkan seseorang yang mempersepsikan kehadiran senjata sebagai benda yang berbahaya dan mengancam keselamatan dirinya, kemungkinan menghasilkan efek kecemasan dalam diri orang tersebut. Kecemasan tersebutlah  yang mendorong terjadinya perilaku agresif.
f.     Profokasi
Provokasi dapat mencetuskan perilaku agresif karena provokasi itu oleh pelaku agresif dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi dengan respons agresif untuk meniadakan bahaya yang diisyaratkan oleh ancaman itu.
g.    Alkohol
Terdapat dugaan bahwa alkohol berpengaruh mengarahkan individu kepada perilaku agresif dan tingkah laku antisosial lainya. Karena alkohol dapat melemahkan aktifitas sistem saraf pusat.
h.    Suhu udara
Suhu udara yang tinggi akan mempengaruhi naiknya kadar agresif seseorang. Contohnya saja pada musim panas terjadi lebih banyak tingkah laku agresif karena pada musim panas hari-hari lebih panjang serta individu-individu memiliki keleluasaan bertindak yang lebih besar ketimbang musim-musim lain.
Sutjihati Somantri (2006 : 43) menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab-penyebab munculnya perilaku agresif pada anak antara lain; frustasi, keinginan untuk menarik perhatian, kebutuhan akan perlindungan karena rasa tidak aman, dan identifikasi dengan orang tua yang agresif.
3.    Jenis-jenis Perilaku Agresif
Kenneth Moyer (dalam Koeswara, 1998:6), merincikan perilaku agresif ke dalam tujuh jenis, yang intinya sebagai berikut :
a.    Perilaku agresif predatori: perilaku agresif yang dibangkitkan oleh kehadiran objek alamiah (mangsa). Perilaku agresif biasanya terdapat juga organisme species  hewan yang menjadikan hewan dari species lain sebagai mangsa.
b.    Perilaku agresif antar jantan: perilaku agresif yang secara tipikal dibangkitkan oleh kehadiran sesama jantan pada suatu species.
c.    Perilaku agresif ketakutan: perilaku agresif yang dibangkitkan oleh tertutupnya kesempatan untuk menghindar dari ancaman.
d.    Perilaku agresif tersinggung: perilaku agresif yang dibangkitkan oleh perasaan tersinggung atau kemarahan, respon menyerang muncul terhadap stimulus yang luas (tanpa memilih sasaran), baik berupa objek-objek hidup maupun objek-objek mati.
e.    Perilaku agresif pertahanan: perilaku agresif yang dilakukan oleh organisme dalam rangka mempertahankan daerah kekuasaannya dari ancaman atau gangguan anggota species-nya sendiri.
f.     Perilaku agresif maternal: perilaku agresif yang spesifik pada species atau organisme betina (induk) yang dilakukan dalam upaya melindungi anak-anaknya dari berbagai ancaman.
g.    Perilaku agresif instrumental: perilaku agresif yang dipelajari, diperkuat (reinforced), dan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Menurut Sujihati Somantri (2006:43) bahwa perilaku agresif dapat dibedakan dilihat dari bagaimana perilaku agresif tersebut terungkap, yang intinya sebagai berikut :
a.    Perilaku agresif yang bersifat fisik, berupa serangan langsung pada objek agresif.
b.    Ledakan agresif, berupa tingkah laku yang tidak terkontrol seperti tantrum.
c.    Perilaku agresif verbal, berupa dusta, marah, mengancam, dan sebagainya.
d.    Perilaku agresif tidak langsung misalnya merusak barang milik orang lain menjadi objek agresif.
Sedangkan Leonard Berkowitz (dalam Koeswara, 1998:5) mengemukakan perilaku agresif dapat dibedakan menjadi dua jenis dilihat dari definisinya, yaitu intinya sebagai berikut :
a.    Perilaku agresif instrumental, yaitu perilaku agresif yang dilakukan oleh organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu.
b.    Perilaku agresif implusif, yaitu perilaku agresif yang dilakukan semata-mata sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti, tanpa tujuan selain untuk menimbulkan efek kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis perilaku agresif meliputi perilaku agresif bersifat fisik yang berupa tindakan dengan melibatkan aktifitas fisik, misalnya memukul, menyerang, merusak, dan sebagainya. Perilaku yang bersifat verbal yaitu tindakan yang dilakukan dengan melalui perkataan, misalnya mengeluarkan kata-kata kasar atau bernada negatif, dan bahkan kata-kata yang menyudutkan atau menjatuhkan.

