Senin, 18 Juni 2012

Contoh PTK Bahasa di TK



BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Keterampilan baca-tulis merupakan modal utama bagi murid. Dengan bekal kemampuan baca tulis, murid dapat mempelajari ilmu lain; dapat mengkomunikasikan gagasannya; dan dapat mengekspresikan dirinya. Kegagalan dalam penguasaan keterampilan ini akan mengakibatkan masalah yang fatal, baik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, maupun untuk menjalani kehidupan sosial kemasyarakatan. Namun, modal utama yang penting ini, masih belum merata dimiliki para murid. Banyak murid yang masih belum dapat membaca dan menulis.
Sementara itu, para guru Taman Kanak-Kanak (TK) masih berkutat tentang perlu tidaknya murid TK untuk diajari baca-tulis. Sekolah Dasar juga membeda-bedakan murid yang telah dan belum pandai membaca dan menulis. Kecenderungan tersebut misalnya tampak dengan adanya pengelompokan anak yang sudah dan belum pandai membaca dan menulis. Perlakuan itu menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian orang tua dan para guru TK, karena anak didiknya ditempatkan dalam kelompok yang belum pandai membaca dan menulis. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat, tumbuh kecenderungan baru berupa pengajaran baca-tulis di TK sebagai persiapan memasuki kelas satu Sekolah Dasar. Padahal, menurut kurikulum, murid TK hanya mendapatkan materi pelajaran yang sifatnya persiapan/mengenal materi pelajaran dalam suasana bermain. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik perkembangan jiwa murid TK. Jadi, kalaupun baca tulis diajarkan, hendaknya hal tersebut dilakukan dalam suasana yang penuh keceriaan dan kegembiraan, sesuai dengan perkembangan jiwanya. Para pakar pendidikan bahasa negara barat telah mensinyalir adanya kecenderungan pengajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan perkembangan jiwa anak seperti itu di negara mereka. Mereka mengatakan bahwa kita tidak dapat menerapkan metode baca-tulis untuk anak SD di Taman Kanak-Kanak.
Oleh karena itu pengajaran membaca harus selalu bertolak dari konteks dan penggunaan bahasa yang dapat diterima siswa, dan bukan dengan memberikan kata-kata tanpa konteks dan pengertian. Demikian juga dengan mengajarkan menulis, kritik terhadap cara mengajarkan keterampilan menulis (hand-writing) dengan jalan menyalin, mencontoh dan sebagainya, dikemukakan oleh Goodman dan kawan-kawan (1986) sebagai upaya yang sia-sia saja. Mereka berpendapat bahwa pengajaran literasi bukan hanya belajar membunyikan dan menuliskan huruf-huruf dengan cara merangkai-rangkainya melainkan upaya mengembangkan kemampuan literasi (baca-tulis) yang berdasar kepada kemampuan berbahasa.
Bagi  para ahli literasi  dari negara maju, pengembangan kemampuan literasi berarti mengembangkan kognitif anak yang berhubungan dengan kemampuan berbahasa. Dalam hal ini baca-tulis hanya sebagai sarana anak dalam mengemukakan perasaan dan pikiran  yang telah berkembang seiring dengan perkembangan bahasa mereka. Dengan kata lain belajar membaca dan menulis (dalam arti kemampuan mekanik) merupakan konsekuensi dari pengembangan kemampuan berbahasa. Selanjutnya, pemaknaan terhadap bacaan dan tulisan (construction of meaning) yang ada di sekeliling anak merupakan hasil dari sosialisasi anak dengan lingkungannya.
Di lain pihak, peneliti mengamati bahwa pengembangan literasi yang dilaksanakan di Indonesia selama ini lebih berarti pada mengajarkan baca-tulis dengan pengertian mengajarkan sistem/mekanisme atau cara membunyikan, menuliskan dan merangkai huruf menjadi kalimat yang diberikan oleh guru atau buku pelajaran membaca/menulis. Dengan demikian kebebasan anak mengembangkan kemampuan berbahasa melalui bacaan yang ada dan mengemukakan perasaan dan pikiran mereka melalui tulisan, sangat terbatas.
Gambaran mengenai implikasi dari pandangan para ahli literasi di negara maju dapat kita lihat di kelas-kelas rendah dan pendidikan pra-sekolah seperti misalnya di Eropa, Amerika dan Australia. Salah satu kegiatan tersebut adalah dengan memberikan kegiatan membaca melalui gambar-gambar yang menarik yang berada disekitar anak dan sudah di kenal oleh anak. Kegiatan membaca gambar diyakini dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, dan mengajarkan baca-tulis. Hal ini biasa dilakukan dengan menggunakan berbagai gamabar yang dapat dibuat langsung oleh guru maupun gambar jadi yang banyak disediakan di toko-toko.  Gambar yang digunakan merupakan kreasi gambar yang berkarakteristik khusus yang dibesarkan, baik teks maupun gambarnya, untuk memungkinkan terjadinya kegiatan membaca bersama (shared reading) antara guru dan murid. Gambar ini mempunyai karakteristik khusus seperti penuh dengan warna-warni, gambarnya menarik dan sudah dikenal oleh anak, kata menggunakan huruf kecil dan berwarna,.
Namun, strategi pengajaran membaca dengan menggunakan   gambar belum bisa dilaksanakan secara maksimal, mengingat strategi ini banyak menggunakan gambar-gambar yang menarik, sehingga apabila guru tidak kreatif dalam pengadaan gambar akan merasa kesulitan.Untuk itu, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (classroom action research) terhadap penerapan strategi membaca gambar yang berlandaskan akar budaya Indonesia; serta menciptakan berbagai gambar yang sesuai dengan perkembangan mental murid (developmentally appropriate practice) dan materi yang berada disekitar anak.

B.  Rumusan Masalah
                  Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1.      Jenis-jenis kegiatan apakah yang dapat dilakukan guru dalam pelaksanaan strategi membaca gambar…?
2.      Bagaimana membuat gambar dan tulisan yang sesuai dengan lingkungan dan perkembangan anak di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Nguntoronadi Kec. Nguntoronadi Kab. Magetan…….?
3.      Bagaimana menerapkan Strategi membaca gambar tersebut di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Nguntoronadi Kec.Nguntoronadi Kab. Magetan………….?

C.  Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengembangkan strategi pengajaran dengan menggunakan media gambar dan kata serta mencari alternatif penerapannya di Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Nguntoronadi Kec. Nguntoronadi Kab. Magetan. Di samping itu tujuan lain dari penelitian ini adalah menambah alternatif media pengajaran bahasa yang sesuai dengan situasi dan kondisi Taman Kanak-Kanak Dharma Wanita Nguntoronadi Kec. Nguntoronadi Kab. Magetan.

D.  Kegunaan Penelitian

                  Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai:
        1.Memberikan kegiatan membaca dan menulis yang menyenangkan bagi
           anak usia taman kanak-kanak sehingga kegiatan membaca menjadi
           kegiatayangmenyenangkanbagianak-anak.                                                                                       .      2.Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru taman     
          kanak- kanak dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa
       3.Sumbangan pemikiran bagi guru taman kanak-kanak dalam mengajar
          Dan  meningkatkan pemahaman siswa belajar membaca
       4.Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan sumber belajar yang dapat
          memberikan manfaat bagi siswa.
       5.Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa.

F.   Batasan Masalah

1.      Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa  kelompok B taman kanak-kanak Dharma Wanita NguntoronadiKec. Nguntoronadi Kab. Magetan
2.      Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun ajaran 2009/2010
3.      Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan  membaca