Senin, 15 Maret 2010

CALISTUNG TK......PERLUKAH ITU ?.

PENDIDIKAN TAMAN KANAK KANAK
                   Program pembelajaran TK, RA dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didk memasuki SD, MI. Semua program pembelajaran di TK, RA diselenggarakan secara unteraktif, inspiratif, inovatif, atraktuf , menyenangkan ,menantang dan mendorong kreativitas serta kemandirian anak. Sedang prinsip belajar di TK, RA didasarkan pada prinsip bermain sambul belajar dan belajar seraya bermain dengan tetap memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan dasar masing2 siswa/ anak, sosial budaya dan serta kindisi dari kebutuhan masyarakat setempat ( Semuanya harus berorientasi pada kebutuhan suswa).
                  Direktorat jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Suyanto menegaskan bahwa pengenalan baca tulis berhitung (calistung) tidak diperkenankan untuk diajarkan secara langsung sebagai pembelajaran kepada peserta didik di TK. Calistung harus dalam kerangka pengembangan seluruh aspek tumbuh kembang anak, dilakukan sambil bermain dan disesuaikan dengan tugas perkembangan anak.
                  Prof. Suyanto juga menuturkan seperti yang tertuang dalam surat edaran dari Dirjen Dikdasmen nomor : 1839/c.c2/TU/2009 yang ditujukan kepada seluruh gubernur dan bupati/walikota seluruh Indonesia, TK seharusnya hanya menciptakan lingkungan yang kaya dengan beragam bentuk keaksaraan yang akan lebih memacu kesiapan anak didiknya untuk memulai kegiatan calistung ditingkat lanjutan yaitu SD. Beliau juga menambahkan bahwa pendekatan bermain sebagai metode pembelajaran di TK hendaknya disesuaikan dengan perkembangan usia dan kemapuan anak didik yaitu secara berangsur dikembangkan dari bermain sambil belajar (unsur berman lebih dominan) menjadi belajar seraya bermaun (Belajar mulai dominan). Yang tersirat dari pernyataan Prof.Suyanto tersebut diatas bahwa pembelajaran membaca menulis dan berhitung  (calistung) secara tidak langsung dilarang untuk dperkenalkan pada anak anak usia TK, inin senada dengan anggapan Piaget bahwa pada usia dibawah 7 tahun anak belum mencapai fase dimana anak anak dianggap sudah bisa berfikir terstruktur, Sementara itu kegiatan belajar calistung sendiri didefinisikan sebagai kegiatan yang terstruktur sehingga tidak cocok apabila diberikan pada anak dibawah 7 tahun.

PERLUKAH ANAK BELAJAR CALISTUNG
                     Persoalan membaca menulis dan berhitung (calistung) diberikan pada anak TK dewasa ini telah menjadi fenomena tersendiri , terutama untuk orang tua yang mempunyai anak TK. Kenyataan yang ada bahwa anak anak TK yang akan  melanjutkan sekolah ke SD"FAVORIT" sudah barang tentu harus siap dan bisa calistung (kalau pelu plus bahasa inggris) ,ini terbukti dikarenakan persaingan untuk masuk SD favorit cukup ketat, sehingga membuat pihak pengelolah SD"FAVORIT' memberlakukan syarat tertentu bentuk tes/seleksi dalam penerimaan siswa baru (PSB). Secara nyata bahwa saat ini untukpenerimaan siswa SD sudah tidak lagi memprioritaskan anak  anak usia 7-12 tahun tetapi sudah bergeser menjadi tolok ukur kemampuan anak untuk lolos tes/seleksi penerimaan siswa baru. Walaupun kurikulum SD kelas I tetap memulai dengan belajar membaca menulis permulaan ,diakui atau tidak guru guru SD sekarang lebih suka menerima siswa kelas I yang sudah siap dan bisa calistung.Kenyataan ini kontan membuat sebagaian besar wali murid panik, kalau anaknya yang duduk dibangku TK belum bisa calistung, akhirnya para orangtua/walimurid TK secara tidak langsung mendorong sekolah sekolah (TK,RA) untuk dapat menyediakan calistung sebagai bagian dari kurikulumnya.karena orang tua murid saat ini telah menjadikan calistung sebagai acuan untuk memilih TK bagi putra/putrinya. Ini berdampak pada TK TK yang didalamnya tidak ada pembelajaran calistung, akan ditinggalkan/ kurang diminati oleh para orang tua wali murid TK.
                     Taman kanak kanak yang semula diharapkan  akan menjadi "TAMAN" yang paling indah, taman yang menyenangkan, taman tempat bermain  sirna seketika menjadi sekolah formal mini, dengan pemandangan klasik anak mendengarkanceramah, lalu mengerjakan LKS/majalah bulanan dan seterusnya. Lalu dimana letak bermain dan menyenagkan, Dimana letak kreativitas guru dalam mengelolah kelas yang kreatif dan inovatif , dimana letak kegiatan yang menantang yang dapat mengeksplor kemampuan anak ?. Yang terjadi saat ini sejumlah teman teman guru TK terpaksa "menekankan" kemampuan baca tulis berhitung pada siswanya, sehingga banyak teman teman guru TK kurang optimal memprioritaskan upaya merangsang dan mengembangkan potensi anak secara holistik. Padahal mestinya di TK ,pendidikan lebih diarahkan pada pengasahan potensi anak serta membangun karakter dan budaya anak untuk menjadi seorang yang mempunyai karakter dan kepribadian kuat.
                    Sebagai guru TK, penulis bersikap fleksibel ,karena menurut penulis semua pro dan kontra perlunya pembelajaran calistung pada anak TK itu mempunyai nilai positif dan negatif pada porsinya masing masing. Karena kita tidak bisa menutup mata begitu saja bahwa seiring dengan bergesernya waktu, maka perkembangan dalam pembelajaran diera informasi sekarang ini sebenarnya sudah semakin berubahjauh. Topik topik pelajaran bukanlah persoalan yang akan menghambat seseorang pada usia berapun untuk belajar. Syaratnya hanya mengubah cara belajar disesuaikan kecenderungan gaya belajar dan metodenya dengan usia masing masing sehingga terasa menyenangkan dan membangkitkan minat untuk terus belajar yang akhirnya akan terciptalah suasana kegembiraan belajar (Enjoyfull learning).
                     Dan tidak berlebihan apabila penulis katakan bahwa belajar calistung bahkan bahasa inggris boleh diberikan pada anak usia dibawah 7 tahun (TK,RA), selama prinsuip belajar "FUN' yang dikembangkan , materi apapun yang diberikan pada anak TK akan direspon dengan baik.Jadi persoalan terpenting dari itu semua adalah kemampuan guru merekonstruksi cara untuk mempelajarinya sehingga anak akan meanganggap kegiatan belajar mereka seperti bermain atau memang berbentuk permainan. Goodluck.