Kamis, 26 November 2015

Menciptakan Lagu anak•



Menciptakan Lagu anak


 Seni musik adalah cetusan ekspresi perasaan ‎atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi, musik ‎dapat juga disebut sebagai media seni, dimana pada umumnya orang mengungkapkan kreativitas ‎dan ekspresi seninya melalui bunyi-bunyian atau suara. 
.
                Sedangkan pengertian Musik Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990: 602) Musik adalah: ilmu atau seni menyusun nada ‎atau suara diutarakan, kombinasi dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) ‎yang mempunyai keseimbangan dan kesatuan, nada atau suara yang disusun sedemikian rupa ‎sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama yang dapat menghasilkan bunyi-‎bunyi itu).

Berdasarkan pendapat diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwasanya musik ‎dapat juga disebut sebagai media seni, dimana pada umumnya orang  mengungkapkan kreativitas ‎dan ekspresi seninya melalui bunyi-bunyian atau suara. ‎ Oleh karena itulah pengertian musik sangat Universal, ‎tergantung bagaimana ‎orang memainkannya serta menikmatinya.Seni musik adalah cetusan ekspresi perasaan ‎ataupikiran yang dikeluarkan secara teratur dalam bentuk bunyi. Bisa dikatakan, bunyi (suara) ‎adalah elemen musik paling dasar. 

Suara musik yang baik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, ‎yaitu: irama, melodi, dan harmoni. Irama adalah pengaturan suara dalam suatu waktu, panjang, ‎pendek dan temponya, dan ini  memberikan karakter tersendiri pada setiap musik. Kombinasi ‎beberapa tinggi nada dan irama akan menghasilkan melodi tertentu. Selanjutnya, kombinasi yang ‎baik antara irama dan melodi melahirkan bunyi yang harmoni‎.‎.

 Lagu anak-anak sepertinya menjadi sesuatu yang sangat langka saat ini. Akibatnya, anak-anak ‎seolah dipaksa mendengar dan menyanyikan lagu-lagu orang dewasa yang anehnya justru makin ‎mudah didengar dan dipahami, bahkan oleh anak-anak. 

untuk membuat notasi  lagu anak.‎ ,‎Pencipta lagu harus menyadari bahwa anak-anak memiliki keterbatasan suara. Tentu hal ‎ini dikarenakan anak-anak masih dalam proses pertumbuhan. Organ suaranya belum ‎berfungsi maksimal,  sehingga penciptaan notasi lagu anak perlu dibatasi pada range (jarak ‎nada) yang dapat dicapai dengan wajar. Banyak anak kecil yang bahkan belum bisa ‎menyanyikan secara sempurna semua nada dalam satu oktaf.

Membatasi lagu anak dalam ‎jarak satu oktaf saja mungkin jauh lebih baik daripada memaksakan diri menciptakan lagu ‎yang tidak “user friendly” alias sulit dinyanyikan. Beberapa anak “istimewa” tentu ‎memiliki kemampuan bernyanyi yang hebat disertai kemampuan titi nada yang nyaris ‎sempurna untuk anak seusianya. Akan tetapi, mengingat pendengarnya  adalah anak-anak ‎dan tidak semua anak memiliki kemampuan bernyanyi, maka pemakaian notasi lagu anak ‎yang sederhana adalah pilihan yang bijak sehingga semua pendengar bisa menyanyikan ‎dengan nyaman, ,

STRUKTUR KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK “HEBAT”



STRUKTUR KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK “HEBAT”

Bidang/Aspek Perkembangan
Ranah Pengembangan
Alokasi Waktu
Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
Nilai Moral dan Agama


KI. 1: Menerima ajaran agama yang dianutnya


KI. 2:  Memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu bekerjasama, mampu menyesuaikan diri, jujur, dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, guru, dan teman.

















KI. 3: Mengenal diri, keluarga, teman, guru, lingkungan sekitar, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain, dan satuan PAUD dengan cara mengamati dengan indera (melihat, men-dengar, menghidu, me-rasa, meraba), mena-nya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi/mengasosiasikan, dan mengkomu-nikasikan melalui kegiatan main












KI 4: Menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui bahasa, music, gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia.
















