Sabtu, 26 Juli 2014

Elegi Rindu Seorang Ibu



Putri Kecilku
Kini usiamu  sudah belasan tahun, putri kecilku telah menjelma menjadi gadis ayu
Seorang gadis yang mandiri dan tangguh, tetapi bagiku...
Kau tetap masih gadis kecilku...., yang selalu menangis dipelukan ibu
Disaat hatimu sedang luka, gelisah dan kecewa....bahkan ketika sedang marah tanpa arah
Putri kecilku
Masih teringat jelas ...diingatan bunda
Betapa matamu yang kecil itu kau sembunyikan diantara telapak tanganmu yang mungil menutup muka, ketika bunda sedang marah
Kau tak berani melawan , hanya mampu menagis tersedu karena merasa bersalah telah mengecewakan bunda....
Ingatkah sayang ketika perayaan ulang tahun diusiamu yang  kedua  , banyak hadiah boneka yang kamu terima, dan bunda rawat dengan baik yang akhirnya ketika adik- adikmu lahir kamu wariskan pada mereka.....
Ingatkah sayang ketika kamu pergi les renang tanpa minta ijin bunda, sehingga membuat bunda didera rasa khawatir yang tiada berakhir, karena sampai sore kamu belum pulang juga
Ingatkah sayang..ketika kamu asyik bermain dengan temanmu sampai lupa harus les ngaji, padahal  guru ngajimu sudah menunggumu dirumah dengan setia
Ingatkah sayang ..ketika kamu pulang sekolah tapi tak langsung pulang malah asyiik berkumpul dengan temanmu untuk sekedar menikmati masa remajamu dengan makan diluar, padahal bunda telah memasak dirumah untukmu..
Ingatkah sayang..ketika setiap bulan bunda harus menyisihkan setiap rupiah untuk dapat memenuhi hobby membacamu dan dengan setia bunda selalu mendampingimu untuk mencari buku di salemba atau gramedia, dan buku – buku itupun sampai saat ini masih bunda simpan dengan rapi di meja belajarmu
Ingatkah sayang.... ketika kamu menerima honor menulis bunda yang pertama,saat itu bunda katakan ini hasil menulis bunda hadiahkan untukmu , dan dengan bangga kamu katakan “aku juga ingin jadi penulis” , aku ingin dapat uang dan kutabung dan akan kubuat untuk membeli laptop, dan akhirnya ketika ulang tahunmu yang ke 15 bunda beri hadiah laptop untukmu, kamu rajin menulis cerita..., puisi bahkan kamupun tak mau kalah, ikut – ikutan membuat blog untuk menampung kreativitas menulismu....
Ingatkah sayang ...ketika kau menemukan cinta pertamamu, kamu bercerita dengan mata penuh cahaya , dan ketika cinta pertamamu hilang mata bercahaya itupun berubah menjadi lautan air mata, dan bunda dengan setia membasuh setiap tetesnya ......
Putri kecilku....
Dan kini  salahkah bunda ketika hari ini  harus menangis pilu...., menahan rindu,
Dan  lautan airmata yang menetes dipipi tua ini tak ada yang membantu menyeka.....dan bunda biarkan..mengalir terus walau terasa mengaburkan pandangan mata
Bunda seakan menikmati setiap tetes air mata ini.....seiring denga doa yang selalu bunda panjatkan kepada  yang Kuasa dan bunda seruhkan pada sekalian alam semesta......untuk kesehatanmu, untuk kesuksesanmu untuk kebahagiaanmu ...dam umtuk hari – harimu .....semoga dapat kamu isi dengan keimanan, ketaatan , tanggung jawab dan kebaikan.
Putriku kecilku.....
Haruskah setiap hari bunda melinggkari  tanggal dikalender, haruskah bunda setiap hari menghitung waktu, haruskah bunda setiap hari serasa bermimpi mendengar kamu bernyanyi dan mengaji.....ah betapa sakit rasa rindu ini....
Tapi bunda tak boleh cengeng  dengan rasa rindu ini, bunda harus tegar....setegar putri kecilku dalam meraih mimpi, setegar putriku dalam mencapai cita – cita..
Karena untuk meraih kesuksesan memang  harus berani berjuang, berjuang segalanya ......., harus berani berkorban dan bearani bekerja keras....
Rindu yang pilu
Medio 27 juli 2014

Selasa, 01 Juli 2014

GARUDAKU....INDONESIAKU

Garudaku.....Indonesiaku
Saat ini ibu pertiwi sedang menangis pilu...
Karena melihatmu tak segagah dulu
Karena melihatmu tak seperkasa  dulu....
Garudaku ......Indonesiaku
Akupun jadi jengah apabila tak bisa menjawab tanya
Dari  saudara – saudara kita yang ada diluar sana
Ketika  mereka kembali ke negeri Indonesia raya
Kenapa garuda indonesia telah berubah warna
Kemana warna emas  yang tak lagi menghias tubuhnya
Kenapa warnanya berubah menjadi merah menyalah
Berlumur darah menahan amarah
Garudaku......Indonesiaku
Bagaimana kalau pertanyaan yang sama keluar juga dari anak cucu kita.....
Apakah boleh baju kebesaran garuda berganti warna...
Siapa yang telah mengganti warna emas yang jaya .....
Kenapa harus berganti warna menjadi merah menyala
Ah....inginnya nanti kuberitakan pada mereka
Bahwa warna Garuda telah dirubah oleh sang penguasa
Karena sang penguasa ingin kelihatan gagah.....
Karena sang penguasa ingin menjadi juara....
Karena sang penguasa ingin memimpin negeri kita
Walau mungkin telah mencederai pahlawan bangsa
Walau mungkin telah keluar dari koridor yang seharusnya
Walau mungkin juga membuat dirimu, diriku dan diri kita semua menajdi terluka.....
Luka anak bangsa yang suatu saat akan menjadi bara
Bara yang nanti suatu saat menjadi kekuatan luar biasa
Kekuatan yang luar biasa yang menginginkan ditegakkan kembali demokrasi Pancasila
Garudaku.......Indonesiaku
Sungguh aku kasihan padamu, pada anak bangsa yang tak berani berbuat apa – apa
Untukmu....untuk kebesaran negara tercinta kita
Mereka semua seaakn bungkam ketika melihatmu tersandera oleh kepentingan sang penguasa
Garudaku .....Indonesiaku
Berbesar hatilah....terimalah.....dan makhlumilah.......
Inilah potret  para pemuda yang telah meneriakan dengan keras .... garuda di dadaku....
Garuda kebanggaanku.......tetapi maksudnya bukan garudaku ..Indonesiaku
Tetapi Garuda merah ....membara....menyala.....
Tetapi....aku percaya,  diantara mereka yang telah melupakanmu .....
Masih banyak pemuda – pemuda yang benar – benar akan membelamu
Yang akan membasuh merah darah ditubuhmu.....
Mengembalikanmu dengan warna keemasanmu....
Garudaku.......Indonesiaku.......selalu untukmu...MERDEKA!!!!!!!!