Kamis, 21 Juni 2012

Contoh ketrampilan bertanya pada Tehnik KOnseling


TEKNIK KONSELING

Teknik konseling digunakan dalam beberapa tahapan konseling dan merupakan dasar yang harus dikuasai oleh konselor, diantaranya
  1. Perilaku Attending:
    1. Ekspresi wajah: tenang,ceria,tersenyum
    2. Anggukan kepala
    3. Posisi tubuh agak condong ke arah kai,duduk akrab berhadapan/berdampingan
    4. Tangan: variasi gerakan tangan sebagai isarat setuju/menekankan ucapan
    5. Kontak mata(eye contact): melihat ki sewaktu bicara
    6. Menyambut konseli: menyambut dengan perkataan yang ramah dan hangat
  2. Empati:
    1. Empati primer: berusaha memehami perasaan,pikiran dan keinginan ki. contoh: “saya dapat merasakan bagaimana perasaan anda.”/ “saya dapat memahami perasaan anda.”
    2. Empati tingkat tinggi: “saya dapat merasakan apa yang anda rasakan,dan saya ikut terluka dengan pengalaman anda.”

  1. Refleksi perasaan: teknik untuk dapat memantulkan perasaan ki. contoh: “tampaknya yang anda katakan adalah….”
  2. Eksplorasi: teknik mengali perasaan,pikiran dan pengalaman ki. contoh: “bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang anda rasakan?”



KETRAMPILAN BERTANYA OLEH KONSELOR(KO)

  1. Mempersembahkan ki masuk dengan ekspresi wajah tersenyum ceria,memberi salam,menjabat tangan dan mempersilahkan masuk/duduk

  1. KO menanyakan kabar ki, “apa kabar anda pagi ini?”
Jawab ki “alhamdullilah baik!”

  1. Konseling berlangsung
(Ko): “ada yang bisa saya bantu?”
(Ki): “tidak,saya tidak punya masalah apa-apa”
(Ko): “coba diingat ingat apa prestasi belajarmu ada masalah?”
(Ki): “tidak prestasi belajar saya biasa saja”
(Ko): “bagaimana dengan nilai matematikamu, mungkin ada yang bisa kamu ceritakan?”
(Ki): termenung sejenak “ya bu tapi…….”
(Ko): “apa maksudnya tapi?” Ko memandang Ki dengan tenang
(Ki): “maksudnya nilai matematika saya agak turun karena bu guru selalu mendoktrin saya”

(Ko): diam menunggu Ki melanjutkan cerita
(Ki): “saya tidak suka guru matematika karena gurunya selalu menunjuk saya untuk menyelesaikan soal.”
(Ko): membelai bahu Ki seakan memberi kekuatan untuk menceritakan masalahnya “saya dapat merasakan bagaimana perasaan kamu”
(Ki): “iya bu, masa cuma gara-gara tidak mengerjakan tugas 1 kali lalu dihukum didepan teman_teman”
(Ko): “lalu…..”
(Ki): “lalu karena saya malu,maka saya tinggalkan kelas begitu saja”
(Ko): “ok saya mengerti masalah kamu dan saya ikut sedih dengan masalah kamu, tetapi kamukan tidak bisa seperti ini seterusnya,lalu langkah kamu selanjutnya apa?”
(Ki): “saya tidak tahu bu,saya takut”
(Ko): “hem, tampaknya yang akan kamu katakana adalah……”
(Ki): “apa saya harus pindah sekolah ya bu? Karena saya sudah tidak nyaman di sekolah ini”
(Ko): “apakah kamu yakin mau pindah sekolah,padahal sebentar lagikan mau ujian?”
(Ki): “tapi saya takut bertemu ibu guru matematika sepertinya beliau sangat marah dan benci sama saya”
(Ko): “ ow ya??,padahal semua guru sayang sama muridnya seperti orang tua sayang dengan anaknya,semua guru menginginkan yang terbaik untuk muridnya,kalau kamu salah lalu dibiarkan gurumu apa itu tidak lebih buruk?”
(Ki): diam termenung “lalu apa yang harus saya lakukan bu ?”
Ko) “……………”’(diam).
(ki)  “Saya harus bagaimana, saya …tidak tahu.”
(Ko): “coba kamu renungkan kejadian kemarin dengan pikiran yang jernih mungkin dapat membantu kamu menemukan jalan keluar.”
(Ki): “bu apa tidak terlambat jika saya minta maaf kepada guru matematika?karena setelah saya piker tindakan saya kemarin sanagat keterlaluan”
(Ko): “ begitu…….”
(Ki): “ya bu karena saya sudah tidak sopan telah meninggalkan kelas begitu saja”
(Ko): “baik jadi kesimpulannya……..”
(Ki): “saya akan minta maaf pada guru matematika dan berjanji untuk berbuat lebih baik lagi”
(Ko): “bagus jadi kamu akan minta maaf pada guru matematika ya,sekarang bagaimana perasaanmu setelah menceritakan masalah ini?”
(Ki): “sudah tenang dan lebih lega bu”
(Ko): “ya sudah ibu pegang janjimu untuk minta maaf kepada guru matematika,tetapi bila kamu tidak melakukan apa jaminannya?”
(Ki): “insyaallah saya akan minta maaf kepada guru matematika”
(Ko): “baik kalau begitu kamu boleh kembali ke kelas”
(Ki): “terima kasih bu,assalamualaikum”
(Ko): “walaikumsallam.”
Ko mengantar Ki sampai pintu.