1.1. Mempercayai adanya Tuhan melalui ciptaan-Nya
Alokasi waktu pembelajaran dalam seminggu sebanyak 6 hari @ 3,5 jam @ 30 menit
1.2. Menghargai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Tuhan.
Motorik




2.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan hidup sehat
2.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap ingin tahu
2.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kreatif
2.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
2.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri.
Sosial Emosional




2.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari-hari untuk melatih kedisiplinan
2.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan
2.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
2.9. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika diminta bantuannya
2.10. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap kerja sama
Kognitif

















2.11. Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
2.12. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
2.13. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun kepada orang tua, guru, dan teman
3.1. Mengenal kegiatan beribadah sehari-hari
3.2. Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia
3.3. Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik kasar dan motorik halus
3.4. Mengetahui cara hidup sehat
3.5. Mengetahui cara memecahkan masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif
3.6. Mengenal benda -benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)
3.7. Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
3.8. Mengenal lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
3.9. Mengenal teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll)
3.10. Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)
3.11. Memahami bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)
3.12. Mengenal keaksaraan awal melalui bermain
3.13. Mengenal emosi diri dan orang lain
3.14. Mengenali kebutuhan, keinginan, dan minat diri
3.15. Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
Bahasa



4.1. Melakukan kegiatan beribadah sehari-hari dengan tuntunan orang dewasa
4.2. Menunjukkan perilaku santun sebagai cerminan akhlak mulia
4.3. Menggunakan anggota tubuh untuk pengembangan motorik kasar dan halus
4.4. Mampu menolong diri sendiri untuk hidup sehat
4.5. Menyelesaikan masalah sehari-hari secara kreatif
4.6. Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda disekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya
4.7. Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
4.8. Menyajikan berbagai karyanya dalam bentuk gambar, bercerita, bernyanyi, gerak tubuh, dll tentang lingkungan alam (hewan, tanaman, cuaca, tanah, air, batu-batuan, dll)
Seni
4.9. Menggunakan teknologi sederhana (peralatan rumah tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan, dll) untuk menyelesaikan tugas dan kegiatannya
4.10. Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)
4.11. Menunjukkan kemampuan berbahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal)

4.12. Menunjukkan kemampuan keaksaraan awal dalam berbagai bentuk karya
4.13. Menunjukkan reaksi emosi diri secara wajar
4.14. Mengungkapkan kebutuhan, keinginan dan minat diri dengan cara yang tepat
4.15. Menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media

Ekstra Kurikuler :

Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang telah disiapka lembaga sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
1.      TPA (bagi anak muslim) dan kgt rohani ( anak yang non mulim)
2.      Drum Band
3.      Melukis
4.      Menari
5.      Berenang
6.      UKS
7.      komputer





PRODRAM semester TK “HEBAT”
Tahun 2015 - 2016
No
Tema
Sub. Tema
kompetensi dasar (KD)
Waktu
SEMESTER I
1
Diri Sendiri
1.      identitas  (tubuhku, ciri – ciri)
2.      kesukaanku/ hobby
3.      kebutuhanku (makanan, minuman, pakaian)
1.1. Mempercayai  adanya Tuhan  melalui ciptaanNya
1.2.Menghargai diri sendiri , orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur  kepada Tuhan
2.1 memiliki perilaku hidup sehat
2.2 memiliki perilaku sikap ingin tahu
2.8 memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
3.1 / 4.1 Mengenal Kegitan beribadah sehari – hari
3,3./4,3 Mengenal anggota tubuh , fungsi dan gerakannya untuk pengembangan motorik kasar dan halus
3.4/4.4 Mengetahui cara hidup sehat
3.8/4.8 mengenal Lingkungan alam (hewan. Tanaman, cuaca, tanah, air, dll)
3.12/4.12 Mengenal Keaksaraan awal
3.14/4.14 Mengenal kebutuhan dan keinginan dan minat diri
Minggu pertama bulan agustus  sampai minggu  kedua  bulan  september  2015 (5 minggu)


Cat” minggu ketiga  bulan agustus peringatan HUT RI
2.
Lingkunganku
1.      rumahku ( alamat rumah, yang tinggal di rumah : keluargaku)
2.      sekolahku ( alamat sekolahku, yang ada di sekolahku : kepala TK, guru, teman,dll)
3.      tempat wisata di tempatku  : telaga sarangan)
1.1 Mempercayai  adanya Tuhan  melalui ciptaanNya
1.2.      Menghargai diri sendiri , orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur  kepada Tuhan
2.2 memiliki perilaku sikap ingin tahu
2.4 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap estetis
2.8 memiliki perilaku yang mencerminkan kemandirian
3.2/4.2 Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia
3.7/4.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
3.11/4.11 Mengenal bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal).
3.12/4.12 Mengenal Keaksaraan awal
3.15/4.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni

Minggu ketiga bulan september sampai minggu ketiga bulan okyober 2015 ( 4 minggu)
3
Tanaman
1.      buah : pisang, mangga
2.      sayur : bayam/ wortel
1.1.      Mempercayai  adanya Tuhan  melalui ciptaanNya
1.2.      Menghargai diri sendiri , orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur  kepada Tuhan
2.1 memiliki perilaku hidup sehat
2.2 memiliki perilaku sikap ingin tahu
3.4/4.4 Mengetahui cara hidup sehat

3.5/4.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari – hari dan bersikap kreatif
3.6/ 4.6 Mengenal benda – benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri – ciri lainnya)
3.8/4.8 mengenal Lingkungan alam (hewan. Tanaman, cuaca, tanah, air, dll)
3.12/4.12 Mengenal Keaksaraan awal
3.15/4.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni

Minggu keempat bulan oktober  sampai minggu kedua  bulan nopember 2015 ( 3 minggu)
4
Binatang
1.      ayam
2.      ikan
3.      kambing
1.1.      Mempercayai  adanya Tuhan  melalui ciptaanNya
1.2.      Menghargai diri sendiri , orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur  kepada Tuhan
2.1 memiliki perilaku hidup sehat
2.2 memiliki perilaku sikap ingin tahu
3.4/4.4 Mengetahui cara hidup sehat
3.5/4.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari – hari dan bersikap kreatif
3.6/ 4.6  Mengenal benda – benda disekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri – ciri lainnya)
3.8/4.8 mengenal Lingkungan alam (hewan. Tanaman, cuaca, tanah, air, dll)
3.12/4.12 Mengenal Keaksaraan awal
3.15/4.15 Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni
Minggu ketiga  bulan nopember sampai minggu kedua bulan desember 2015 ( 4 minggu)
  Cat : minggu keempat Peringatan Hari Ibu, libur hari natal dan tahun baru
SEMESTER 2
1
Pekerjaan
1.      petani
2.      guru
3.      polisi
1.2.      Menghargai diri sendiri , orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur  kepada Tuhan
2.2 memiliki perilaku sikap ingin tahu
2.5 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari ‘ hari untuk melatih kedisiplinan
2. 12 Memiliki  perilaku  yang mencerminkan sikap tanggung jawab
3,3./4,3 Mengenal anggota tubuh , fungsi dan gerakannya untuk pengembangan motorik kasar dan halus
3.5/4.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari – hari dan bersikap kreatif
3.9/4.9 Mengenal tekhnologi sederhana (peralatan rumah  tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan dll)
3.10/4.10  Memahami bahasa resptif (menyimak dan membaca)
3.11/4.11 Mengenal bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal).
3.12/4.12 Mengenal Keaksaraan awal
3.14/4.14 Mengenal kebutuhan dan keinginan dan minat diri





Minggu ketiga januari sampai minggu kedua februari 2016 ( 4 minggu)
2
Kendaraan
1.      bis
2.      kereta api
3.      pesawat
1.2.      Menghargai diri sendiri , orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur  kepada Tuhan
2.2 memiliki perilaku sikap ingin tahu
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari ‘ hari untuk melatih kedisiplinan
2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar ( mau menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan
2.10 memiliki  perilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan toleran kepada orang lain
3.5/4.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari – hari dan bersikap kreatif
3.7/4.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi) 3.11/4.11 Mengenal bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal).
3.12/4.12 Mengenal Keaksaraan awal





Minggu ketiga februari sampai minggu ketiga maret 2016 ( 4 minggu)
3
Alat komunikasi
1.      televisi
2.      hp/ telepon

1.2.      Menghargai diri sendiri , orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur  kepada Tuhan
2.2 memiliki perilaku sikap ingin tahu

2.7 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar ( mau menunggu giliran, mau mendengar ketika orang lain berbicara) untuk melatih kedisiplinan
2.14 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap rendah hati dan santun kepada orang tua, pendidik, dan teman
3.2/4.2 Mengenal perilaku baik sebagai cerminan akhlak mulia3.9/4.9 Mengenal tekhnologi sederhana (peralatan rumah  tangga, peralatan bermain, peralatan pertukangan dll)
3.10/4.10  Memahami bahasa resptif (menyimak dan membaca)
3.11/4.11 Mengenal bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal).
3.12/4.12 Mengenal Keaksaraan awal


Minggu ketiga maret sampai minggu pertama april 2016 ( 2 minggu)

Catatan :
Minngu kedua Peringatan Hari Kartini
4
Tanah Airku
1.      negaraku ( nama negara, atribut  negara)
2.      kota kelahiranku ) nama kota, bupati, nama desa, camat, lurah,  yang khas dari kotaku. desaku)
1.2.      Menghargai diri sendiri , orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur  kepada Tuhan
2.2 memiliki perilaku sikap ingin tahu
2.6 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap taat terhadap aturan sehari ‘ hari untuk melatih kedisiplinan
2.11 Memiliki perilaku yang dapat menyesuaikan diri
3.5/4.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari – hari dan bersikap kreatif
3.7/4.7 Mengenal lingkungan sosial (keluarga, teman, tempat tinggal, tempat ibadah, budaya, transportasi)
3.11/4.11 Mengenal bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal).
3.12/4.12 Mengenal Keaksaraan awal


Minggu ketiga april sampai minggu  pertama mei   2016  (3minggu)
5
Alam Semesta
1.      benda langit ( matahari, bulan, bintang)
2.      hujan ( tanda akan turun hujan, banjir)
3.      gunung meletus
1.1.      Mempercayai  adanya Tuhan  melalui ciptaanNya
1.2.      Menghargai diri sendiri , orang lain dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur  kepada Tuhan
2.2 memiliki perilaku sikap ingin tahu
2.9 Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli dan mau membantu jika diminta banyuannya
3.5/4.5 Mengetahui cara memecahkan masalah sehari – hari dan bersikap kreatif
3.8/4.8 mengenal Lingkungan alam (hewan. Tanaman, cuaca, tanah, air, dll)
3.11/4.11 Mengenal bahasa ekspresif (mengungkapkan bahasa secara verbal dan non verbal).
3.12/4.12 Mengenal Keaksaraan awal
3.13/4.13 Mengenal emosi diri dan orang lain


Minggu  kedua mei sampai minggu keempat mei 2016 ( 3 minggu)
JUNI  PERSIPAN PELEPASAN ANAK KELOMPOK B
a.      Muatan Lokal
1.      Baca tulis Al-Qur’an (BTQ)Tujuan :
Menanamkan dan mengembangkan baca tulis Al-Qur’an secara sederhana pada peserta didik
2.      Bahasa Inggris
Tujuan :
Mengembangkan komunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas dan menambah perbendaharaan kata pada peserta didik
3.      Komputer Kids.
Tujuan :
Agar peserta didik memiliki keterampilan dalam mengoperasikan komputer secara sederhana dan terbatas melalui permainan yang mendidik.
4.      Outdoor Learning dan Out Bound
Tujuan :
Memberikan pengalaman pembelajaran yang kongkrit terkait dengan indikator dan tema.

b.      Pengembangan Diri
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai kondisi sekolah dalam ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan bakat peserta didik.
Berdasarkan kondisi objektif Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Kecamatan Sedati dan kebutuhan masyarakat, kegiatan pengembangan diri yang dipilih dan ditetapkan adalah sebagai berikut.

1.      Mengembangkan Kegiatan Keagaman :
a.       Praktek ibadah sholat (Sholat Dhuka), Pondok Ramadhan. Pelaksanaan Idul Qurban, Maulud Nabi dan Isro’Mi’roj.
            Tujuan :
      Menanamkan dan mengembangkan Aqidah dan  ibadah pada peserta didik
b.       Menanamkan pendidikan agama kristen bagi peserta didik non muslim.
2.      UKS
Tujuan :
a)      Sebagai wahana bagi peserta didik untuk membiasakan diri hidup sehat dalam arti fisik, mental, dan social sejak dini.
b)      Melatih peserta didik agar terampil dan mandiri menjaga kebersihan
3.      Mengembangkan seni tari, seni rupa, seni suara, dan drum band
       Tujuan :
       Mengembangkan bakat dan potensi anak didik di bidang seni tari, lukis dan   seni suara.
Mekanisme Pelaksanaan
1.      Kegiatan Pengembangan diri dilaksanakan di luar jam pembelajaran melalui kegiatan Ekstrakurikuler yang dibina oleh guru, pelatih yang memiliki kualitas yang baik berdasarkan surat keputusan kepala sekolah.
2.      Jadwal Kegiatan
No.
Jenis Kegiatan
Hari
Waktu
1.
Keagamaan
a.       Praktek sholat, Baca surat atau hadist pendek dll
b.      Pendidikan Agama Kristen bagi non muslim
Jum’at


07.00-07.30

2.
Drum Band
Senin

10.00 - 11.00
3.
Seni tari, seni lukis, dan seni musik
Selasa,Kamis dan Jum’at

3.      Alokasi Waktu
Kegiatan pengembangan diri (terprogram) hanya diberikan mulai di kelas A dan B dialokasikan 2 jam pelajaran (ekuivalen 2 x 30 menit)

4.      Pengembangan diri yang berhubungan dengan bimbingan pribadi, sosial, dan belajar dilaksanakan dalam program Bimbingan Konseling dan pelaksanaannya terpadu atau di luar proses pembelajaran.